Indonesia dan Secercah Kecerdasan BRICS Plus

Gracia Paramitha

Indonesia dan Secercah Kecerdasan BRICS Plus
info gambar utama

Diplomasi Indonesia semakin populer dan disorot di mata dunia. Usai berbagan rangkaian perhelatan G20 Indonesia 2022 lalu, kini keketuaan Indonesia di ASEAN dan pengaruhnya dalam negara berkembang belahan Selatan telah menjadi daya tarik grup BRICS.

BRICS secara historis merupakan kelompok informal negara perekonomian besar yang terdiri dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa dan memulai pertemuan awalnya pada 16 Juni 2009. Kelompok yang merepresentasi 40 persen perekonomian dunia ini akan melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 pada tanggal 22-24 Agustus 2023 mendatang.

Salah satu isu terhangat yang sedang dibahas dalam forum BRICS adalah dibuatnya New Development Bank (NDB) atau biasa disebut BRICS Development Bank, yang nantinya berambisi untuk membuat mata uang/kurensi khusus BRICS dengan tujuan dedolarisasi atau menandingi kurs dolar Amerika Serikat. Tema ini pun juga menjadi sorotan utama dalam perhelatan BRICS Postgraduate Forum 2023 di Cape Town, Afrika Selatan pada tanggal 16-18 Agustus 2023.

Forum ilmiah ini diketua oleh Dr. Ndivhuho Tshikovhi dan dihadiri sekitar 80 peserta dari negara BRICS dan negara mitra (seperti Indonesia). Format penyelenggaraannya pun hybrid, yang mana ada sekitar 50 peserta bergabung secara daring. Pertemuannya sendiri berlangsung di hotel Hyatt Regency Cape Town, Afrika Selatan.

Perlukah Indonesia Bergabung ke Dalam BRICS? Ini Peluang dan Tantangannya

Selain tema NDB, ada 4 tema lain yang menjadi research cluster BRICS, yakni: Entrepreneurship dan Pembangunan dalam Pengetahuan dan Inovasi, Kedaruratan Iklim dan Tantangannya untuk negara-negara BRICS, pertukaran masyarakat BRICS dan integrasi kultur melalui wisata dan transportasi, serta tata Kelola ekonomi dan politik BRICS.

Pertemuan para akademisi, pelajar, dan peneliti ini berlangsung ke-2 kalinya pasca BRICS Postgraduate Forum 2022 di Brazil. Namun, partisipasi akademisi Indonesia di tahun 2023 ini adalah pertama kalinya dan menjadi sejarah baru bagi BRICS.

Empat akademisi dan pelajar Indonesia telah terpilih berdasarkan abstraksi riset mereka, yakni: Dr. Gracia Paramitha sebagai dosen School of Government and Public Policy (SGPP) bersama murid S2nya Dhina Mutiara Kartikasari, Dr. Indra Kusumawardhan sebagai dosen Universitas Pertamina dan Iqbal Ramadhan (mahasiswa Doktoral Universitas Padjajaran).

Dhina dan Dr. Gracia menulis makalah berjudul “Challenges of Tech-Driven MSMEs in Indonesia and South Africa”, sedangkan makalah Iqbal Ramadhan dengan Dr. Indra berjudul “Developing BRICS Sustainable Tourism in the Post Pandemic Era”.

Ekspansi BRICS atau disebut BRICS Plus kian nyata dengan adanya kolaborasi dan peluang kerjasama akademik dalam bentuk penelitian bersama, publikasi BRICS, serta peluang kolaborasi riset BRICS dengan akademisi Indonesia (dengan Dr. Gracia) dalam mengembangkan mekanisme dan sistem digitalisasi Pendidikan BRICS.

Makalah-makalah yang terkumpul dan telah dipresentasikan oleh ratusan mahasiswa Pascasarjana BRICS Plus secara hybrid di Cape Town nantinya akan mendapat akses publikasi internasional. Publikasi dan peluang riset bersama inilah yang memunculkan secercah harapan baru dan semangat berinovasi dalam dunia pendidikan internasional, khususnya Indonesia dan BRICS.

Kegiatan BRICS Postgraduate Forum 2023 di Cape Town telah berjalan lancar dan mendapat dukungan dari berbagai sponsor dan mitra, di antaranya: National Institute for the Humanities and Social Sciences–South Africa, South African BRICS Think Tank, Durban University of Technology (DUT)–South Africa, Cape Peninsula University of Technology (CPUT)–South Africa, BRICS academic network.

Kegiatan ilmiah ini menjadi pendorong inovasi dan kecerdasan BRICS sebelum menuju perhelatan utama KTT BRICS 2023, yang diharapkan dapat memberikan masukan, inspirasi, dan temuan-temuan ilmiah menarik dari berbagai makalah BRICS Postgraduate Forum 2023.

Selain berpartisipasi dalam forum akademik BRICS, Dr. Gracia bersama Dhina mengikuti upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2023 bersama dengan para masyarakat Indonesia lainnya di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, dan Bapak Tudiono baru saja menjabat dan ditetapkan sebagai Konsul Jenderal Indonesia yang baru di Cape Town.

Indonesia memiliki riwayat historis dengan benua Afrika, khususnya kota Cape Town dan negara Afrika Selatan. Kajian digitalisasi UMKM oleh Dr. Gracia dan Dhina dan topik wisata berkelanjutan BRICS yang ditulis oleh Dr. Indra dan Iqbal harapannya mampu memajukan kecerdasan bangsa Indonesia dalam memandang peta perekonomian dunia yang semakin luas di bawah kerjasama BRICS, G20, maupun forum-forum bergengsi lainnya.

Sudah saatnya Indonesia semakin memperkuat jejaring, kemitraan, dan pertemanan dengan para pendidik-pendidik BRICS!

Indonesia Siap Hadiri KTT BRICS di Afrika Selatan, Minat Gabung?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Gracia Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Gracia Paramitha .

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini