Keanekaragaman Hayati Tersembunyi: Penemuan Jenis Burung Rangkong Langka di Kawasan Gunung

Keanekaragaman Hayati Tersembunyi: Penemuan Jenis Burung Rangkong Langka di Kawasan Gunung
info gambar utama

Dunia konservasi Indonesia perlu berbahagia atas penemuan terbaru dari Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR), yaitu burung Rangkong langka yang berhasil diidentifikasi di Gunung Sanggabuana, Kabupaten Karawang, Jawa barat.

Hari itu, di awal bulan Oktober 2023, adalah hari yang cerah dan hangat seperti biasanya, tetapi ada sesuatu berbeda yang terjadi di Kawasan Konservasi Gunung Sanggabuana. Hari itu, pihak konservasi yaitu Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) kedatangan warga Talaga yang ingin melapor terkait pedagang dan pemburu satwa liar yang mendatangi mereka.

Warga ini mengaku memang ada burung Rangkong jenis Julang yang tengah bersarang dan sedang dalam masa mengeram telurnya di dalam hutan Gunung Sanggabuana. Burung Julang ini lantas menarik perhatian pedagang dan pemburu satwa liar, yang akhirnya meminta warga tersebut untuk mengambil anaknya dan akan dia beli dengan harga Rp400.000. Enggan untuk menjual anak burung tersebut, warga yang menerima tawaran dari pemburu liar ini lalu melaporkan hal ini kepada pihak konservasi.

Baca juga: Legenda Meong Palo Karellae: Kucing Belang Tiga yang Diteladani Rakyat Sulsel

Pihak konservasi yang menerima laporan dari warga tersebut akhirnya segera mengajak beberapa tim Ranger untuk mendokumentasikan temuan burung dan sarang serta telurnya tersebut. Dari sinilah awal mula tim dari pihak konservasi, yaitu Sanggabuana Wildlife Ranger menemukan temuan baru berupa jenis rangkong langka yang pertama kali ditemukan di kawasan konservasi Gunung Sanggabuana.

Cerita menakjubkan itu diceritakan langsung oleh Direktur Eksekutif Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) bernama Deby Sugiri, saat ditemui beberapa jurnalis media pada Senin (09/10/2023). Deby sendiri mengaku bahwa di kawasan konservasi Sanggabuana memang sudah ada dua jenis burung Rangkong yang berhasil diidentifikasi oleh pihak konservasi, yaitu burung Rangkong berjenis Julang Emas (Rhyticeros undulatus) dan Enggang Cula (Buceros rhinoceros).

Namun, pada awal Oktober 2023 ini, tim Sanggabuana Wildlife Ranger yang berada dibawah naungan Sanggabuana Conservation Foundation berhasil mengidentifikasi jenis burung Rangkong baru yang sebelumnya tidak ada di area konservasi, yaitu jenis Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros albirostris). Penemuan ini lantas menambah daftar jenis burung di Sanggabuana, yang kini berjumlah 165 ekor.

Baca juga: Legenda Meong Palo Karellae: Kucing Belang Tiga yang Diteladani Rakyat Sulsel

Burung Rangkong atau yang dikenal dengan petani hutan adalah salah satu spesies burung yang memiliki arti penting dalam kelangsungan keanekaragaman hayati di Kawasan Gunung Sanggabuana. Burung Rangkong ini menjadi penting karena burung pemakan buah-buahan berbiji ini kerap kali membantu hutan untuk menyebarkan biji-bijiannya ke seluruh kawasan hutan.

“Selain itu, ketiga jenis Rangkong ini merupakan satwa langka dilindungi dalam daftar tumbuhan dan satwa dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 106 Tahun 2018. Sampai bulan Oktober 2023 total sudah 41 jenis satwa dilindungi yang ada dalam Permen 106/2018 yang teridentifikasi ada di Sanggabuana.” Ungkap Deby dalam keterangan lanjutannya.

Rangkong memang lah burung yang cantik dan elok. Dengan paruhnya yang besar serta bulunya yang indah membuat burung unik ini banyak dicari oleh pedagang dan pemburu satwa liar. Maka, tidak heran banyak jenis burung dari keluarga Bucerotidae ini akhirnya tercatat sebagai satwa yang terancam punah.

Ketiga jenis burung yang ditemukan di Kawasan Gunung Sanggabuana ini sendiri juga termasuk dalam daftar IUCN Red List, yaitu sebuah lembaga internasional yang memiliki daftar pengelompokan tumbuhan dan satwa dalam status keterancaman dan CITES, yaitu sebuah konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar terancam.

“Sebelumnya tiga jenis burung Rangkong ini, juga beberapa jenis raptor seperti Elang Bido dan Elang Jawa banyak diburu masyarakat untuk diperjualbelikan," lanjut Deby dalam keterangannya.

Melihat masalah yang serius pada kelangsungan hidup satwa langka di Kawasan Gunung Sanggabuana ini akhirnya membuat pihak SCF bergerak untuk mengedukasi masyarakat disekitar kawasan konservasi untuk menjaga hutan beserta isinya.

Baca juga: Taman Burung Jagat Satwa Nusantara: Rumah bagi Hewan Langka Indonesia

Masyarakat juga mengaku, salah satu edukasi dan pelatihan dari SCF yang berkaitan dengan penjagaaan sarang-sarang satwa di hutan juga dapat diambil manfaat ekonomi. Pihak SCF sendiri memperbolehkan warga yang menjaga sarang-sarang tersebut untuk mengadopsi sarang tersebut kelak. Para warga yang memang ingin mengadopsi sarang-sarang satwa hutan, terutama sarang burung inipun dihimbau untuk segera menghubungi pihak SCF.

Sesi edukasi ini juga dimanfaatkan oleh SCF untuk melatih masyarakat sekitar untuk menjadi guide birdwatching. Para pemandu ini biasanya berprofesi sebagai pencari madu hutan, tetapi mereka juga sering menjadi pemandu atau porter untuk wisatawan terutama fotografer untuk menunjukkan sarang-sarang burung Rangkong di hutan. Bahkan, ada saatnya para guide dan porter ini mendapat bayaran tambahan, jika ada wisatawan yang tertarik untuk mengadopsi sarang yang ditemukan dan dijaga olehnya.

“Duitnya lebih besar daripada jualan anak burung yang diambil dari hutan,” ungkap Nurman, warga Desa Mekarbuana yang sehari-harinya bekerja sebagai pencari madu, tetapi juga seringkali mendapat tawaran menjadi guide birdwatching atau porter.

Sumber referensi:

  • https://bandung.kompas.com/read/2023/10/09/160804578/3-jenis-rangkong-teridentifikasi-hidup-di-pegunungan-sanggabuana?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini