Arsitektur Kali Jagir, Cara Belanda Cegah Banjir di Wilayah Surabaya

Arsitektur Kali Jagir, Cara Belanda Cegah Banjir di Wilayah Surabaya
info gambar utama

Kali Jagir merupakan bangunan buatan Belanda yang bersejarah bagi masyarakat Surabaya. Diketahui lokasi pintu air bangunan Belanda ini terletak tepat di Jalan Jagir No 74 Wonokromo, Surabaya.

Dimuat dari Liputan6, bila tengah melewati jalan tersebut, pintu air Sungai Jagir akan nampak indah karena lampu yang dipasang di pintu air tersebut akan menyala terang pada malam hari.

Di sisi lain, Sungai Jagir ini termasuk sungai penting yang berada di Surabaya. Fungsi sungai itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Surabaya dan juga sekitarnya. Selain itu juga sebagai pemecah dan pengatur debit air Kali Mas agar banjir tak melanda Surabaya.

Kisah Gedung Balai Pemuda, Tempat Gaul Para Elite Kolonial di Surabaya

Surabaya dahulu kerap dilanda banjir karena kiriman air dari Sungai Brantas. Sungai ini bisa dikatakan cukup besar dengan panjang 320 km. Aliran Sungai Brantas terbagi menjadi dua arah aliran yakni ke Prorong dan Mlirip.

“Aliran Brantas ke Mlirip, nantinya bakal mengalir ke Kalimas. Saat itu, kedua aliran tersebut kerap meluap,” ucapnya.

Kota modern

Dhahana Adi dalam buku Surabaya Punya Cerita Volume 2 menyebutkan sebuah kali diciptakan oleh Pemerintah Belanda. Pembangunan ini direncanakan untuk menata Surabaya menjadi kota modern.

“Salah satu bentuk rencana Pemerintah Belanda untuk menata Surabaya agar memiliki tata kota seperti Amsterdam, sehingga nyaman ditinggali,” ucapnya.

Pemerintah Belanda menjalankan proyek kontroversial ini pada 1856 untuk mewujudkan Surabaya mempunyai tata letak kota seperti Amsterdam. Langkah yang dilakukan dengan menyudet kali Surabaya agar tidak mengalir ke Kali Mas.

Menengok Kebun Binatang Surabaya yang Digagas Jurnalis Satu Abad Silam

Proyek tersebut menghasilkan sebuah sungai baru yang bernama Kanaal Wonokromo dan juga menjadi proyek pembuatan terusan dengan menyudet sungai pertama kali di Hindia Belanda, bahkan sebelum Jakarta yang membuat kanal pada 1922.

“Kemudian tepat di tikungan Wonokromo dilakukan penyudetan. Tujuannya agar arus aliran Kali Brantas yang mengarah ke Mlirip terus melewati ke arah timur,” ucapnya.

Pembuatan pintu air

Pemerintah Belanda mengerahkan ratusan ribu pribumi untuk menggali saluran sungai atau terusan yang dalam dan lurus. Kali tersebut terbentang hingga Medokan Ayu sampai ke hutan bakau yang berada di pantai timur Surabaya.

Setelah pembuatan kanal selesai, Pemerintah Belanda kemudian membangun beberapa pintu air guna mencegah banjir di Surabaya. Pemerintah Belanda membangun sebuah dam yang berlokasi di Mlirip, Mojokerto.

Tujuannya agar aliran Sungai Brantas tidak seluruhnya mengalir ke arah Mlirip juga Surabaya. Sehingga bisa melalui beberapa subkanal buatan pada pintu air, aliran akan dipisahkan menuju jalur air untuk keperluan irigasi.

Membedah Awal Mula Jalan Kembang Jepun, Benarkah Lokalisasi Wanita Jepang?

Pemerintah Belanda kemudian membuat dua pintu air yang berlokasi di selatan Surabaya. Pertama berlokasi di Kalimas yaitu dam Dinoyo dan yang kedua ialah dam Jagir yang terletak di kanal Wonokromo.

“Dam Jagir inilah yang sampai saat ini dikenal masyarakat lokal maupun luar Surabaya sebagai pintu air yang memiliki arsitektur yang cantik,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini