Indonesia Memulai Kontruksi Kapal Frigat Merah Putih

Indonesia Memulai Kontruksi Kapal Frigat Merah Putih
info gambar utama

Pada tanggal 25 Agustus, upacara Kell laying untuk frigat Merah Putih pertama dari dua frigat diadakan di fasilitas perusahaan galangan kapal milik negara Indonesia, PT PAL Indonesia, di Kota Surabaya, Jawa Timur. Upacara Keel Laying merupakan momen penting sebagai tanda hari kelahiran Kapal, diawali dengan pembuatan rangka Lunas Kapal.

frigat Merah Putih akan dibangun berdasarkan desain Arrowhead 140 dari Babcock, Inggris, dengan panjang 140 meter dan bobot seberat 5.996 ton. Kapal ini akan menjadi kapal tempur permukaan terbesar dan paling canggih yang pernah dibangun di Indonesia. Nantinya frigat ini akan dilengkapi dengan teknologi pengindraan serta persenjataan yang lebih modern. Terlebih sebagai produk yang berteknologi tinggi tentunya tidak lepas dari proses pengembangan dan adjusting mechanism sesuai kebutuhan pengguna.

Berdasarkan publikasi PT PAL, kontrak untuk pembangunan dua frigat ditandatangani dengan Kementerian Pertahanan Indonesia pada tanggal 30 April 2020. Pada tanggal 24 Mei 2021, kontrak tersebut mulai berlaku. Pada bulan September 2021, galangan kapal ini menandatangani perjanjian lisensi desain dengan Babcock yang memungkinkan PT PAL untuk membangun dua frigat berbasis Arrowhead 140 secara lokal.

Fregat Arrowhead 140 | arrowhead140
info gambar

Pemotongan baja pertama untuk frigat pertama (nomor konstruksi W000304) dilakukan pada tanggal 9 Desember 2022, sementara perkembangan frigat kedua (nomor konstruksi W000305) masih belum ditentukan. frigat pertama dan kedua dijadwalkan akan diserahkan masing-masing dalam waktu 57 bulan dan 69 bulan, sejak tanggal kontrak mulai berlaku. Sebelumnya, PT PAL menyatakan bahwa mereka juga memanfaatkan pengalaman sebelumnya dalam membangun frigat SIGMA 10514 (PKR) (bersama pembangun kapal Belanda Damen) untuk mengerjakan frigat Merah Putih ini.

Pada tahun 2021, PT PAL menyatakan bahwa frigat ini akan menggunakan sistem penggerak diesel gabungan (CODAD) dengan kecepatan maksimum 28 knot (beban penuh) dan daya tahan sejauh 9.000 mil pada kecepatan 18 knot. Selain itu, kapal ini akan dilengkapi dengan sistem peluncuran vertikal berisi 24 sel (VLS) untuk peluru kendali permukaan-ke-udara (SAM) jarak menengah, 32 sel VLS untuk SAM jarak jauh, dan 16 sel untuk peluru kendali permukaan-ke-permukaan (SSM).

Berdasarkan desain yang disajikan selama upacara kell laying, akan dipasang dua sistem meriam laut 76 mm (oleh Leonardo) di bagian depan (yang merupakan konfigurasi langka). Sementara itu, menurut beberapa laporan, sistem pengelolaan pertempuran (CMS) frigat akan disediakan oleh perusahaan Turki, Havelsan. Jika ini dikonfirmasi, maka paket sensor kemungkinan besar juga akan mencakup sistem-sistem Turki (termasuk sistem radar). CMS ADVENT Havelsan telah dipilih oleh TNI AL untuk kelas KCR60-nya. Rumor lokal juga menyebutkan kombinasi peluru kendali permukaan-ke-udara MBDA ASTER dan peluru kendali anti-kapal Brahmos buatan India, tetapi hal ini masih harus dikonfirmasi secara resmi.

Namun demikian, konfigurasi akhir kapal dapat berubah tergantung pada anggaran Kementerian Pertahanan dan/atau persyaratan misi Angkatan Laut Indonesia (TNI AL).

Proyek frigat merah putih bisa disebut sebagai tonggak baru Indonesia menapak tingkatan baru dalam kapasitas membangun kapal perang sekaligus kekuatan matra laut. Dari sisi kapasitasknowledge, PT PAL memang pernah membangun frigat sigma kelas. Tapi prosesnya lebih banyak dilakukan Damen Shipyard Belanda, dan hanya sebagai dibangun di Tanah Air.

PT PAL gelar ceremony keel laying proyek pembangunan Kapal Fregat Merah Putih ke-1 di Surabaya | PT PAL Indonesia
info gambar

Kemampuan penuh galangan kapal domestik baru sebatas membuat kapal cepat rudal (KCR), seperti ditunjukkan galangan PT PAL, PT Palindo Batam Shipyard, maupun PT Tesco Indomaritim. Sedangkan dari sisi kekuatan, sejauh ini kapal perang yang dimiliki Indonesia seperti kelas KRI Raden Eddy Martadinata (REM) atau PKR10514 SIGMA yang dibangun bersama Damen belum sepenuhnya kelas real frigat ataulight frigat. Sedangkan kelas KRI Ahmad Yani perlahan sudah memasuki masa pensiun dan harus diistirahatkan.

Menurut Chief Operating Officer (COO) PT PAL, Iqbal Fikri, proyek frigat ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk memajukan dan meningkatkan kapasitas dan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, termasuk untuk mengurangi ketergantungan pada platform dan senjata impor.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini