Sadar Pentingnya Kesehatan Mental, Triana Rahmawati Mendirikan Griya Schizofren!

Sadar Pentingnya Kesehatan Mental, Triana Rahmawati Mendirikan Griya Schizofren!
info gambar utama

Kesehatan mental menjadi isu penting di masyarakat. Banyak masyarakat yang hanya berfokus pada kesehatan fisik saja dan cenderung mengabaikan kesehatan mental. Padahal kesehatan mental tidak kalah penting untuk diperhatikan.

Melalui gerakan sosial, Triana Rahmawati menginisiasi Griya Schizofren sebagai wadah dalam pendampingan masalah kesehatan mental atau kejiwaan. Yuk kawan GNFI simak kisah inspiratif dari Triana Rahmawati!

Apa sih Griya Schizofren itu?

Griya Schizofren merupakan wadah bagi anak muda yang peduli dan memiliki kemauan melakukan aksi untuk orang-orang yang mempunyai masalah kejiwaan atau gangguan jiwa. Gerakan yang diinisiasi oleh Triana Rahmawati dan kawan-kawannya yang merupakan mahasiswa sosiologi ini berdiri sejak 2012 yang menargetkan anak-anak muda untuk ambil peran di dalamnya.

Schizofren merupakan singkatan dari Sc = social, Hi = Humanity, Zo = Zone, Fren = Friendly. Setiap kata tersebut memiliki makna masing-masing seperti social yang bermakna bahwa gerakan ini adalah gerakan sosial. Kemudian humanity yang bermakna rasa kemanusiaan dan zone yang bermakna sebagai wadah serta friendly yang bermakna bahwa kegiatan didalamnya memerlukan interaksi satu sama lain.

Beberapa poin menjadi alasan berdirinya Griya Schizofren sebagai wadah pendampingan masalah kejiwaan dari masyarakat umum Hal ini lantaran terbatasnya tenaga ahli seperti jumlah psikolog dan psikiater di Indonesia hingga isu mental health di tahun itu menjadi pertimbangan berdirinya gerakan ini agar masyarakat dapat berkontribusi dengan dukungan sosial bagi warga dengan masalah kejiwaan di sekitarnya

Ketidakseimbangan jumlah psikolog dan masyarakat di Indonesia yang mengalami masalah kejiwaan memerlukan sebuah inovasi agar tidak hanya orang-orang dengan latar belakang psikolog atau medis yang ambil bagian dalam kesehatan mental, melainkan masyarakat awam juga punya peran di dalamnya.

Selain itu, edukasi mengenai mental health melalui media-media waktu itu sangat terbatas sehingga menjadi urgensi tersendiri untuk berdirinya Griya Schizofren.

Kato Nan Ampek: Cara Bertutur Kata dalam Budaya Minangkabau

Pentingnya Kesehatan Mental

Seperti fokus dari berdirinya Griya ini, tentu output yang dicapai oleh Triana Rahmawati dan kawan-kawan meliputi tiga sasaran berikut:

  1. Mengedukasi orang-orang awam tentang masalah kejiwaan dan cara membangun interaksi sosial didalamnya.
  2. Mengedukasi orang-orang yang sudah terkena masalah kejiwaan dengan kegiatan positif dan bernilai ekonomi bersama masyarakat disekitarnya.
  3. Mencegah orang-orang dari masalah kejiwaan dengan memberikan edukasi pencegahan dan pengenalan tentang penyakit ini dengan berinteraksi langsung dan belajar dari yang sudah mengalami di lapangan melalui kegiatan komunitas yang fokusnya membangun interaksi sosial positif dan kolaboratif tukar pengalaman.
Foto: Dokumentasi Triana Rahmawati
info gambar

Edukasi bagi orang-orang yang mengalami masalah kejiwaan merupakan hal yang sangat penting. Hadirnya Griya Schizofren di tengah-tengah masyarakat mampu menjadi alternatif untuk mendapatkan edukasi mengenai mental health. Ternyata banyak juga yang DM (Direct Messenger) ke Griya Schizofren untuk bertanya-tanya mengenai mental health.

“Stigma itu muncul karena tidak ada interaksi sosial kan, jadi hanya katanya katanya katanya yang itu informasinya nggak lengkap,” kata Triana.

Perlu disadari bahwa ketika terjadi interaksi secara langsung akan lebih memahami dari interaksi dan pertukaran sosial daripada hanya mendengar dari orang lain. Stigma-stigma yang muncul di masyarakat secara langsung atau tidak bisa menyerang kesehatan mental. Maka penting adanya wadah khusus menangani kesehatan mental di masyarakat.

Ai Nurhidayat: Menjaga Toleransi Antar Sesama Lewat Kelas Multikultural

Kegiatan Schizofren

Kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan ya Kawan GNFI. Orang-orang dengan masalah kejiwaan dampingan Griya Schizofren ini disatukan dengan masyarakat ketika sedang berkegiatan bersama dengan prinsip persahabatan dan saling memberi ruang aman.

Tujuan disatukannya mereka tentu untuk bisa mengembangkan minat dan bakat yang dimilikinya. Karena pada dasarnya, semuanya memiliki hak yang sama dalam hidup ini.

Kegiatan-kegiatan di Griya melibatkan para mahasiswa atau profesi psikologi, sosiologi dan kedokteran sebagai volunteer ahli dan masyarakat sebagai volunteer terapis dan interaksi.

Acara di dalam panti yang sering dilakukan yaitu dengan menghadirkan acara-acara seperti acara agustusan yang dikemas dengan lomba-lomba. Kemudian ketika datang waktu lebaran juga dirayakan dengan pemberian hampers.

Adanya peringatan hari kesehatan mental yang dirayakan setahun sekali dan acara rutinan menggambar, menyanyi dan makan buah sebulan sekali. Griya schizofren juga berusaha membantu kebutuhan sehari-hari dengan menjembatani dan menyalurkan bantuan dari masyarakat yang peduli pada masalah ini.

Foto: Dokumentasi Triana Rahmawati
info gambar

Griya Schizofren pada SATU Indonesia Award 2017

Kawan GNFI pasti sudah tidak asing lagi dengan Penghargaan Satu Indonesia yang setiap tahun diselenggarakan dan disponsori oleh PT. Astra International Tbk. Dengan judul “Pendamping Masalah Kejiwaan”, Griya Schizofren menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Award (SIA) yaitu Triana Rahmawati yang memiliki inovasi dalam bidang Kesehatan di tahun 2017 lalu.

Hal menarik dari penghargaan yang di raih Triana Rahmawati yaitu mengikuti penghargaan ini ketika masa-masa putus asa. Namun, dengan lingkungan yang begitu mendukung Triana Rahmawati mampu untuk memperoleh penghargaan tersebut dan terus mempertahankan Griya Schizofren ini dengan dukungan dari Astra International Tbk.

KTT ASEAN 2023: 3 Rekomendasi IMF untuk Menghadapi Tantangan Ekonomi Global

Triana Rahmawati berkata, “jadi orang-orang yang bergerak di sosial bukan orang yang paling kuat menurutku, mereka adalah orang yang senantiasa dikuatkan oleh lingkungan masyarakat disekitarnya.” Konsistensi untuk bertahan di masa sulit menjadi tantangan dalam mengembangkan gerakan ini.

Mengingat pekerja sosial adalah telinga pertama masyarakat yang berusaha membantu meski mereka juga bisa jadi dalam keterbatasan dan kesulitan. Tapi 2012-2023 adalah bukti nyata bahwa gerakan ini mampu bertahan seiring perkembangan zaman.

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang mendorong Triana untuk memperjuangkan gerakan ini yaitu:

  1. Masyarakat masih banyak yang kebingungan tentang isu kesehatan mental “kok sekarang sedikit-sedikit alasannya masalah mental / kejiwaan, apa selemah itu?
    Angka masalah kejiwaannya trennya masih naik
  2. Kepercayaan banyak orang untuk mendorong semangat gerakan sosial ini berkontribusi dari yang terdekat, termudah dan tercepat

Itulah kisah inspiratif dari Triana Rahmawati salah satu inisiator Griya Schizofren. Gimana nih Kawan GNFI, sangat inspiratif bukan dan tentunya inovasi Triana Rahmawati ini sangat membantu masyarakat khususnya dalam kesehatan mental. See you kawan GNFI…

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini