Dongeng Damai Kak Eklin Untuk Maluku Bersatu

Dongeng Damai Kak Eklin Untuk Maluku Bersatu
info gambar utama

Seperti yang kawan ketahui Indonesia merupakan negara dengan agama, adat, budaya, serta kultur lainnya yang berbeda-beda satu daerah dengan daerah lain. Hal ini dapat berdampak negatif dan positif.Positifnya Indonesia menjadi unik dengan segala perbedaan dari berbagai aspek seperti budaya, agama, bahasa, dan lain-lain. Tak jarang pula menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan adanya perbedaan ini kawan GNFI juga dapat belajar untuk lebih menghargai orang lain.

Di sisi lain perbedaaan rentan mengakibatkan sebuah masalah terutama masalah sosial. Misalnya di wilayah Maluku terjadi suatu konflikyang dikenal dengan konflik perbedaan agama. Menurut informasi Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol.4 No.1 yang ditulis oleh jerry Indrawan dan Ananda Tania Putri, konflik di Maluku 1999 terdapat 6 indikator yang tertuju pada konflik Maluku yaitu pertama, karena kenakalan remaja atau murni kriminalitas.

Kedua, karena pengisian pegawai di Kantor Gubernur hanya kelompok-kelompok tertentu. Ketiga, karena upaya PDIP untuk memenangkan pemilihan umum.Keempat, karena kecemburuan sosial masyarakat adat Maluku terhadap pendatang yang memiliki status sosial lebih tinggi.Kelima, sebagai konflik antara kelompok agama.Keenam, akibat upaya Repulik Maluku Selatan dalam rangka disintegasi bangsa (Waileruny, 2010: 156).

Konflik Maluku sering juga dipaparkan sebagai konflik antara Muslim dan Kristen walaupun keadaanya lebih rumit. Diwilayah Ambon dibulan Desember 1998 terjadi serangan pembakaran antara desa-desa Kristen dan Muslim dibeberapa wilayah Ambon, yang kerao dipicu oleh tentara indonesia.

Tentunya konflik ini mengakibatkan luka serta trauma tidak hanya orang dewasa, namun juga anak-anak. Tak jarang pula orang tua menceritakan peristiwa konflik Maluku kepada anak-anak mereka. Hal inilah yang membuat seorang pendeta bernama Eklin Amtor de Fretes mencetuskan program ditahun 2019 yang dikenal dengan program Belajar di Rumah Dongeng Damai.

Pada tahun 2017, Kak Eklin juga telah mendirikan Youth Interfaith Peace Camp.Terdapat 90 pemuda lintas iman di Maluku, Islam, Kristen, Katholik, dan Kepercayaan lokal Suku Nuaulu yang mengikuti Youth Interfaith Peace Camp. Youth Interfaith Peace Camp ini bertujuan untuk membagikan nilai-nilai perdamaian dengan cara-cara yang kreatif berdasarkan kehidupan sehari-hari.

Program Belajar di Rumah Dongeng Damai merupakan sebagai upaya baru Kak Eklin untul membantu anak-anak korban konflik bisa lepas dari rasa perih dan dendam serta mengedukasi anak-anak tentang pentingnya toleransi. Dalam program Belajar di Rumah Dongeng Damai anak-anak dapat belajar Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, serta ada juga kelas seni.

Harapannya anak-anak di daerah Maluku dapat mendongeng dengan berbagai bahas sambal melakukan seni. Kak Eklin mendongeng selalu bersama bonekanya bernama Dodi. Kak Eklin bersama Dodi sering melakukan perjalanan keluar masuk dari kampung ke kampung dan desa ke desa yang ada di Maluku. Melalui dongeng Kak Eklin menyelipkan pesan-pesan moral, perdamaian, toleransi yang secara perlahan anak-anak bisa menerima isi pesan yang ingin disampaikan melalui dongen yang dibawakan oleh Kak Eklin serta bonekanya si Dodi.

 Foto Kak Eklin bersama Dodi
info gambar

Tentunya dalam perjalananya Kak Eklin mempunyai berbagai hambatan, apalagi dirinya sebagai seorang Pendeta. Tak jarang Kak Eklin mendapat penolakan dari warga sekitar yang khaawatir Kak Eklin akan menang kristenisasi. Namun, Kak Eklin dapat memposisikan dirinya kapan ia akan menjadi seorang pastor dan kapan ia akan menjadi seorang pendongeng. Kak Eklin juga sering membagikan kegiatannya di akun sosial media yaitu instagramnya. Begitu dikenal oleh publik, Kak Eklin juga sering diundang oleh aparat keamanana, rumah sakit, hingga daerah terdampak bencana untuk berbagi dongeng dengan anak-anak.

Melalui mendongeng Kak Eklin juga menerima banyak buku yang ia kumpulkan lalu menjadi koleksi di Rumah Dongeng Damai, ia juga sudah menulis sebuah buku berjudul ”Mari Belajar mendongeng Kisah-Kisah Damai” yang dia jual lalu hasil penjualannya digunakan untuk kebaikan kembali. Walaupun Kak Eklin adalah sorang pendeta ia akan konsisten melanjutkan program lintas iman agar harapanya tentang perdamaian di Maluku tetap terjaga dan terawat serta dongeng tetap hidup sebagai salah satu media pendidikan di Indonesia. Karena sosoknya yang begitu inspiratif Kak Eklin mendapatkan award dari Astra Indonesia atas dedikasinya dalam bidang pendidikan. Kak Eklin mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards 2020 untuk bidang pendidikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini