Pulau Lusi: Pulau Lumpur yang Menjadi Destinasi Wisata di Kabupaten Sidoarjo

Pulau Lusi: Pulau Lumpur yang Menjadi Destinasi Wisata di Kabupaten Sidoarjo
info gambar utama

Apakah Kawan GNFI masih ingat tentang Lumpur Panas Lapindo?

Tak terasa, tragedi ini terjadi 17 tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Mei 2006. Sebanyak 17 desa dari 3 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo harus terdampak semburan lumpur panas. Bahkan sampai saat ini lumpur masih terus menyembur dari lokasi bencana.

Terkadang, bau khas lumpur panasnya masih tercium jika melewati Jalan Raya Surabaya – Malang yang berada di samping tanggul Lumpur Lapindo. Jika penasaran, Kawan GNFI bisa naik ke atas tanggul melihat hamparan luasnya hamparan danau lumpur hasil semburan tragedi Lumpur Lapindo.

Eits, tapi kali ini, kita tidak akan membahas lebih lanjut tentang Lumpur Lapindo. Terdapat sebuah objek wisata baru yang muncul karena semburan panas lumpur tersebut. Tempat baru ini dikenal dengan nama Pulau Lusi.

Nama Pulau Lusi merupakan akronim yang diambil dari kata ‘Lumpur Sidoarjo’. Nama ini diresmikan pada tahun 2017 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan saat itu, Susi Pudjiastuti, untuk menggantikan nama Pulau Sarinah yang sebelumnya digunakan untuk menyebut pulau tersebut.

Pulau ini terbentuk di muara Sungai Porong, sungai yang dipakai untuk membuang lumpur hasil semburan Lapindo. Pulau ini dapat menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi jika Kawan sedang berada di Kabupaten Sidoarjo dan sekitarnya.

Kawan bisa membeli tiket untuk naik bus air yang menjadi kendaraan untuk sampai ke Pulau Lusi. Tiket bisa dibeli seharga Rp25.000 untuk setiap orangnya. Jika kuota sudah terpenuhi, Kawan GNFI akan diajak untuk menyusuri Sungai Porong selama kurang lebih 15 sampai 30 menit untuk sampai ke Pulau Lusi.

Bus air yang membawa wisatawan ke Pulau Lusi © Dokumen Pribadi
info gambar

Selama perjalanan dengan bus air, Kawan GNFI akan dapat melihat beragam biota alam khas pesisir Sidoarjo. Flora yang umum ditemui seperti pohon mangrove yang berjejer di sisi kiri dan kanan Sungai Porong. Selain itu, burung kuntul berwarna putih yang juga sering ditemui di sekitar wilayah tambak.

Kawan juga dapat berpapasan dengan kapal nelayan yang pergi atau berangkat mencari ikan di laut. Suatu pemandangan yang cukup menyejukkan dan menyenangkan yang dapat membuat siapapun akan sejenak melupakan panas dan kemacetan jalan raya di Sidoarjo.

Setelah sampai di Pulau Lusi, Kawan bisa mengikuti jalan setapak yang membelah di tengah-tengah sekumpulan pohon pinus dan mangrove yang umum ditemui di Pulau Lusi. Di sisi jalan setapak juga dapat ditemui kursi balok yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat dan bercengkrama dengan keluarga, teman, dan orang-orang terdekat sambil menikmati suasana syahdu Pulau Lusi.

Jalan setapak di Pulau Lusi © Dokumen Pribadi
info gambar

Terdapat beberapa bangunan yang berdiri di Pulau Lusi. Kawan GNFI dapat menemukan musala, gedung pertemuan, dan rumah penjaga. Namun sayang bangunan-bangunan tersebut terlihat tidak terawat ketika saya berkesempatan untuk datang ke Pulau Lusi. Namun ada satu bangunan yang menarik perhatian saya dan menjadi salah satu spot foto favorit di Pulau Lusi. Spot tersebut adalah gazebo yang berdiri di bibir sungai. Selain itu, jika Kawan merasa haus dan lapar, sudah tersedia warung kecil di dekat dermaga Pulau Lusi.

Mushola dan Rumah Penjaga | Sumber: Dokumen Pribadi
info gambar

Pengelola Pulau Lusi menyediakan waktu sebanyak 90 menit untuk mengeksplor setiap sudut Pulau Lusi. Jadi, tidak perlu takut kekurangan waktu saat berkunjung di sana. Jika sudah puas menyusuri pulau, Kawan akan diantarkan kembali ke titik keberangkatan dengan bus air bersama rombongan.

Ada dua cara bisa dipilih jika ingin berkunjung ke Pulau Lusi. Pertama, dengan mengikuti Sidoarjo City Tour yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Poin baiknya, Kawan juga bisa mengunjungi objek-objek wisata lain yang ada di Kabupaten Sidoarjo dengan penjelasan dari pemandu wisata.

Kedua, Kawan GNFI bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor atau mobil. Kawan bisa melewati Jalan Raya Surabaya – Malang. Setelah melewati Jembatan Sungai Porong, Kawan GNFI bisa langsung belok kanan dan mengikuti jalan sejauh 19 kilometer yang bisa ditempuh selama kurang lebih 25 menit untuk sampai ke Wisata Bahari Tlocor yang menjadi titik keberangkatan.

Berkunjung ke Pulau Lusi dapat menjadi pengalaman yang unik dan berkesan. Pulau Lusi dapat mengingatkan kita bahwa Sidoarjo tidak hanya tentang cuaca panas dan kemacetan, tapi juga tentang keindahan alam pesisir yang selama ini tidak terekspos keseharian warganya.

Jadi bagaimana Kawan? Apakah tertarik untuk berkunjung ke Pulau Lusi?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini