Upayaku dalam Melestarikan Kebudayaan bersama Sanggar Hidayat Jati

Upayaku dalam Melestarikan Kebudayaan bersama Sanggar Hidayat Jati
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Sanggar Hidayat Jati adalah sanggar seni aktif dari tahun 2012 diketuai oleh Ki Dalang Suherman Basari (Alm). Sanggar Hidayat Jati merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya di Cirebon. Ki Dalang Suherman Basari merasa bertanggung jawab untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan sebagaimana tujuan program tersebut. Saat itu generasi muda jarang berminat pada seni dan budaya tradisional. Suatu ketika beliau bertemu dengan komunitas pemuda yaitu Teater Reka Community.

Teater Reka Community merupakan komunitas beranggotakan alumni ekstrakurikuler Teater Reka SMPN 1 Gegesik terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Komunitas tersebut dibina oleh Bapak Agtus Priyadi dari tahun 2004 dan bergerak secara mandiri. Penulis sendiri merupakan salah satu anggota yang tergabung dengan Teater Reka Community dari tahun 2009. Teater Reka Community bergerak pada pendidikan karakter dan jiwa sosial generasi muda melalui media berkesenian.

Personel Teater Reka Community | Foto : Teater Reka Community
info gambar

Pada tahun 2017 Sanggar Hidayat Jati dan Teater Reka Community bekerja sama. Kerja sama tersebut dilatar belakangi Sanggar Hidayat Jati yang membutuhkan anak didik, sementara Teater Reka Community membutuhkan media dan wadah berkesenian. Hal itu akhirnya melahirkan generasi muda yang berminat mengembangkan potensi melalui seni tradisional yaitu gamelan dan pedalangan.

Teater Reka Community dan Sanggar Hidayat Jati berkomitmen melestarikan kesenian dan kebudayaan dengan menggelorakan semangat berkarya. Hal itu diwujudkan dengan membuat pagelaran seni budaya di tengah masyarakat yang kemudian diberi nama “Klasikana”. Acara Klasikana menampilkan anak pelajar yang telah mahir dalam berkesenian dan dirancang secara mandiri oleh Teater Reka Community selaku penyelenggara. Acara tersebut cukup menarik perhatian kalangan masyarakat Gegesik sehingga generasi muda semakin tertarik melestarikan seni dan budaya di Gegesik. Dampak nyata terselenggaranya Klasikana adalah bertambahnya minat pelajar untuk belajar seni melalui Sanggar Hidayat Jati.

Tim gamelan Hidayat Jati pada acara Klasikana Gegesik | Foto : Teater Reka Community
info gambar

Pada September 2017, Sanggar Hidayat Jati diundang untuk mengikuti Festival Dalang Bocah tingkat Nasional bertempat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tim Sanggar Hidayat Jati didampingi oleh rekan-rekan dari Teater Reka Community selaku official berangkat ke TMII. Saat itu saya turut mendampingi dan percaya dengan kemampuan Tim. Rasa percaya tersebut muncul ketika melihat peserta lain hanya menampilkan dalang anak-anak namun nayaga dan sinden masih orang dewasa. Tim Sanggar Hidayat Jati berbeda dengan menampilkan selain dalang anak-anak, namun tim nayaga hingga sinden juga anak-anak.

Tim Sanggar Hidayat Jati pada Festival Dalang Bocah tingkat Nasional | Foto : Teater Reka Community
info gambar

Pada tahun 2018 terjadi musibah runtuhnya gedung sarang walet menimpa Sanggar Hidayat Jati. Pada saat itu anak-anak Teater Reka SMPN 1 Gegesik sedang berlatih gamelan bersama Ki Dalang Suherman Basari. Musibah itu menelan 7 korban jiwa termasuk Ki Dalang Suherman Basari beserta putranya dan putri kandung dari pembina Teater Reka Community Bapak Agtus Priyadi.

Kejadian itu cukup menarik perhatian hingga membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang saat itu dijabat oleh Bapak Muhadjir Effendy turun meninjau lokasi. Beliau memberikan bantuan kepada korban serta memberikan program keberlanjutan supaya Sanggar Hidayat Jati kembali berdiri. Akhirnya turunlah program FKBM, dimana saat itu Bapak Agtus Priyadi ditunjuk oleh Ditjen Kebudayaan untuk menandatangani MoU.

Sanggar Hidayat Jati kembali dibangun melalui program FKBM 2018. Pembangunan tersebut diharapkan kembali menjadi wadah pergerakan kepemudaan Teater Reka Community untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan. Saya beserta Tim Teater Reka Community berkomitmen untuk kembali aktif dalam pergerakan pendidikan dan pelestarian seni budaya. Hal itu diawali dengan mengajak para pelajar untuk kembali berlatih seni gamelan di sanggar baru. Tim Teater Reka Community juga mencari peluang dengan mengikutkan anak-anak sanggar dalam perlombaan baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional.

Pada tahun 2019 anak-anak Sanggar Hidayat Jati mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Cirebon dan meraih juara ke-3. Sanggar Hidayat Jati juga meraih juara ke-1 Festival Seni Tradisional tingkat Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh kampus LP3I Bandung. Tahun tersebut merupakan masa keemasan Sanggar Hidayat Jati karena meraih beberapa prestasi dari hasil berlatih di Sanggar.

Penyerahan piala juara ke-1 Festival Seni Tradisional | Foto : Teater Reka Community
info gambar

Selain itu, Sanggar Hidayat Jati mengikuti Cirebon Costume Carnival dan meraih juara utama. Pada acara Cirebon Costume Carnival Sanggar Hidayat Jati mengangkat tema seni berokan yang hampir punah di wilayah Cirebon. Hal tersebut sebagai wujud komitmen dari kami untuk melestarikan seni budaya di Cirebon.

Penghargaan peserta terbaik Cirebon Costume Carnival | Foto : Teater Reka Community
info gambar

Saya bersama Tim Teater Reka Community mengembangkan pergerakan pelestarian kebudayaan dengan mengangkat Gegesik. Hal tersebut dilakukan melalui program cerita budaya desaku yang di selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan. Kami membuat artikel, video serta dokumentasi Desa Gegesik Kidul dari segi sejarah, adat, hingga peninggalan benda pusaka. Kami menjalin hubungan baik dengan tokoh masyarakat Gegesik sehingga bisa menjadikannya nara sumber untuk pengerjaan cerita budaya desaku. Harapan kami dan para tokoh masyarakat Gegesik adalah supaya adat istiadat dan kebudayaan di wilayah Gegesik lebih terangkat sehingga bisa terus dilestarikan.

Pada tahun 2021 Tim Teater Reka Community mengangkat wilayah Desa Gegesik Kulon melalui program Anugerah Desa Wisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tim Teater Reka Community membuat konsep berupa wisata edukasi seni budaya. Wisata edukasi seni budaya diharapkan mampu memperkenalkan seni budaya dan kearifan lokal masyarakat Gegesik kepada wisatawan. Para wisatawan yang datang diajak untuk mempelajari seni budaya dan kearifan lokal di Gegesik sebagai upaya melestarikan seni budaya dan kearifan lokal. Target utama pada konsep wisata edukasi seni budaya tersebut selain wisatawan umum adalah para pelajar dan akademisi yang melakukan penelitian di Gegesik. Sehingga hal tersebut diharapkan mampu memberikan dampak baik untuk jangka panjang dalam pelestarian seni dan budaya Gegesik.

Penganugerahan 50 Desa Wisata terbaik | Foto : Teater Reka Community
info gambar

Akhirnya Desa Gegesik Kulon terpilih sebagai 50 Desa Wisata terbaik dan mendapatkan juara ke-2 kategori konten kreatif yang diberikan oleh Kemenparekraf. Berkat ketekunan, komitmen, dan kekompakan Tim Teater Reka Community, Gegesik lebih dikenal sebagai kampung wisata edukasi seni budaya. Harapan kami yaitu kesenian dan kebudayaan di Gegesik terus dilestarikan oleh setiap generasi. Semoga saya bersama Tim Teater Reka Community bisa terus memberikan yang terbaik untuk wilayah Gegesik dan Cirebon. Salam budaya, aktif, kreatif, bisa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini