Langkah Mewah Ceker Ayam: Kisah Bisnis Sepatu Kulit yang Penuh dengan Nilai

Langkah Mewah Ceker Ayam: Kisah Bisnis Sepatu Kulit yang Penuh dengan Nilai
info gambar utama

Berkelas, mewah, dan elegan. Tiga hal kata tersebut akan muncul di benak kita saat mendengar kata sepatu kulit reptil. Sepatu kulit reptil memang menjadi luxury shoes pilihan bagi mereka yang ingin terlihat profesional. Bahan kulit reptil yang berkualitas semakin menimbulkan daya tarik tersendiri. Akan tetapi di balik kemewahan itu, ternyata sepatu kulit reptil dapat menimbulkan masalah ekosistem, loh!

Apakah kawan GNFI tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara pengekspor kulit ular terbesar? Tiap tahunnya, negara di Asia Tenggara dapat mengekspor setengah juta kulit ular piton. Permintaan atas kulit ular berkualitas sebagai bahan baku produk fashion pun tinggi. Sayangnya, tingginya harga dan permintaan atas kulit ular menyebabkan ular diburu secara ilegal dan menjadi komoditas panas di pasar gelap. Hal itu berbahaya karena dapat mengarah pada menurunnya populasi ular di alam liar.

Dilema tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah kita harus mempertaruhkan ekosistem untuk menciptakan sepatu kulit reptil?

Mengenal Nurman dan Kulit Ceker Ayamnya

Nurman Farieka Ramdhany adalah Founder sekaligus CEO dari Hirka, perusahaan sepatu kulit dari Kota Bandung. Melalui Hirka, Nurman memberi jawaban bahwa kita tidak harus mengorbankan ekosistem demi sepatu luxury. Solusi tersebut hadir dalam wujud kulit ceker ayam.

Hirka menjadi merek sepatu pertama yang menggunakan dibuat dari kulit ceker ayam. Kulit ceker ayam menjadi alternatif yang tepat karena memiliki motif geometris yang sering kita asosiasikan dengan kulit reptil. Selain itu, kulit ceker ayam juga lebih sulit terkelupas dibandingkan dengan kulit ular. Keunikan dan kualitas dari inovasi Nurman membuat nama Hirka berkembang di Indonesia dan mancanegara.

Lebih dari Sepatu Luxury

Nurman menciptakan Hirka sebagai sepatu luxury. Walaupun begitu, nilai-nilai yang diusung oleh Hirka membuatnya lebih dari sekadar produk fashion. Penggunaan kulit ceker ayam sebagai alternatif dari kulit ular atau buaya menjadi upaya Nurman dalam melindungi ekosistem. Dengan mengurangi permintaan atas kulit ular, tingkat perburuan ilegal ular pun berkurang. Populasi ular di alam liar pun akan kembali seimbang.

Tidak hanya melindungi populasi ular, Hirka juga menjadi cara bagi Nurman untuk mengurangi limbah. Pengepul dan pedagang ayam pada umumnya membuang ceker ayam sehingga menjadi limbah. Oleh karena itu, Nurman bekerja sama dengan pengepul ayam dan pedagang sayur keliling untuk mendapatkan suplai kulit ceker ayam. Limbah dari produksi daging ayam pun dapat berkurang.

Dengan nilai-nilai yang dibawakan oleh Nurman, Hirka menjadi merek sepatu kulit reptil luxury yang dapat bersaing dengan merek-merek internasional.

Perjalanan Nurman menciptakan Hirka

Suatu ambisi tidak dapat diraih dengan mudah. Begitu pula dengan ambisi Nurman menciptakan Hirka. Semua berawal dari riset ayahnya 20 tahun lalu mengenai penyamakan kulit kaki ayam. Setelah mempelajari hasil riset ayahnya, Nurman terinspirasi untuk menerapkannya pada produk sepatu. Pada tahun 2015, dimulailah perjalanan Nurman melakukan riset untuk menciptakan Hirka.

Ceker ayam yang disusun berjajar di atas tatakan kayu untuk proses penyamakan
info gambar

Riset pertama dilakukan Nurman untuk menemukan teknik pewarnaan kulit ceker ayam yang terbaik. Perlu waktu satu tahun bagi Nurman untuk menemukan teknik yang tepat. Ia kemudian kembali melakukan riset mengenai sistem distribusi dan produksi yang paling efisien agar sepatu dapat diproduksi massal tanpa mengurangi kualitas. Dedikasi dan perhatian yang dicurahkan Nurman pada tiap aspek dari Hirka membuat sepatu kulit ini sebuah mahakarya yang indah dan berkualitas tinggi.

Permasalahan yang Berhasil Dilangkahi

Selama proses pengembangan, Nurman menghadapi banyak keraguan dan ketakutan. Orang-orang di sekitarnya skeptis terhadap ide Nurman yang ambisius. Gagasannya dinilai sulit untuk diwujudkan. Karena itu, Nurman sempat merasa ragu dan takut dengan impiannya sendiri.

Respons yang beragam juga muncul dari konsumen. Banyak dari konsumen yang menyatakan kaget atau bahkan jijik ketika mendengar bahan dasar dari Hirka. Hal itu dapat dimaklumi karena ceker ayam dinilai sebagai makanan atau bahkan sampah. Walau pun begitu, banyak juga konsumen yang justru tertarik dengan keunikan dan nilai dari Hirka.

Untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut, Nurman mendapat semangat dari ekosistem dan sistem dukungan yang baik. Ketika menjadi penerima apresiasi dari SATU Indonesia Awards di tahun 2019, Nurman terinspirasi dari peserta-peserta lainnya yang juga memiliki semangat juang tinggi. Dia pun terdorong untuk menjalani tiap proses tanpa tergesa-gesa.

Pencapaian Nurman

Hirka pertama kali berhasil menarik perhatian pasar secara luas pada tahun 2017. Pada saat itu, Hirka sukses mengikuti pameran INACRAFT 2017. Sejak itu, Hirka tidak hanya menjamah kancah nasional, tetapi juga kancah internasional. Hirka pernah diliput oleh media berita internasional New York Post dari Amerika Serikat. Banyak juga pihak dari negara lain yang ingin melakukan studi banding untuk mengetahui proses pembuatan sepatu kulit Hirka.

Pada tahun 2019, Nurman menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards. Nurman terbukti telah berkontribusi dalam menciptakan kehidupan berkelanjutan melalui wirausaha bisnis sepatu kulit yang ia miliki. Karena itu, ia menerima dana bantuan kegiatan sebesar Rp65.000.000 dan pembinaan kegiatan.

Saat ini, Hirka terus melakukan produksi dan pemasaran melalui media website. Koleksi terbaru dari Hirka adalah Futura Infinita yang pertama kali dipamerkan pada We Are In A Craft awal Oktober 2023.

Dua pasang sepatu kulit Hirka yang dipamerkan di depan tulisan Futura Infinita
info gambar

Langkah Selanjutnya

Nurman memiliki ambisi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Ia ingin menjadikan Hirka sebagai merek luxury yang dapat bersaing dengan merek merek internasional, seperti Louis Vuitton dan Gucci. Untuk mencapai hal tersebut, Hirka akan mulai mengeluarkan produk seasonal yang eksklusif.

Perjalanan Nurman dalam menciptakan Hirka tidak lah mudah. Ia harus melewati proses panjang yang penuh perjuangan. Akan tetapi bagi Nurman, tiap bagian dari proses penting untuk dijalani karena di dalamnya pasti terdapat pelajaran yang bisa diambil. Nurman menjelaskan, “proses ibarat anak tangga yang harus kita lewati antara satu anak tangga ke anak tangga lain.”

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini