Kampung China Di tengah kota Padang

Kampung China Di tengah kota Padang
info gambar utama

Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau sumatera, sekaligus merupakan ibu kota provinsi sumatera barat, kota padang merupakan kota yang sangat terkenal dengan adat istiadat yang sangat kental, dan masih terjaga sampai sekarang, tak hanya itu kota padang merupakan kota yang terkenal juga dengan pariwisata adat yang tersebar di beberapa sudut kota nya, kota yang tereknal dengan dengan adat minang nya ini, memiliki beberapa etnis yang sudah menetap di kota padang, salah satu nya adalah etnis tionghoa.

Tinghoa yang berada di padang,akhirnya menjadi salah satu etnis minoritas yang menetap tinggal di kota padang hinhgga sekarang, setelah mengalami beberapa penolakan, namun se seiring dengan berjalan nya waktu, evolusi dari etnis tinghoa ini semakin menyebar di bagian kota padang, Berada di tengah tengah pusat kota padang, siapa sangka ada kampung yang terkenal dengan sebutan kampung china, yang terletak di padang bagian pondok ini, memilki ciri khas dan cukup terkenal dengan wisata makanan dan tempat tempat nya yang estetik, kampung china ini memliki daya tarik tersendiri di kawasan kota padang.

selain itu yang menjadi ciri khas dari kampung china adalah bangunan bangunan lama yang menjadi daya tarik tersendiri ketika berkunjung ke kampung china, bangunan banguna lawas yang kembali di urus oleh orang orang setempat menjadikan nya cukup unik dan di minati oleh kalangan muda mudi, apalagi bagi kalangan komunitas fotografi, tempat ini memiliki spot foto yang menarik dan sangat di minati oleh para pecinta fotografi.

Dalam perkembangan nya, kemudian daerah pemukinan ini menjadi permanen atau tetap, dan juga menjadi pusat kehidupan komunitas etnik Tionghos, Terbukti dengan adanya, Kelenteng, Rumah duka, geudng gedung perkumpulan etnik Tionghoa (kongsi), bahkan pemakaman (sebelum di pindahkan oleh pemerintah kota Padang tahun 2000).

salah satu fakta menarik dari situasi yang terjadi kota padang adalah hubungan antar etnik Tionghoa dan Minang kabau, relatif jauh dari konflik. namun di balik itu relasi antara dua etnik ini sedikit dinamis, karna di balik situasi nya, dua etnik ini memiliki ketegangan namun di sisi lain juga memiliki kerjasama. dan ikatan yang terbentuk anatar dua etnik ini slaah satu nya terjadi karena ada banyak kesamaan dalam kehidupan sehari hari, dan kominukasi sangat berperan dalam hal ini, Tanpa bahasa , tidak mungkin bisa terjadi komunikasi (Samovar, Porter, & McDaniel,2010).

Di setiap etnik yang memiliki bahasa dalam berkomukinasi sehari hari, demikian juga etnik etnik yang ada di kota padang, termasuk etnik Tionghoa, Namun fakta menari yang terjadi di kota padang adalah, di sekitaran pondok atau kampung china ini, di katakan juga bahsa yang di gunakan masih terbilang bahasa minang, namun bahasa Minang yang di gunakan agak berbeda dar aslinya, karena penggunaan bahasa nya ini sudah di sesuaikan dengan lidah dan di alek yang biasa di gunakan oleh orang orang tionghoa, semua orang tionghoa yang ada di Padang menggunakan bahasa minang pondok dan bahasa Indonesia, dan fakta menarik lain nya adalah etnik Tionghoa yang ada di padang sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Mandarin atau dialek Tinghoa lainnya.

Fenomena ini terjadi karena adanya adopsi bahasa lokal orang Tionghoa di Indonesia, dan merupan cara adaptasi yang melokal, dan cara ini merupakan salah satu cara beradaptasi yang di lakukan oleh etnik Tionghoa untuk menghadapi tantangan perbedaan bahasa, kebiasaan, dan praktik praktik kebudayaan lainnya yang ada di kota padang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini