Tari Persembahan: Kearifan Lokal dari Kepulauan Riau dan Makna Filosofisnya

Tari Persembahan: Kearifan Lokal dari Kepulauan Riau dan Makna Filosofisnya
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Indonesia adalah negara yang mempesona dengan keragaman budayanya. Terdiri atas 38 provinsi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, pulau-pulau di Indonesia dihuni oleh beragam suku, bahasa, adat istiadat, dan agama. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat dan tradisi unik. Dari upacara adat, tari tradisional, musik dan seni pertunjukan tradisional, hingga kuliner tiap daerah menyimpan warisan budaya yang berharga.

Salah satu provinsi di Indonesia, yaitu Kepulauan Riau terletak di barat laut Indonesia yang dekat dengan negara tetangga, adalah sebuah surga tropis yang terkenal dengan keindahan alamnya. Namun, selain pesona alamnya, provinsi ini juga menjadi tempat yang kaya akan keragaman budaya karena menjadi rumah bagi beragam kelompok etnis seperti Melayu, Jawa, Tionghoa, Minang, dan sebagainya, yang masing-masing membawa budaya unik dan tradisi turun-temurun.

Terdapat satu hal yang menarik dari Kepulauan Riau yaitu memiliki beragam tarian tradisional, seperti Tari Serampang Dua Belas, Tari Zapin, Tari Makyong, tetapi yang paling terkenal adalah Tari Persembahan atau bisa juga disebut Tari Sekapur Sirih. Tari Persembahan atau Tari Sekapur Sirih merupakan tarian tradisional yang awalnya berasal dari Riau. Namun, pada tahun 2002 Kepulauan Riau memisahkan diri dari Riau, oleh karena itu Riau dan Kepulauan Riau memiliki kebudayaan yang sama karena dulunya pernah bersatu.

Pasca Kebakaran, 589 Koleksi Museum Nasional Berhasil Dievakuasi dan Diidentifikasi
Sumber: instagram.com/wansendari_official
info gambar

Tari Persembahan biasa ditampilkan sebagai penghormatan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang datang dalam acara. Tari ini dibawakan oleh 5 hingga 9 penari perempuan, biasanya berjumlah ganjil. Terdapat penari utama yang posisinya di tengah, dan dianggap spesial karena menari sambil membawa tepak sirih berisi berisi sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. yang nantinya akan diberikan kepada tamu kehormatan. Apabila tamu tidak mengambil dan memakan sirih yang diberikan oleh penari, akan dianggap tidak sopan.

Uniknya, Tari Persembahan mengandung nilai-nilai filosofis, seperti adab sopan santun dan adab malu yang dipegang erat oleh masyarakat Melayu. Selain itu, ada falsafah hidup orang Melayu yang berbunyi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” artinya adat yang ada berdasarkan syariat agama, syariat agama berdasarkan kitab Allah, mencerminkan bahwa adat Melayu banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam. Masyarakat Melayu menganggap agama mempunyai peranan penting dalam peraturan adat Melayu. Adat inilah yang menjadi sumber dalam gerakan-gerakan Tari Persembahan, yang berasal dari tradisi menjunjung duli, yaitu sebuah tradisi untuk menghormati dan bersilaturahmi dengan Raja pada hari raya idul fitri.

Indonesia Jadi Negara dengan Serangan Buaya Terbanyak di Dunia, Apa Faktornya?

Dari segini busana yang dipakai oleh penari menjelaskan bahwa busana penari yang tertutup dan sopan melambangkan kesopanan, kereligiusan, cinta tanah air dan manusia yang beretika pada adat Melayu. Saat hendak memakai baju kurung, disarankan untuk memakai atasan terlebih dahulu karena memiliki makna bahwa penari bersyukur atas pakaian yang dikenakan untuk mempercantik diri saat menari.

Ragam gerak dalam Tari Persembahan pun turut mengandung makna filosofis tersendiri. Gerak-gerak tersebut antara lain; 1) Gerak sembah atau salam bertujuan menghormati tamu yang menghadiri acara; 2) Gerak lenggang patah sembilan sebagai rasa terima kasih karena tamu telah hadir, serta sebagai bentuk kelemahlembutan dan ketegasan berpikir masyarakat Melayu; 3) Gerak selembayung memiliki makna pengasih, kewibawaan, keperkasaan, cinta tanah air, dan merupakan bentuk atap rumah adat masyarakat Melayu; 4) Gerak balam dua sekawan sebagai bentuk kesetiakawanan, persaudaraan, dan persahabatan.

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/759349187157752216/
info gambar

Selain kostum dan gerak, isi dalam tepak sirih juga memiliki makna filosofis di dalamnya. Pertama, sirih berarti sifat yang rendah diri dan memuliakan orang lain. Kedua, kapur mencerminkan hati yang putih bersih dan tulus, tetapi dalam keadaan tertentu dapat berubah menjadi agresif. Ketiga, pinang menggambarkan keturunan orang jujur, tinggi derajat, serta baik budi pekerti, melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya, tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban. Terakhir yaitu gambir, rasanya yang pahit berarti memiliki hati yang teguh.

Mahasiswa IPB Ciptakan Media Tanam Hidroponik All in One Pertama di Dunia

Keragaman budaya di Kepulauan Riau adalah aset berharga yang harus dipelihara dan dirayakan. Ini bukan hanya menyatukan berbagai kelompok etnis, tetapi juga menciptakan warisan budaya yang memperkaya identitas Indonesia. Merayakan keragaman budaya di Kepulauan Riau adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik tentang budaya Indonesia yang beragam dan kaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini