Kisah Pasukan Benteng Riders, Dibentuk untuk Melawan Gerakan Separatisme

Kisah Pasukan Benteng Riders, Dibentuk untuk Melawan Gerakan Separatisme
info gambar utama

Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 400/Banteng Raider pada 23 Maret lalu telah berusia 70 tahun. Banteng Raider merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya digembleng di Pusdikpasus Kopassus.

Banteng Raider bermarkas di Srondol Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah ini merupakan batalyon di bawah kendali langsung Pangdam IV Diponegoro. Pasukan ini dalam sejarahnya digunakan untuk menumpas separatisme.

Sempat Tutup, Terowongan Bawah Tanah Era 1959 di Stasiun Jogja Kembali Dibuka

Lebih dari satu dekade lalu, pasukan Banteng Raiders telah berpengalaman dalam berbagai pertempuran, mulai dari melawan DI/TII di Jawa Tengah, PRRI di Sumatra Barat, maupun terlibat dalam perebutan Irian Barat.

“Jumlah personilnya semakin besar,” jelasnya.

Dibentuk Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani membentuk Benteng Raider untuk menandingi pasukan Tentara Islam Indonesia yang dipimpin Amir Fatah di wilayah Jawa Tengah. Ketika itu Ahmad Yani menggalang gerakan benteng nasional dan dilatih secara khusus.

Ahmad Yani melatih pasukan ini di wilayah Magelang. Kemudian pasukan khusus tersebut dikembangkan dengan personel yang diambil dari tentara serta Teritorial Diponegoro yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Ahmad Yani membentuk pasukan ini secara kecil tetapi mempunyai daya gempur, daya kejut, dan bermental baja. Mereka dilatih dengan gemblengan yang keras, bagaimana agar bisa menghadapi situasi sesulit apapun.

Mengenal Pangkat Prada TNI, Dari Singkatan, Gaji hingga Tunjangan

“Pasukan ini dinamakan pasukan Banteng Raiders dengan simbol kepala banteng yang berarti apabila terluka bukannya mundur, tetapi mengamuk bagaikan banteng yang terluka,” tulis Ahmad Antoni.

Operasi penumpasan DI/TII yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional (GBN) yang komando operasinya bermarkas di Slawi Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Padahal sebelumnya cukup sulit menumpas pasukan DI/TII.

Cikal bakal Kopassus

Pasca Ahmad Yani menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Banteng Raiders sudah sebesar tiga batalyon, mulai dari Banteng Raiders I di Magelang, Batalyon Infanteri 454 sebagai Banteng Raiders II di Srondol, dan Banteng Raiders III di Jatingaleh.

Banyak anggota Banteng Raiders I kemudian masuk ke dalam Resimen Tjakrabirawa, pasukan pengawal Presiden Soekarno pada 1962. Meski demikian Batalyon Banteng Raiders I dan III tetap ada.

Mengenal Pangkat Mayor TNI, Dari Singkatan, Gaji hingga Tunjangan

Selain itu ada juga anggota Banteng Raiders yang masuk pasukan khusus Angkatan Darat, yaitu Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Program ini dimulai pada akhir tahun 1963.

“Unit pertama yang dipilih untuk konversi adalah Batalyon 441 Banteng Raiders III yang berbasis di Semarang,” catat Ken Conboy dalam Kopassus: Inside Indonesia’s Special Forces.

Setelah pelatihan di Batujajar, mereka menjadi Batalyon 3 RPKAD. Pada 1966, RPKAD berubah menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD) dan pada 1971 berubah lagi menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Referensi:

  • Inews, Sejarah Banteng Raider, Pasukan Pemukul Kodam Diponegoro yang Disegani Kawan maupun Lawan https://jateng.inews.id/amp/berita/sejarah-banteng-raider-pasukan-pemukul-kodam-diponegoro-yang-disegani-kawan-maupun-lawan/3
  • Historia, Dari Banteng Raiders ke Baret Merah
  • https://historia.id/amp/militer/articles/dari-banteng-raiders-ke-baret-merah-vYMlr

.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini