Unik dan Berkelanjutan, Indonesia Pamer Subak di 18th World Water Congress Beijing

Unik dan Berkelanjutan, Indonesia Pamer Subak di 18th World Water Congress Beijing
info gambar utama

Masyarakat Bali terkenal memiliki cara yang khas dalam mengairi lahan pertanian. Disebut dengan Subak, sistem irigasi tradisional ini sarat akan nilai-nilai kearifan lokal.

Dalam 18th World Water Congress di Beijing, Senin (11/9), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memperkenalkan Subak sebagai representasi dari sistem pengelolaan air yang berkelanjutan.

Menurutnya, sistem subak adalah manifestasi dari hubungan yang tidak terpisahkan antara Tuhan, manusia dan alam untuk menghasilkan makanan dan kebutuhan lainnya. Secara filosofis, Subak menganut Tri Hita Karana yang percaya pada kesatuan roh, dunia manusia, dan alam atau lingkungan.

“Subak merupakan sistem irigasi Bali sebagai perwujudan tatanan hukum budaya dengan ciri-ciri yaitu kemandirian sosial, ketahanan pangan, dan keketuaan agama dengan tekad dan semangat gotong royong memperoleh air untuk menghasilkan makanan, khususnya beras dan palawija,” jelasnya.

Atas dasar itu, Menteri Basuki mengungkapkan sistem Subak sangat berkaitan erat dengan tema Water for All: Harmony Between Human and Nature yang diangkat dalam 18th World Water Congress Beijing.

Jadi destinasi kunjungan lapang

Subak Bali
info gambar

Seperti diketahui, Indonesia tengah menjadi tuan rumah gelaran 10th World Water Forum yang puncak acaranya akan berlangsung di Bali, pada 18–24 Mei 2024 mendatang.

Menteri Basuki menilai Bali sebagai lokasi yang tepat untuk menyelenggarakan forum air terbesar di dunia tersebut. Hal ini karena Sistem Subak yang hanya ada di Bali sejalan dengan tema besar World Water Forum ke-10, yaitu “Air untuk Kesejahteraan Bersama” (Water for Shared Prosperity).

Pihaknya juga menceritakan Bali sebagai salah satu tempat di Indonesia yang mengaitkan air dengan seluruh aspek kehidupan. Di daerah ini pula tercipta Subak yang merupakan sistem keswadayaan masyarakat dalam mengatur pembagian air irigasi untuk area persawahan secara adil dan merata.

Meski sudah diterapkan sejak tahun 1071 M–didukung dari penemuan prasasti Klungkung pada 1072 M–sistem Subak tetap mengikuti perkembangan zaman secara dinamis dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan siklus produksi tanaman.

Keberhasilan Subak dalam mengelola sumber air, dijadikan Pemerintah Indonesia sebagai salah satu destinasi kunjungan lapang di World Water Forum ke-10. Para delegasi dan tamu undangan dari seluruh dunia dapat belajar secara langsung dari masyarakat lokal Bali.

Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah 10th World Water Forum 2024, Registrasi Early Bird Dibuka

Ditetapkan sebagai warisan budaya dunia

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengakui Subak sebagai bagian dari warisan budaya dalam sidangnya di St. Petersburg, Rusia, pada 20 Juni 2012.

Sistem pengairan itu masuk dalam dua kategori warisan budaya dunia, yakni warisan budaya benda dengan Pura Subak, sawah dan sistem irigasinya; serta warisan budaya tak benda dengan nilai-nilai sosial dan semangat gotong-royong yang terdapat dalam subak.

Dilansir dari VOA, Kamis (14/9), Pemerintah Provinsi Bali lantas mempersiapkan pembentukan badan pengelola warisan budaya dunia yang akan mengawasi dan mengevaluasi pelestarian Subak.

Lahan pertanian di Jatiluwih–wilayah pertanian Subak–juga dilindungi Pemerintah melalui Perda Nomor 6 Tahun 2014 tentang kawasan jalur hijau hingga Perbup Nomor 27 Tahun 2011 tentang Penetapan Sawah Berkelanjutan sebagai sawah abadi.

Bagaimanapun, penyelenggaraan 10th World Water Forum yang akan menampilkan Subak untuk bahan pembelajaran harapannya dapat meningkatkan kesadaran publik dalam melestarikan kearifan lokal sekaligus menjadi momentum untuk menarik lebih banyak wisatawan berkunjung ke Pulau Bali.

Jelang World Water Forum, Kementerian PUPR Cari Solusi Atasi Krisis Air Bersih 2025

Referensi:

VOA. UNESCO Akui Subak sebagai Warisan Budaya Dunia. https://www.voaindonesia.com/a/unesco-akui-subak-sebagai-warisan-budaya-dunia/890378.html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini