Pendidikan Abad 21: 3 Hal yang Perlu Dikuasai Guru Masa Kini dan Masa Depan

Pendidikan Abad 21: 3 Hal yang Perlu Dikuasai Guru Masa Kini dan Masa Depan
info gambar utama

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuhkan generasi yang kompeten, berkarakter, dan mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan masa kini dan masa depan. Murid perlu dibekali dengan berbagai keterampilan untuk membantu dirinya dalam beradaptasi bahkan bersaing di lingkungan yang begitu cepat bertransformasi.

Keterampilan abad 21 yang menjadi orientasi dalam pendidikan serta diwujudkan dalam pembelajaran, yakni character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi) atau yang kini dikenal dengan keterampilan 6C.

Dalam mewujudkan penguasaan keterampilan tersebut, tentunya diperlukan peran guru yang penuh dedikasi, memiliki visi, serta inovatif. Peran yang dapat dilakukan guru di antaranya adalah berperan sebagai mentor pendamping, pembimbing, dan pelatih, serta memotivasi peserta didik dan memberi feedback terhadap proses belajar.

Beberapa peran tersebut juga perlu didukung oleh pemahaman yang baik mengenai kebutuhan, kondisi, latar belakang, serta kemampuan murid. Guru juga diharapkan untuk dapat memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar dengan memadukan lingkungan fisik untuk memperkaya pengetahuan murid.

Iwan Syahril, Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang perlu tercermin sebagai guru abad ke-21.

Pertama, keberpihakan pada murid. Guru yang berpihak pada murid memiliki indikator bahwa guru sungguh memiliki panggilan jiwa untuk menjadi guru yang mendedikasikan diri bagi murid.

Kedua,Keinginan untuk terus belajar dan berpikiran terbuka. Guru perlu untuk terus meningkatkan performanya. Selain itu, di tengah perubahan yang begitu cepat maka pemikiran terbuka juga perlu untuk dikuasai agar dapat beradaptasi, mendukung inovasi, dan kreativitas.

Ketiga, problem solver. Selain murid yang memerlukan keterampilan ini di lingkungan abad 21, pemecahan masalah juga perlu untuk dikuasai oleh guru. Guru yang problem solver tidak berfokus pada masalahnya, melainkan berusaha mencari penyelesaiannya.

Filosofinya, tak ada rotan, akar pun jadi. Dia akan lihat, ada asseapa di sekitarnya dan memanfaatkannya untuk memberikan pembelajaran terbaik untuk murid-muridnya,” terang Iwan Syahril dalam Talkshow Puncak Temu Pendidik Nusantara (TPN) X bertajuk “Guru Masa Kini untuk Murid Abad 21”.

Suci Hendrina, Head of CSR and Corporate Communication Paragon Corp yang turut hadir menjadi narasumber dalam talkshow tersebut juga sepakat bahwa penting untuk menjadi guru yang berpihak pada murid. Dalam hal ini, guru perlu untuk memahami kebutuhan muridnya.

Kalau di korporasi namanya consumer centric, kalau di Bapak/Ibu guru konsumennya adalah murid, pihak yang sangat butuh dipahami,” tutur Suci.

Dalam talkshow tersebut juga turut menghadirkan narasumber lain, di antaranya Emma Sri Martini, direktur keuangan PT Pertamina dan Tuty Marmiaty, guru penggerak Komunitas Guru Belajar Nusantara Langkat yang memperkaya perspektif dari segi pemangku kebijakan, korporasi, dan praktisi pendidikan.

Talkshow Puncak Temu Pendidik Nusantara yang digagas oleh Cerita Guru Belajar dilaksanakan di Basketball Hall, Gelora Bung Karno (21/10) lalu disambut meriah oleh para guru dari berbagai daerah.

Forum tersebut menghadirkan berbagai kegiatan menarik bagi guru diantaranya Cerdas Cermat Guru (CCG), talkshow, lomba debat, pameran karya dari beberapa sekolah, hingga penampilan musik.

Melalui forum ini, para guru dari berbagai daerah dapat bertemu dan memberi ruang bagi mereka untuk saling berdiskusi dan berbagi praktik baiknya, bahkan membuka peluang bagi kolaborasi demi pembelajaran yang semakin bermakna.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan abad 21 ini, maka kolaborasi dari berbagai pihak sangat diperlukan. Dukungan pemangku kebijakan, korporasi, guru, orang tua, dan murid sebagai aktor utama sungguh dibutuhkan untuk menyukseskan pendidikan yang berorientasi pada masa kini dan masa depan.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Iwan bahwa Kurikulum Merdeka dan berbagai kebijakan yang ada merupakan upaya pemerintah membentuk ekosistem pendidikan yang diperlukan bagi guru masa kini.

Kurikulum Merdeka memberikan kepercayaan pada guru untuk dapat menggali inovasi, memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid yang beragam setiap daerahnya melalui 'Merdeka Mengajar' yang digaungkan.

Referensi:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/09/mengenal-peran-6c-dalam-pembelajaran-abad-ke21

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

M
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini