Darurat Sampah, Lubang Biopori Jadi Solusi bagi Masyarakat Cipadung

Darurat Sampah, Lubang Biopori Jadi Solusi bagi Masyarakat Cipadung
info gambar utama

Perayaan HUT Kota Bandung ke-213 diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Acara diisi dengan berbagai kegiatan yang menambah semaraknya perayaan HUT, di antaranya adalah gerak jalan dan bersih-bersih Kota Bandung.

Kegiatan bersih-bersih ini bertujuan untuk mewujudkan Kota Bandung yang bebas sampah. Sebab, dengan bertambahnya usia kota tersebut, warga setempat berharap agar Bandung semakin nyaman sebagai tempat tinggal mereka.

Penguatan BUMDes Pengolahan Sampah Serta Legalitas Pupuk Kompos dan Pemanfaatan Biosaka

Kota Bandung sudah dikenal dengan kesan aesthetic karena tata kota yang masih otentik dan dijaga oleh pemerintah setempat. Namun, tidak hanya itu saja. Tak sedikit wisatawan yang memilih wilayah yang dijuluki Paris Van Java ini sebagai destinasi wisata liburan keluarga karena pilihan spot menariknya yang beragam.

Sayangnya, selain dikenal dengan keindahannya, Kota Bandung juga memiliki permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat, salah satunya adalah kebakaran di TPU Sarimukti.

Apa Penyebab Kebakaran TPU Sarimukti, Bandung?

Peristiwa ini terjadi akibat berton-ton sampah yang seharusnya diproses menjadi menumpuk dan TPS juga mengalami kelebihan volume sampah yang datang setiap harinya.

Upaya Pemerintah Kota Bandung dalam menangani masalah ini adalah dengan membuat lubang pembuangan sementara. Namun, demikian hal ini belum bisa mengatasi volume sampah yang terus melonjak. Permasalahan sampah memang masih menjadi masalah bersama yang berkepanjangan. Padahal sudah banyak program penguraian sampah yang diupayakan pemerintah kepada masyarakat, salah satunya dengan membuat lubang biopori di setiap rumah.

Teknologi Jadi Solusi, Program Pengelolaan Sampah

Banyak warga yang sudah mendapat penyuluhan akan pembuatan lubang biopori untuk mengurai sampah rumah tangga yang berasal dari dapur. Sayangnya, hanya sedikit dari masyarakat yang menerapkan pelatihan tersebut. Padahal, proses pilah-memilah sampah itu seharusnya terselesaikan dari sumbernya, yaitu dari rumah.

Maka dari itu, instansi pemerintah tingkat kelurahan dan desa yang perlu bertindak dalam mengajak masyarakat untuk sadar mengurai sampah. "Sampah diolah menjadi berkah, sampah tidak diolah menjadi musibah," ujar Lurah Cipadung saat menghadiri rapat bulanan Tim Penggerak PKK Kelurahan, Cipadung (22/092023).

Himbauan Lurah Cipadung untuk mengurai sampah dapur dengan cara membuat lubang biopori adalah satu langkah positif. Karena cara ini sangat mudah dan tidak memerlukan banyak biaya, tetapi dapat berdampak baik bagi lingkungan. Dengan memiliki lubang biopori di rumah, masyarakat akan mendapatkan manfaat seperti menghasilkan pupuk yang ramah lingkungan.

Lubang biopori tidak memakan tempat karena ukuranya tidak terlalu besar. Langkah kecil ini juga akan berkelanjutan apabila para orang tua mengajarkan putra-putrinya untuk mengurai sampah dapur sebagai salah satu cara merawat bumi agar tetap sehat.

Mengatasi Sampah di Tingkat Rumah Tangga

Cara termudah untuk mengatasi masalah sampah yang bisa dilakukan oleh masyarakat guna menyelesaikan sampah di tingkat rumah tangga adalah dengan memilah sampah organik dan non-organik.

Untuk sampah organik, buatkan lubang-lubang menggunakan paralon 3 inci atau 4 inc. Loseda (Lodong Sesa Dapur) berfungsi untuk menampung sampah sisa makanan, termasuk yang organik. Kemudian, limbah ini bisa disetorkan ke pengrajin magot yang dikelola di RW setempat.

Sampah non-organik seperti bungkus bekas kopi, permen, dan tas plastik bisa dimasukan ke dalam botol air kemasan sekali buang untuk mendukung program OBOS (Ons Bottle one Service).

Hal ini dijadikan sebagai syarat pengajuan pelayanan ke kelurahan untuk dibuatkan ecobreak seperti untuk tempat duduk dari bahan-bahan yang sulit diurai tersebut. Untuk barang bekas yang tidak terpakai dapat dijual agar bisa dimanfaatkan oleh para pemulung.

Waste4Change Hadirkan Bank Sampah Mencrang untuk Kelola Sampah Warga Tirtasari

Dengan himbauan dari pemerintah daerah setempat, diharapkan masyarakat bisa bertanggungjawab atas sampahnya sendiri dan tidak menggantungkan perihal kebersihan lingkungan kepada petugas kebersihan saja. Karena hakikatnya menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab setiap individu.

Cara yang mudah dan sederhana ini dapat sangat membantu apabila seluruh lapisan masyarakat ikut serta dalam mewujudkan alam yang sehat dan bersih. Karena masa depan bumi ini ada di tangan kita. Jika setiap anggota masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurai sampah, bukan tidak mungkin akan terwujud dari sampah jadi rupiah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini