Gamelan Rindik Bali dalam Ritme Kontemporer

Gamelan Rindik Bali dalam Ritme Kontemporer
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Apakah kawan pernah berkunjung ke Bali menggunakan transportasi udara? Jika pernah, masih ingatkah kawan dengan atmosfer terminal kedatangan domestik Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai? Aroma menenangkan pada terminal kedatangan domestik tersebut adalah aroma Bali. Musik gamelan rindik Bali yang bersenandung di terminal kedatangan tersebut juga merupakan “ASMR” yang senantiasa merepresentasikan Bali secara universal. Gamelan rindik Bali tersebut juga sering terdengar di sebagian besar tempat wisata yang ada di Bali.

Gamelan rindik Bali merupakan salah satu musik tradisional Bali. Alat musiknya merupakan hasil kebudayaan dengan bahan dasar bambu. Alunan gamelan rindik Bali sangat khas, sehingga mampu memberikan dampak sosio-psikologis tertentu bagi pendengarnya. Menurut I Gede Arya Sugiartha dalam jurnal ilmiahnya yang menginterpretasikan bahwa musik tradisional Bali seperti gamelan rindik, merepresentasikan pelbagai jenis nuansa. Nuansa yang paling umum dijadikan landasan musik gamelan tersebut adalah suasana alam, pengalaman hidup, kegembiraan, dan romantisme. Nuansa-nuansa tersebut bertaut dengan suasana hati seperti sedih, gembira, romantis, marah, takut, dan lucu.

Kisah Empu Wisesa dan Luapan Sungai Citarum yang Jadi Kota Bandung

I Made Bandem dalam karya bukunya menjelaskan fungsi gamelan khususnya rindik Bali dalam kehidupan masyarakat tradisional hingga kontemporer. Pada masa lampau khususnya pada masa kerajaan, gamelan rindik difungsikan sebagai hiburan bagi kalangan bangsawan. Perkembangan fungsional gamelan rindik Bali, semakin kompleks hingga masa kontemporer. Fungsi gamelan rindik Bali tidak hanya sebagai hiburan pada era kontemporer, melainkan difungsikan juga untuk hospitality. Hospitality yang dimaksud seperti pengiring seni pertunjukan, pengantar makan, pijat, spa, relaksasi (self healing), serta pelengkap upacara adat dan agama khususnya Hindu di Bali.

Eksistensi gamelan rindik Bali kontemporer memang sangat multifungsional. I Ketut Donder melalui bukunya berpandangan bahwa gamelan Bali kontemporer memang memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai bentuk promosi wisata. Gamelan rindik Bali memberikan kesan klasik serta menenangkan bagi yang mendengarkannya. Gamelan rindik Bali kontemporer biasanya dimainkan secara langsung atau melalui rekaman kaset, bahkan sekarang sudah tersedia secara daring, melalui beberapa situs daring, seperti youtube dan aplikasi musik lainnya.

Orkestra gamelan rindik Bali yang dimainkan secara langsung, biasanya dilakukan pada acara-acara tertentu, misalnya upacara adat dan keagamaan, pesta kesenian tingkat daerah, serta acara yang dihadiri tamu penting untuk memikat simpati pendengarnya. Kondisi globalisasi saat ini juga memberikan dampak akulturasi budaya pada gamelan rindik Bali. Misalnya seperti gamelan rindik Bali yang dipadukan dengan instrumen musik modern.

Pemain atau penabuh gamelan rindik Bali biasanya berasal dari keanggotaan sebuah sanggar seni. Penabuh juga dapat berasal dari perorangan yang memperdalam seninya secara mandiri turun-temurun. Sanggar seni yang dikhususkan pada bidang seni musik tradisional Bali. Perekrutannya biasanya dengan cara tinjauan minat bakat informal. Pelaksanaan latihannya juga menyesuaikan dengan situasi, kondisi, dan ketersediaan waktu senggang masing-masing peserta sanggar. Sanggar seni yang sudah ternama dalam ligkungan masyarakat, biasanya mempunyai sistem perekrutannya sendiri. Ketenaran sebuah sanggar seni biasanya dinilai dari seberapa banyak sanggar tersebut mampu mencetak sumber daya seniman yang mumpuni dan sering memenangkan perlombaan seni.

Cerita Kampung Siluman yang Hilang karena Tertelan Erupsi Merapi

Gamelan rindik Bali merupakan sebuah bentuk kebudayaan. Kebudayaan secara universal dapat dimaknai secara jamak, dengan dasar asumsi bahwa manusia sebagai makhluk berpikir mampu menciptakan pelbagai bentuk budaya. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan secara mendasar terdiri dari tiga unsur yaitu ideologi, aktivitas, dan benda atau artefak. Gamelan rindik Bali sebagai salah satu kebudayaan tentunya memiliki unsur ideologis, sistem aktivitas, maupun sistem artefak.

Pada sistem ideologi, gamelan rindik Bali bermula dari adanya sistem norma agama dan adat istiadat. I Wayan Sukadana dalam artikel ilmiahnya menginterpretasikan bahwa masyarakat Hindu di Bali mewajibkan adanya iringan musik gamelan tradisional dalam upacara agama dan adat. Kewajiban tersebut didasari oleh adanya representasi nilai religiusitas, nilai etika dan nilai estetika dalam gamelan tradisional Bali salah satunya rindik.

Sistem aktivitas pada kebudayaan gamelan rindik Bali, dapat dilihat pada sistem interaksi manusia yang terjadi didalamnya. Interaksi dilakukan dalam rangka meniscayakan lantunan musik dari beberapa instrumen yang saling bertaut, sehingga terciptanya harmonisasi suara gamelan rindik Bali. Gamelan rindik Bali dilihat dari sisi artefak, ditandai dengan adanya kebendaan yakni rangkaian instrumen alat musik, yang dijadikan media untuk menciptakan lantunan musik tradisional rindik Bali. Rangkaian kenyataan kebudayaan tersebut membuat gamelan rindik Bali menjadi salah satu simbol kesenian Bali yang dikenal secara universal, terutama bagi orang-orang yang pernah berkunjung ke Bali.

Rujukan

Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali di Atas Panggung Sejarah. Denpasar: STIKOM Bali.

Donder, I Ketut. 2005. Esensi Bunyi Gamelan dalam Prosesi Ritual Hindu. Surabaya: Paramita.

Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiartha, I Gede Arya. 2015. “Bentuk dan Konsep Estetik Musik Tradisional Bali”. Jurnal Panggung, Vol. 25 No. 1 (hlm. 46-60).

Sukadana, I Wayan. 2018. “Nilai Agama Hindu dalam Gamelan Gambang”. Jurnal Widya Wretta Vol. 1, No. 1 (hlm. 89-96).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini