Sekilas Jembatan Cincin, Arsitektur Jalur Kereta Ala Romawi di Jatinangor

Sekilas Jembatan Cincin, Arsitektur Jalur Kereta Ala Romawi di Jatinangor
info gambar utama

Jembatan Cincin yang berada di Desa Hegarmanah, lebih tepatnya berada di halaman belakang Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sudah tidak asing bagi masyarakat sekitar.

Jembatan yang dibangun pada masa Hindia Belanda tersebut masih berdiri kokoh hingga saat ini. Berdasarkan catatan sejarah, jembatan ini dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) atau perusahaan Kereta Api Negara pada tahun 1917/1918.

“Selain untuk mengangkut orang, jembatan ini digunakan utamanya untuk mengangkut hasil perkebunan, seperti teh dan karet,” tulis Nur Azis dalam Sepenggal Sejarah Jembatan Cincin Sumedang dan Jalur KA di Indonesia yang dimuat Detik.

Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak? Fisika dan Keselamatan Jadi Alasannya!

Pemerintah kolonial membangun jembatan ini untuk jalur kereta api yang menghubungkan daerah Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali. Awalnya jalur kereta api ini direncanakan sampai Sumedang tetapi terhenti karena krisis keuangan.

“Pembangunan jalur simpangan ke Tanjungsari, sebenarnya diniatkan hingga Sumedang tetapi karena terkendala keuangan jadinya terhenti di Tanjungsari,” ucap Pegiat Literasi, Atep Kurnia.

Direncanakan sejak lama

Atep mengungkapkan bahwa jalur kereta api Rancaekek-Sumedang dan Bandung-Ciwidey sudah direncanakan sejak akhir abad-19. Tetapi ucapnya selalu ditolak oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

S.A Reitsma dalam buku Boekoe Peringatan dari Staatsspoor En Tramwegen di Hindia Belanda 1875-1925 menyebut SS telah berhasil membangun sejumlah jalur kereta api di pulau Jawa dan Sumatra.

“Bahkan warisannya masih bisa dirasakan hingga kini,” ucapnya.

Kisah Mistis Perlintasan Mbah Ruwet hingga Dijaga Belasan Orang, Mengapa?

Sebelumnya SS, sudah ada perusahaan swasta yang bisa membangun jalur kereta api Semarang-Solo-Jogja yang rampung pada 21 Mei 1873, serta Betawi-Bogor, yakni Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Tetapi perusahaan tersebut tidak dapat mengembangkan jalur-jalur lainnya akibat keterbatasan modal. Faktor alam di Pulau Jawa yang cukup menantang telah menguras para investor di mana keuntungan tidak didapat.

Dimanfaatkan oleh warga

Pada perkembangannya manfaat jalur transportasi kereta api di daerah Priangan termasuk jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari bisa dimanfaatkan untuk banyak kepentingan, termasuk pertahanan militer dan angkutan penumpang umum.

Sementara itu, masih berdiri kokohnya Jembatan Cincin tersebut membuatnya kerap dimanfaatkan oleh pejalan kaki atau pengguna motor untuk menghubungkan beberapa daerah di kawasan Cikuda.

Libur Iduladha, Inilah Daftar Kereta Api yang Dapat Tambahan Perjalanan

Apalagi di sekitar jembatan itu masih terdapat area persawahan yang diolah oleh warga setempat. Disamping itu pertumbuhan pemukiman yang sangat cepat dan pesat membuat banyak pemukiman di daerah itu.

Berdirinya beberapa apartemen membuat pemandangan di atas Jembatan Cincin semakin unik. Apalagi arsitektur bangunan dari Jembatan Cincin yang masih terawat sejak zaman Belanda memberikan kesan estetik.

Referensi:

  • Detik, Sepenggal Sejarah Jembatan Cincin Sumedang dan Jalur KA di Indonesia
    https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5740291/sepenggal-sejarah-jembatan-cincin-sumedang-dan-jalur-ka-di-indonesia/amp

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini