Sejarah Rumah Tjong A Fie dan Kisah Didalamnya

Sejarah Rumah Tjong A Fie dan Kisah Didalamnya
info gambar utama

Kawan GNFI perlu tahu nih bahwa di Indonesia itu ada banyak sekali bangunan bersejarah yang terbilang unik dan juga memiliki kisah yang sangat menarik untuk dicari tahu.

Salah satu bangunan bersejarah yang Kawan GNFI akan ketahui adalah Tjong A Fie Mansion yang terletak di Kota Medan Sumatera Utara.

Sejarah Tjong A Fie

Tjong A Fie (張阿輝; 张阿辉) lahir pada tahun 1860 dengan nama Tjong Fung Nam (張鴻南; 张鸿南) di distrik Meixian, Guangdong, Tiongkok. Dia juga dikenal sebagai Tjong Yiauw Hian (張耀軒; 张耀轩).

Diketahui juga Kawan GNFI kalau Tjong A Fie sendiri itu berasal dari keluarga yang sederhana malah terbilang tidak mampu di Tiongkok. Tjong A Fie bahkan juga tidak menyelesaikan pendidikan sekolahnya hanya untuk membantu toko keluarga nya yang dibantu oleh saudaranya.

Kakaknya yang bernama Tjong Yong Hian diketahui sudah berlabuh ke Labuhan Deli di Sumatera Hindia Belanda, yang membuat Tjong A Fie yang masih berumur 17 tahun ingin mengikuti jejak kakaknya tersebut. Tjong A Hian atau Tjong A Fie diketahui sudah cukup mapan pada saat ia di medan.

Seringin berjalannya waktu, Tjong A Fie dan saudara yaitu Tjong Yong Hian diketahui sukses dalam menjalankan bisnis mereka, yang meliputi real estat, pertambangan, bank, rel kereta api, perkebunan kelapa, tembakau, teh, karet, kelapa sawit, dan gula.

Diketahui mereka juga menjadi orang yang sangat berpengaruh karena mereka sukses membangun hubungan dekat dengan para penguasa Belanda pada saat itu dan juga para penguasa Kesultanan Deli, dan juga para pengusaha Tionghoa yang berada di Sumatera dan sekitarnya.

Pada tahun 1906, Tjong A Fie dan saudaranya yaitu Tjong Yong Hian menambah kolega dengan Cheong Fatt Tze yang berasal dari penang, di mana tujuan mereka menjalin kerjasama untuk membangun sebuah Jalur Kereta Api ChaoChow dan Sukow, yang perlu Kawan GNFI tau kalau Jalur Kereta Api ChaoChow dan Sukow adalah jalur kereta api pertama di Tiongkok yang didanai dan juga dibangun oleh perantauan Tionghoa.

Dikarenakan banyaknya sumbangan yang diterima oleh kegiatan filantropi di Guangdong oleh Tjong bersaudara, yang membuat Tjong bersaudara mendapat banyak penghargaan dari Pemerintah Kekaisaran Tiongkok. Pada saat itu, Tjong bersaudara diangkat menjadi bangsawan Mandarin oleh Janda Permaisuri CiXi. Diketahui pada tahun 1907, Tjong A Fie menerima gelar dokter kehormatan dari Universitas Hong Kong.

Pada tahun 1911, saat itu Majoor der Chinezen dari komunitas Tionghoa di medan yaitu saudara dari Tjong A Fie yaitu Tjong Yong Hian meninggal dunia, di mana mau tidak mau Tjong A Fie yang ditunjuk untuk menggantikan saudaranya menjadi Majoor der Chinezen untuk memimpin sebuah komunitas Tionghoa yang sedang berkembang di Medan.

Karena kemampuannya yang tajam dalam bekerja sama dan banyak membawa kedamaian bagi banyak masyarakat, yang membuat Tjong A Fie menerima beberapa penghargaan kerajaan dari pemerintah Kerajaan Belanda, termasuk salah satu nya adalah penghargaan Orde van de Oranje-Nassau. diketahui juga Kawan GNFI, kalau Tjong A Fie merupakan salah satu pendiri Koninklijk Instituut voor de Tropen.

Tjong A Fie adalah Majoor der Chineezen yang bijaksana dan dermawan. Dia juga berkomitmen untuk memberikan sebagian kekayaannya kepada semua orang Medan, tidak peduli agama atau ras mereka. Tjong A Fie juga membangun sekolah, rumah sakit, gereja, dan masjid di Sumatera, Malaysia, dan Tiongkok. Tjong A Fie adalah orang yang baik dan dihormati oleh masyarakat Medan karena kemurahan hatinya dalam kepemimpinan.

Tjong A Fie diketahui sudah menikah sebanyak tiga kali. Istri pertamanya yang bernama Nyonya Lie yang berada di Tiongkok. Pernikahan keduanya yang dilaksanakan dengan Nyonya Chew yang berasal dari penang dan mereka juga memiliki tiga orang anak yaitu: Tjong Kong Liong, Tjong Song-Yin, dan Tjong Kwei-Yin, namun sayangnya dia ditinggal mati oleh istri keduanya.

Istri terakhirnya yakni Nyonya Liem Koei Yap yang diketahui berasal dari Binjai, Sumatera Utara. Dia diketahui masih berumur 16 tahun ketika menikah dengan Tjong A Fie yang jauh lebih tua darinya. Mereka dikaruniai tujuh anak yaitu: Tjong Foek-Yin (Queeny), Tjong Fa-Liong, Tjong Khian-Liong, Tjong Kwet Liong (Munchung), Tjong Lie Liong (Kocik), Tjong See Yin (Noni), dan Tjong Tsoeng-Liong (Adek). Bersama dengan istri ketiganya dan ketujuh anak mereka, Tjong A Fie tinggal di rumah besar mereka hingga wafat pada tahun 1921.

Tjong A Fie meninggal pada tanggal 4 Februaru 1921 yang disebabkan oleh penyakit Ayan. perlu Kawan GNFI ketahui, Penyakit epilepsi atau ayan adalah kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang.

Epilepsi bisa menyerang seseorang ketika terjadinya kerusakan atau perubahan di dalam otak. dan sebelum Tjong A Fie meninggal dunia, diketahui beliau meninggalkan sebuah wasiat berupa seluruh kekayaan yang Beliau miliki di Sumatera maupun di luar Sumatera Utara diberikan kepada Yayasan Toen Moek Tong yang harus didirikan di Medan dan Sungkow.

Beliau juga berpesan agar yayasan tersebut memberikan bantuan keuangan kepada pemuda yang berbakat dan berperilaku baik dan memiliki ambisi untuk menyelesaikan pendidikannya.

Referensi:

https://tjongafiemansion.org/about#bio

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sumut/baca-artikel/16253/Mengenal-Bangunan-Bersejarah-Rumah-Tjong-A-Fie.html

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-epilepsi

https://id.wikipedia.org/wiki/Tjong_A_Fie

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

KE
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini