Buruan Kaulinan, Cerita Kebudayaan dari Daerahku

Buruan Kaulinan, Cerita Kebudayaan dari Daerahku
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Sudah bukan hal yang asing lagi bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman warisan budaya yang harus dilestarikan. Tidak hanya memiliki warisan budaya yang unik, namun berbagai kebudayaan milik bangsa Indonesia juga sudah mendunia.

Warisan budaya tersebut merupakan hasil turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya dalam usahanya untuk melestarikan kebudayaan yang ada.

Namun, apakah Kawan mengetahui ragam aktivitas pemajuan kebudayaan yang ada di daerah? Yuk, simak 'Cerita Kebudayaan dari Daerahku' dibawah ini!

Buruan Kaulinan

Bermain panahan | Sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda
info gambar

Di era tahun 90'an, jauh sebelum masuknya era teknologi modern seperti saat ini. Kita sering melihat ragam aktivitas permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak khususnya mereka yang tinggal di daerah provinsi Jawa Barat.

Setiap sore menjelang petang, anak-anak Desa berkumpul di suatu halaman tempat bermain (BuruanKaulinan). Seolah menjadi aktivitas keseharian, mereka berkumpul tanpa harus ada yang mengkoordinir. Dengan antusias mereka memainkan berbagai permainan, ada yang dimainkan berdua, ada juga yang harus dimainkan secara berkelompok.

Jenis-jenis permainan tradisional tersebut dari mulai bebentengan,oray-orayan,galaksin, gegerelengan,ucing sumput dan masih banyak lagi jenis permainan lainnya.

Namun, seiring berjalannya waktu dan masuknya era revolusi industri dengan adanya teknologi yang semakin masif sehingga menuntut penyesuaian di berbagai bidang. Salah satunya pergeseran sudut pandang, pola pikir dan terkikisnya kearifan lokal yang mulai ditinggalkan.

Baca juga: The Smilling Old Women, Kolaborasi Seniman Teater Indonesia dan Jepang

Salah satu contohnya, dahulu dikala hari libur sekolah tiba merupakan hal yang begitu ditunggu oleh anak-anak. Karena, sudah barang tentu hari libur tersebut akan mereka habiskan dengan keluarga dan teman sebaya.

Perbedaan yang kini dapat kita rasakan, anak-anak lebih memilih bermain gawai atau gadged yang sudah tentu berimbas terhadap tumbuh kembang anak dan menjauhkan mereka dari interaksi sosial. Sehingga munculnya pertanyaan.

Mampukah kearifan lokal, menjawab tantangan global? Disamping itu, kita harus memikirkan sebuah bonus demografi yang harus dipersiapkan mulai saat ini demi menjadikan generasi muda yang cinta akan seni budaya di Nusantara.

Cerita Kebudayaan dari Daerahku

Cerita berawal dari perasaan gelisah yang menimbulkan empati untuk dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian kebudayaan. Guna memperkenalkan kembali ragam aktivitas seni budaya dan kearifan lokal secara menyeluruh.

Salah satunya, melalui organisasi sosial hingga komunitas, kami mencoba melakukan kegiatan bertajuk 'Festival Buruan Kaulinan' . Kegiatan ini lahir dari semangat para pemuda yang ingin mensosialisasikan kembali ragam kearifan lokal daerah kepada masyarakat khususnya generasi muda.

Buruan Kaulinan kami pusatkan di wilayah Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setelah sebelumnya dari dari dua Desa yang ada di Kecamatan Cigombong, yakni Desa Ciburayut dan Desa Ciadeug secara rutin menggelar kegiatan Buruan Kaulinan setiap hari Minggu di halaman Desanya masing-masing.

Dengan menjaring anak-anak untuk ikut serta mengisi hari libur sekolah dengan bermain permainan tradisional. Hal ini mendapatkan kesan positif dari masyarakat yang menitipkan anak-anak nya untuk bermain.

Baca juga: Museum Batik Sudah Dibuka, Jadi Sarana Baru untuk Pengetahuan Tentang Batik

Permainan tradisional yang kami tampilkan sangat beragam, dari mulai latihan Penca Silat Cimande, sondah, gatrik, galaksin, jujungkungan, panahan, hingga kegiatan botram, babacakan atau mayor yang secara harpiah dapat diartikan dengan membawa makanan dari rumah untuk di santap secara bersama-sama.

Tidak jarang pula, setelah kegiatan bermain berakhir dapat dilanjutkan dengan mengunjungi taman baca untuk dapat belajar bersama.

Aktivitas Buruan Kaulinan sendiri telah menyasar dan menyebar ke Desa dan Kecamatan Caringin yang bertetangga dengan Kecamatan Cigombong. Dalam pelaksanaannya kami berkolaborasi untuk menggelar kegiatan bertajuk 'Festival Buruan Kaulinan' yang dalam aktivitasnya anak-anak dari masing-masing Desa dapat menunjukan keahliannya dalam memainkan alat peraga permainan tradisional dan menjadi sarana unjuk kebolehan yang dikemas melalui perlombaan yang dapat menghibur juga memancing semangat anak-anak untuk menjaga kearifan lokal dan permainan tradisional.

Melalui Pekan Kebudayaan Nasional 2023, semoga serangkaian aktivitas kebudayaan yang berjenjang dari desa hingga pusat dapat menjaring para pemerhati sehingga organisasi maupun komunitas yang ada di daerah dapat mendapatkan perhatian, sehingga menjaring sebuah kompetisi nasional, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi, dan pergelaran karya budaya dengan tujuan melestarikan budaya Indonesia.

Referensi:

https://youtu.be/s5wnr7vt960?si=JHyr9sYU8UTakWwm

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini