Ragit Jalo, Roti Jala Khas Palembang yang Dikenalkan Pedagang India

Ragit Jalo, Roti Jala Khas Palembang yang Dikenalkan Pedagang India
info gambar utama

Perlu kamu ketahui, makanan khas Palembang tidak sekedar pempek saja, tetapi masih banyak lagi yang mesti kamu coba. Apalagi untuk makanan ringan atau kudapannya.

Di kota Palembang, terdapat suatu camilan unik yang dikenal sebagai Ragit jalo. Terbuat dari campuran tepung terigu, telur, dan sedikit garam, camilan ini disajikan dengan kuah kari yang menjadi pendamping saat menyantapnya.

Ragit jalo mendapatkan namanya dari bentuknya yang menyerupai jala atau jaring. Biasanya, masyarakat setempat melipatnya menjadi segitiga atau menggulungnya seiring dengan bentuk jala tersebut.

Main Ke Palembang? Inilah 3 Rekomendasi Tempat Mie Celor Palembang

Berasal dari pedagang India

Ragit jalo memiliki kemiripan dengan roti jala khas Medan, keduanya disajikan dengan kuah kari. Namun, perbedaannya terletak pada kekentalan kuah kari, di mana kuah kari ragit jalo lebih encer jika dibandingkan dengan roti jala yang memiliki konsistensi lebih kental.

Tidak hanya ada kemiripan dengan roti jala, camilan asal Palembang ini juga memiliki analogi dengan makanan serupa yang berasal dari Indramayu. Jika ragit jalo disajikan dengan kuah kari, ragit dari Indramayu menggunakan mie yang disertai dengan telur dadar, disiram dengan kuah santan yang kaya akan cita rasa ebi, menghadirkan rasa laut khas daerah pesisir. Meskipun begitu, rasa keduanya sama-sama lezat dan gurih.

Sensasi cita rasa akan terasa saat ragit dicelupkan dalam kuah kari yang sarat dengan rempah-rempah, dan kemudian ditaburi dengan bawang goreng serta irisan cabai hijau yang halus.

Keterkaitan kuah kari ragit jalo dengan kuah serupa yang digunakan dalam martabak India bukanlah suatu kebetulan semata. Berdasarkan cerita dan literatur yang ada, diketahui bahwa resep ragit jalo diperkenalkan oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat, India, dan mereka masuk ke wilayah Kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-7 Masehi.

Celimpungan, Olahan Ikan Berkuah Santan yang Menjadi Simbol Semangat Masyarakat Palembang

Rasa rempah yang otentik

Kelezatan ragit jalo dengan cepat menyebar dan menjadi favorit di lingkungan kerajaan pada masa itu. Setiap kali ada perayaan di istana, ragit jalo pasti menjadi bagian dari hidangan yang harus disajikan kepada para tamu kehormatan. Camilan ini juga mendapatkan respon positif dari para pedagang Persia yang berkunjung dan menetap di daerah kerajaan.

Sejak saat itu, setiap kali kita menyantap ragit jalo yang diselimuti dengan kuah kari, kita akan langsung merasakan kombinasi rasa gurih, lezat, pedas, dan sedikit keasaman yang menggoda lidah kita. Kuah kari tersebut terdiri dari perpaduan rempah-rempah seperti lengkuas, batang serai, cabai, daun kari, daun jeruk, hingga daun salam.

Saat ini, ragit jalo dapat ditemukan dengan harga yang terjangkau, berkisar antara Rp9.000 hingga Rp15.000 per porsi. Anda dapat mencarinya di komunitas pedagang Arab di beberapa pasar di Kota Palembang, seperti Pasar Kuto, Kuto Baru, dan Sayangan. Pada hari-hari biasa, ragit jalo umumnya disajikan sebagai hidangan sarapan pagi atau saat acara sedekah.

Selama bulan puasa, rindu untuk menikmati ragit jalo tidak sulit dipenuhi karena camilan ini mudah ditemukan di pusat-pusat kuliner Ramadan di Palembang. Contohnya, di pasar-pasar yang ramai selama bulan puasa, seperti di Jl Ratna Talang Semut. Namun, pada hari-hari biasa, dibutuhkan sedikit kesabaran untuk mencari ragit jalo di Kota Pempek.

Jadi, kalau ke Palembang, jangan lupa untuk mencicipi ragit jalo ya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini