Melihat Peradaban Nelayan yang Semakin Ideal di Perkampungan Kenjeran

Melihat Peradaban Nelayan yang Semakin Ideal di Perkampungan Kenjeran
info gambar utama

Kenjeran, Surabaya terkenal sebagai kawasan pesisir karena berdekatan langsung dengan laut. Keberadaan Kenjeran sudah ada di peta pada abad 19 atau 200 tahun lalu yang dihuni oleh mayoritas nelayan.

Pegiat Sejarah dari Surabaya Historical Community (SHC) Nur Setiawan mengatakan orang yang menempati Kenjeran bukan asli orang Surabaya. Biasanya para nelayan dari Madura yang bermukim.

Arsitektur Kali Jagir, Cara Belanda Cegah Banjir di Wilayah Surabaya

“Dulu paling banyak nelayan dari Madura yang bermukim di situ,” ujarnya yang dimuat Rada Surabaya.

Kenjeran sendiri berasal dari tumbuhan genjer. Pasalnya sebelum jadi pemukiman, wilayah ini adalah rawa-rawa. Sehingga di wilayah tersebut terdapat banyak sekali tumbuhan genjer yang kerap dimanfaatkan.

Kampung nelayan bersih

Sejak 2015, wilayah Kenjeran terus bertransformasi dari tempat yang kumuh menjadi kampung nelayan yang bersih, produktif, serta menarik wisatawan. Hal ini merupakan cita-cita dari Wali Kota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini.

Mimpi itu dirintisnya melalui pembangunan jalan atau jembatan Kenjeran. Jembatan itu menjadi bagian dari sebuah perkampungan nelayan yang bertaraf internasional. Tetapi masih memiliki ciri khas Surabaya.

Kisah Gedung Balai Pemuda, Tempat Gaul Para Elite Kolonial di Surabaya

“Kampung itu harus bersih dan karakter lokalnya masih melekat,” kata Risma yang dimuat Tempo.

Risma saat itu ingin memadukan antara pengalaman kampung nelayan yang ada di Belanda atau Jerman di Eropa dan Jepang atau Korea di Asia. Salah satunya adalah adanya sentra pasar ikan yang menjadi tempat jual beli hasil tangkapan para nelayan.

“Semua tempatnya itu bersih," ucapnya

Peradaban nelayan

Pakar tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Profesor Johan Silas menekankan ada tiga syarat untuk sebuah kampung nelayan yang ideal, pertama adalah ada masyarakat nelayan, tempat perawatan kapal, dan tempat pengelolaan ikan.

“Yang paling penting juga kebersihan kampung nelayan itu,” katanya.

Setelah program berjalan dua tahun, Rohimah yang sudah puluhan tahun mengais penghasilan dari limbah kulit kerang di pesisir Surabaya menyaksikan sendiri perubahan kampung nelayan di Kenjeran.

“Sekarang lebih bersih nak, tidak ada kotoran manusia lagi. Kalau dulu ya harus hati-hati kalau jalan di sini,” ujarnya.

Menengok Kebun Binatang Surabaya yang Digagas Jurnalis Satu Abad Silam

Suprayitno Camat Bulak mengatakan penataan kampung nelayan ini meliputi pembenahan sanitasi, pavingisasi jalan, MCK, Ipal, tempat penjemuran ikan, pengecatan rumah, bantuan pemasangan air bersih, dan saluran irigasi.

Dirinya menyatakan mengubah kebiasaan warga kampung nelayan untuk hidup bersih dan rapi memang tak mudah membalikkan telapak tangan. Karena mereka telah hidup dengan tradisi nelayan secara turun temurun.

“Selain menata lingkungan pemukiman, sosialisasi model cangkrukan harus terus dilakukan. Pendekatan ini lebih efektif untuk mengajak berubah bersama,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini