Tingkatan Interkoneksi, RI Jajaki Peluang Ekspor Listrik ke Filipina-Brunei Darussalam

Tingkatan Interkoneksi, RI Jajaki Peluang Ekspor Listrik ke Filipina-Brunei Darussalam
info gambar utama

Pemerintah Indonesia menjajaki peluang ekspor listrik ke Filipina dan Brunei Darussalam. Hal ini menjadi salah satu langkah pengembangan interkoneksi jaringan listrik di negara-negara ASEAN.

Dilansir dari Antara, Minggu (27/8), Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan skema konektivitas listrik itu nantinya dilakukan dengan menyambungkan listrik dari Indonesia ke Malaysia yang sudah berjalan saat ini.

Adapun kerja sama interkoneksi tersebut akan menjadi pembahasan dalam Forum Bisnis Energi ASEAN di Nusa Dua, Bali. Sejauh ini pemerintah sendiri belum mengungkapkan potensi nilai kerja sama serta pelaku bisnis yang akan melaksanakan interkonektivitas antarnegara tu.

Manfaatkan transisi energi

Interkoneksi listrik disebut akan mendorong pemanfaatan transisi energi yang menyesuaikan dengan potensi wilayah. Misalnya antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan yang menyimpan potensi energi hidro sebagai energi terbarukan maupun Filipina dengan geothermal.

“Kalau konektivitas basisnya energi fosil, pikiran saya, fosilnya saja yang dikirim, tidak perlu membuat jaringan karena geothermal tidak bisa dipindah, tapi minyak atau batu bara itu yang dikirim menggunakan kapal ke Filipina seperti yang terjadi sekarang,” kata Dadan.

Interkonektivitas listrik beberapa negara (sub region) di kawasan Asia Tenggara ternyata sudah dilakukan sejak 2022 yakni antara Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Ketua Forum Bisnis Energi ASEAN (ABF) 2023 Andy Tirta mengungkapkan hal ini dapat membuka investasi di sektor energi bersih.

Indonesia Ingin Ekspor Listrik, Caranya: Tarik Kabel ke Singapura

Butuh 29 T dolar AS

Sementara itu, Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) menilai bahwa untuk mengimplementasikan transisi menuju energi bersih, negara di ASEAN membutuhkan pembiayaan sekitar 29 triliun dolar AS hingga 2050 dengan skema 100 persen energi terbarukan.

Sementara di Indonesia, kajian Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan negara ini perlu sekitar hampir tiga kali lipat guna mendukung investasi energi bersih pada 2030 melalui tambahan investasi sebesar 8 miliar dolar AS per tahun.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan ada beberapa cara untuk dapat membiayai misi tersebut. Di antaranya melalui pembiayaan campuran, kemitraan pemerintah-swasta (KPS), pendanaan internasional, serta pembiayaan ramah lingkungan dan inovatif.

Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan: Bagaimana Transisi Energi di ASEAN?

Referensi:

Antara. RI Jajaki Bangun Jaringan Listrik dengan Brunei, Malaysia, dan Filipina. https://bali.antaranews.com/berita/323367/ri-jajaki-bangun-jaringan-listrik-dengan-brunei-malaysia-dan-filipina

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini