Jejak Mohammad Natsir yang Melawan Zionisme Melalui Diplomasi dan Tulisan

Jejak Mohammad Natsir yang Melawan Zionisme Melalui Diplomasi dan Tulisan
info gambar utama

Mohammad Natsir atau M Natsir (1908-1993) tidak hanya tokoh dan pemimpin Islam nasional tetapi juga dunia. Dirinya yang pernah menjadi Perdana Menteri di NKRI juga memainkan perannya sebagai tokoh bangsa di dunia internasional.

Natsir sebagai Ketua Umum Masyumi melakukan berbagai lawatan ke berbagai negara Timur Tengah (1952). Dia menghadiri dan pernah dipilih secara aklamasi menjadi Pimpinan Sidang Muktamar Alam Islamy di Damaskus Suriah (1956).

Ketika Keluarga Mohammad Natsir Hidup dalam Rimba Hutan pada Masa PRRI

“Dia mengerahkan solidaritas masyarakat Indonesia untuk membantu perjuangan kemerdekaan negara-negara di Afrika Utara (1956), dan melakukan kunjungan ke negara-negara timur tengah atas undangan pemerintah Saudi Arabia, Yordania, dan Kuwait,” tulis laman Hidayatullah.

Selain itu, Natsir juga begitu perhatian kepada kondisi Palestina. Dalam sidang-sidang di berbagai organisasi Islam dunia yang diikutinya, masalah Palestina tidak pernah luput dari perhatiannya.

Bukan masalah internal

Natsir termasuk yang pertama menginternasionalisasikan masalah Palestina. Baginya tidak benar propaganda Israel dan negara Barat yang menyebutkan bahwa masalah Palestina adalah masalah internal.

Natsir mencoba membuka mata dunia khususnya dunia Islam bahwa masalah Palestina adalah masalah dunia. Selain itu serangan Zionisme ini adalah bentuk dari kejahatan kemanusiaan dan penjajahan.

Kisah Soekarno-Natsir: Jejak Awal Kehangatan Dua Sahabat

“Apa yang terjadi di Palestina adalah penjajahan dan tindakan biadab atas kemanusiaan yang dilakukan oleh penjajah Zionis Israel,” tulis laman itu.

Dirinya menggunakan berbagai alat perjuangan, salah satunya media untuk mengingatkan dunia Islam soal Palestina. Dia mengarahkan perhatian dunia internasional bahwa ada kasus penistaan terhadap kemanusian yang terjadi di bumi Palestina.

Islam bersatu

Natsir dalam satu buku berjudul Masalah Palestina (1970) menjelaskan Palestina adalah masalah kaum Muslimin. Dirinya juga menyoroti orang Yahudi yang disebutnya memiliki sifat ulat di atas daun.

“Daun pisang hancur berlubang-lubang sedangkan badannya sendiri gemuk dan sehat,” ucapnya.

Sementara itu di sisi lain, kondisi bangsa Arab saat itu malah terpecah belah. Padahal upaya untuk mempersatukan negara Islam ini sudah diupayakan. Namun negara Arab merasa lebih puas untuk berjuang sendiri-sendiri melawan Israel.

Kesederhanaan Natsir, Menteri yang Jasnya Penuh Tambalan

Pada bukunya itu, Natsir optimis bahwa umat Islam Indonesia akan memiliki peran besar dalam perjuangan pembebasan Palestina. Natsir mengatakan, rakyat Palestina mempunyai harapan yang tinggi kepada Indonesia.

“Bahwa juga penting diingat, bangsa yang pertama kali mendukung moril dan materil kemerdekaan bangsa Indonesia (setelah dijanjikan oleh Jepang) jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI adalah bangsa Palestina,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini