Kontrak Rp570 Miliar, Bendungan Ameroro di Sultra Mulai Diisi Akhir November

Kontrak Rp570 Miliar, Bendungan Ameroro di Sultra Mulai Diisi Akhir November
info gambar utama

Pembangunan Bendungan Ameroro di Sulawesi Tenggara ditargetkan memasuki tahap pengisian awal atau impounding pada akhir November 2023. Sejak proses konstruksi dimulai pada April 2021, progres keseluruhan proyek ini telah mencapai 96,5 persen.

PT Hutama Karya (HK) bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk melalui kerja sama operasi (KSO) tengah mengebut penyelesaian Bendungan Ameroro Paket II. Kolam buatan ini terletak di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai. Kabupaten Konawe. Total nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp570 miliar.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengungkapkan, pekerjaan di Bendungan Ameroro kini tinggal beberapa tahap saja, di antaranya: penyelesaian sembilan blok peluncur spillway—bangunan pelengkap dari bendungan, berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir—serta impounding.

“Proyek ini kami targetkan selesai lebih cepat dari master schedule yang telah ditentukan,” ujar dia dalam siaran pers, Jumat (29/9/2023).

Bendungan Margatiga Impounding Desember 2023, Tingkatkan Pengairan di Lampung Timur

Salah satu PSN

Menurut keterangan Tjahjo, Bendungan Ameroro berdiri di atas lahan seluas 578,78 hektare (Ha) dan termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Ia memiliki kapasitas tampung 98 juta meter kubik dengan luas genangan 380 Ha, berpotensi menambah layanan daerah irigasi seluas 3,363 Ha.

“Selain dengan penerapan teknologi dalam proses pembangunannya, percepatan proyek ini juga dilakukan dengan berkomunikasi secara intens kepada beberapa stakeholder terkait,” imbuhnya.

Bantu petani panen 3 kali setahun

Bendungan Ameroro dihadirkan sebagai pengendali banjir sekaligus memperluas jaringan irigasi pertanian. Sebelum bendungan ini ada, petani biasanya hanya panen 2 kali setahun. Setelah bendungan selesai dibangun, petani diharapkan dapat panen 3 kali dalam setahun.

Bukan itu saja, bendungan ini akan meningkatkan jaringan irigasi yang semula 1.903 Ha menjadi 3.363 Ha. Manfaatnya pun diharapkan dapat dirasakan oleh tiga kecamatan di Kabupaten Konawe.

Bendungan Sepaku Semoi Mulai Diisi, Jadi Pasokan Utama Kebutuhan Air di IKN

Teknologi canggih

Selama dua tahun lebih membangun Bendungan Ameroro, HK melakukan serangkaian pekerjaan, mulai dari persiapan, pembangunan akses jalan, bangunan pelimpah, pembuatan landscape, penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi, pemasangan hidromekanikal, hingga clearing area genangan.

Selama proses pembangunan, HK menerapkan beberapa teknik dan inovasi, misalnya: Green Construction, yaitu proteksi lereng dengan hydroseeding—penyemprotan benih di atas permukaan lereng atau tanah untuk menghambat erosi dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Kemudian, proyek ini juga didukung penggunaan sistem digital, seperti teknologi Building Information Modelling (BIM) dan CCTV 360.

Tjahjo menambahkan, HK dan Adhi Karya menemukan banyak tantangan dalam proses percepatan pembangunan, seperti cuaca ekstrem, serta kondisi bebatuan yang tergolong metamorf berjenis sekis mika dengan karakter lapuk tinggi jika terpapar sinar matahari dan air hujan.

Akan tetapi, tim di lapangan telah menyiapkan strategi penanganan, seperti memetakan geologi dari sebelum hingga pekerjaan selesai, serta menggunakan teknik galian yang tepat. Dengan begitu, tantangan tersebut tidak menjadi hambatan bagi keduanya untuk menyelesaikan pembangunan Bendungan Ameroro tepat waktu dan mutu.

Rolak 70, Bendungan Megah Peninggalan Belanda untuk Atasi Banjir di Jombang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini