Representasi Prabu Baladewa pada Tari Topeng Kaliwungu Lumajang dan Upaya Melestarikannya

Representasi Prabu Baladewa pada Tari Topeng Kaliwungu Lumajang dan Upaya Melestarikannya
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Tari Topeng Kaliwungu adalah salah satu kesenian lokal yang berasal dari Lumajang. Saat ini, Tari Topeng Kaliwungu menjadi warisan budaya tak benda yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Tahukah Kawan, bahwa kesenian Tari Topeng Kaliwungu sangat dipengaruhi oleh wilayah Kabupaten Lumajang yang berada di wilayah tapal kuda. Kesenian Tari Topeng Kaliwungu berakar dari budaya Pandalungan. Konon, Tari Topeng Kaliwungu dibawa oleh migran yang berasal dari Madura bernama Senemo (Istifarini, 2014; Sabilillah, 2023). Pada saat itu, banyak orang Madura yang pindah ke Lumajang. Senemo, sebagai seniman Tari Getak Madura memiliki kerinduan terhadap kampung halaman. Hal ini memotivasi Senemo untuk menciptakan kesenian yang sama dengan kampung halamannya, Madura. Maka, diciptakanlah Tari Topeng Kaliwungu yang memiliki kemiripan dengan Tari Getak yang berasal dari Madura.

Perjalanan panjang Senemo untuk mengenalkan kesenian Tari Topeng Kaliwungu tidaklah mudah. Pada awalnya, warga desa Kaliwungu kurang tertarik dengan tarian yang diciptakannya. Senemo terus berinovasi dengan menampilkan beberapa gerakan yang berbeda dengan gerakan Tari Getak Madura. Perlahan, Tari Topeng Kaliwungu tumbuh sebagai kesenian khas dari desa Senemo tinggal, yaitu Desa Kaliwungu. Tari Topeng Kaliwungu pun banyak digelar dari desa ke desa. Hingga kini, tarian ini menjadi tarian khas Kabupaten Lumajang.

Tari Topeng Kaliwungu, yang berakar dari budaya Pandalungan memiliki keterikatan dengan tokoh Prabu Baladewa sebagai raja Madura. Tarian ini menggambarkan tokoh Prabu Baladewa sebagai pemimpin kerajaan Madura yang dikenal sebagai sosok yang pemberani, rendah hati, jujur, dan berhati tulus. Prabu Baladewa juga dikenal sebagai sosok yang mudah marah dan keras kepala. Gerakan-gerakan yang ditampilkan pada Tarian Tari Topeng Kaliwungu merepresentasikan watak dan karakter Prabu Baladewa.

Ada 18 gerakan yang ada pada Tari Topeng Kaliwungu. Gerakan itu adalah gerakan lenggang maju, gerakan sembahan awal, gerakan egol gisekan, gerakan ayak panggung gebesan, gerakan kojeran, gerakan wayangan atau cakilan, gerakan ingsutan golek lambung, gerakan insutan gedruk, gerakan gujukan miwir sampur, gerakan grawit, gerakan klemar mabuk, gedrukan daplang, lang-langan, junjungan siji, ceklean konceran, lembengan, dan sembah akhir. Gerakan-gerakan tari Topeng Kaliwungu memiliki kekhasan yaitu gerakan cakilan yang ekspresif dan tegas yang ditunjukkan dengan gerakan tangan dan kepala yang patah-patah dan adanya unsur Jawa pada gerakan lembengan yang lembut.

Kostum tari Tari Topeng Kaliwungu pun merepresentasi budaya Madura dan Jawa. Kostum tersebut terdiri topeng berwarna putih, celana pajen tiga perempat, baju rompi, boro samir, sabuk, slempang, deker, sampur, gongseng, sapu tangan dan mahkota jamang berbentuk supit urang. Topeng pada Tarian Tari Topeng Kaliwungu mempunyai makna. Topeng yang digunakan para tarian ini menjelaskan mengenai Prabu Baladewa yang pemalu sehingga menggunakan topeng saat bertemu orang yang disukainya.

Tari Topeng Kaliwungu memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang perlu untuk terus dilestarikan.

Upaya Pelestarian Tari Topeng Kaliwungu Lumajang

Upaya pelestarian Tari Topeng Kaliwungu merupakan langkah yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan seni budaya tradisional Indonesia. Tari Topeng Kaliwungu adalah salah satu bentuk seni yang kaya akan makna budaya dan sejarah, yang berasal dari daerah Kaliwungu, Lumajang, Jawa Timur.

Kabar baiknya, masyarakat dan pemerintah Kabupaten Lumajang mulai tanggap mengenai upaya pelestarian ini. Pada even-even desa, Tari Topeng Kaliwungu telah menjadi pilihan untuk ditunjukkan kepada masyarakat. Tari Topeng Kaliwungu kini telah dikenal lebih luas oleh masyarakat Lumajang, tidak hanya masyarakat Desa Kaliwungu.

Tidak hanya itu, pelestarian Tari Topeng Kaliwungu juga berkontribusi pada pendidikan dan pengembangan bakat seni. Generasi muda dapat belajar tentang seni tradisional ini dan memperoleh keterampilan dalam seni pertunjukan. Salah satunya adalah Sanggar Budaya Pakdhe yang secara aktif memberikan pendidikan tari kepada generasi muda.

Pemerintah Kabupaten Lumajang tak kalah besarnya dalam mendukung pelestarian budaya melalui promosi parawisata Lumajang. Hal ini bisa dilihat pada gelaran yang pernah diadakan pemerintah Kabupetan Lumajang. Ribuan warga memadati Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, pada 25 Juni 2023 lalu. Pasalnya, pemerintah Kabupaten Lumajang saat itu menggelar festival bertajuk South Beach Festival atau Festival Pantai Selatan. Pada gelaran budaya ini, ada sekitar 500 penari tari Tari Topeng Kaliwungu bergerak menari di atas pasir hitam dengan latar belakang deburan ombak pantai selatan. Segoro Tari Topeng Kaliwungu berhasil menghipnotis masyarakat dengan pertunjukkan tari kolosal yang tidak biasa.

Pelestarian Tari Topeng Kaliwungu adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia. Dengan upaya yang berkelanjutan, tarian ini dapat tetap hidup, berkembang, dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini