Menuju Hilirisasi Rumput Laut dan Kakao dengan SDM yang Terampil

Menuju Hilirisasi Rumput Laut dan Kakao dengan SDM yang Terampil
info gambar utama

Kebijakan hilirisasi, baik dalam industri besar maupun sektor industri kecil dan menengah (IKM), semakin mendapatkan perhatian yang serius. Pendekatan strategis ini terbukti memberikan dampak positif pada perekonomian nasional, dengan kemampuan meningkatkan nilai tambah serta mengurangi ketergantungan pada produk impor.

“Pengembangan industri penghiliran juga sudah terlihat hasilnya, yaitu produk hasil manufaktur Indonesia yang telah masuk dalam bagian global value chain. Hilirisasi telah menciptakan sejumlah dampak positif bagi perekonomian Indonesia, di antaranya membuka kesempatan kerja secara signifikan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (26/9) dikutip dari keterangan tertulis.

Dalam konteks ini, Menperin menekankan bahwa dorongan terhadap program hilirisasi industri semakin kuat, memberikan peluang bagi komoditas yang sebelumnya diekspor dalam bentuk mentah atau bahan baku untuk diolah menjadi barang setengah jadi atau produk jadi, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Salah satu sektor yang sedang mengalami percepatan dalam proses hilirisasi adalah industri kakao dan rumput laut. Potensi ini didukung oleh posisi Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi mencapai 739.483 ton.

Terlebih lagi, nilai ekspor produk kakao olahan nasional pada tahun 2020 mencapai USD1,12 miliar, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar USD1,01 miliar.

Pengembangan industri pengolahan kakao difokuskan pada produksi bubuk cokelat, lemak cokelat, makanan dan minuman berbasis kakao, suplemen, serta produk pangan fungsional. Selain itu, terdapat perkembangan cokelat artisan di Indonesia yang mulai mendapatkan perhatian serius.

Cokelat artisan merupakan produk yang dibuat oleh chocolate maker yang mengontrol seluruh tahap produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga produk akhir. Kementerian Perindustrian juga meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di industri cokelat artisan dengan melibatkan para ahli dan praktisi cokelat artisan.

Pengolahan biji kakao menjadi cokelat telah menjadi bisnis yang berkembang bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia. Mereka kini mampu melakukan transformasi dari biji kakao menjadi produk cokelat dengan nilai tambah yang signifikan.

Industri rumput laut sendiri telah berkembang menjadi sumber komoditas dengan beragam produk turunan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah. Indonesia saat ini menempati posisi kedua sebagai produsen rumput laut terbesar di seluruh dunia.

Selain itu, Indonesia juga mencatat prestasi sebagai negara eksportir karagenan, menduduki peringkat keenam secara global, serta ekspor agar-agar yang menempatkannya di peringkat ketujuh dalam pasar internasional. Produk olahan rumput laut dari Indonesia diekspor ke berbagai negara, termasuk China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Pertamina Akan Bangun Pusat Studi di IKN, Kembangkan Energi Hijau dan Terbarukan

Menyiapkan SDM kompeten

Dalam mendukung kebijakan hilirisasi industri rumput laut, Kemenperin berkomitmen untuk memperluas ragam produk yang diminati oleh pasar global. Upaya ini tidak hanya melibatkan pengelolaan sumber daya alam (SDA), tetapi juga penguatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Kemenperin telah menyiapkan langkah-langkah untuk mempersiapkan SDM yang kompeten dalam mendukung proses hilirisasi di sektor industri kakao dan rumput laut. Salah satu langkah ini adalah melalui Balai Diklat Industri (BDI) yang berlokasi di Makassar, yang secara berkala mengadakan program pelatihan 3 in 1 produk kakao dan rumput laut.

“Melihat bahwa Sulawesi Selatan menjadi kawasan industri strategis, Kemenperin mengoptimalkan agar SDM di sekitarnya dapat memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki untuk memperkuat sektor ekonomi lokal hingga nasional,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan.

Tahun 2023 menjadi target Kemenperin untuk memberikan pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan peluang penempatan kepada 26.050 individu melalui program Diklat 3 in 1. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing dalam proses hilirisasi industri.

Program Diklat 3 in 1 tidak hanya terbuka bagi pekerja yang sudah berpengalaman dalam industri tersebut, tetapi juga bagi mereka yang berminat mengembangkan usaha keluarga atau memulai bisnis baru, terlepas dari usia produktif mereka.

Harapannya, para peserta dapat mengembangkan mental wirausaha. Dengan pendampingan yang diberikan, mereka diharapkan mampu memperoleh izin usaha yang sah, mengikuti standar produksi yang ditetapkan, dan bahkan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

Ekspor 18 Ton Biji Pinang Asal Jambi Meluncur ke Bangladesh

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini