Dampak Media Massa Dalam Gejolak Politik Di Indonesia

Dampak Media Massa Dalam Gejolak Politik Di Indonesia
info gambar utama

Perkembangan teknologi membuat media massa menjadi lebih kuat dan dominan. Media massa adalah salah satu sumber informasi yang sering dilihat atau sangat digandrungi oleh Masyarakat seperti Tv, Radio, Surat kabar, Dll. Oleh karena itu media mass aini sangat vital perannya saat ini apalagi ditahun politik yang sedang bergejolak saat ini. Masyarakat mungkin sudah sangat cerdas untuk melihat keberpihakan sebuah instansi yang mendukung salah satu capres karena Masyarakat tau bahwa pemilik stasiun Tv rata rata adalah petinggi partai bahkan ada juga pemilik partai. Bisa jadi ini menjadi taktik jitu untuk penggiringan opini ataupun membangun citra salah satu capres.

Seberapa pengaruh media massa dalam tahun politik?

Faktanya manusia lebih mudah terpengaruh apabila melihat atau mendengar, Walaupun secara tidak langsung mengajaknya. Pengaruh media massa terhadap tahun politik sangat berperan aktif, sebab Masyarakat lebih sering menggunakan media massa menjadi sarana informasi dan juga sarana hiburan. Didalam media massa memang sudah mempunyai aturan bahwa harus netral apalagi ini tahun politik. Akan tetapi memang sudah netral? Atau masih berpihak kepada salah satu? Itu Masyarakat sendiri yang menilai.

Tidak bisa dipungkiri pada tahun politik saat ini Masyarakat seakan akan meyakinkan orang lain untuk sepemahaman dengannya. Lebih sederhananya para pendukung salah satu capres akan mengajak orang lain untuk memilih pilihan yang sama dengannya. Manuver manuver politik para capres sudah sangat sering kita lihat dimana mana, seperti menjadi pemeran adzan di salah satu Tv swasta. Ini sebetulnya sudah menyalahi aturan dengan melakukan politik identitas. Ada juga capres yang dulunya sangat tegas namun sekarang menjadi lebih santai agar terkesan lebih mengayomi atau lebih dekat dengan Masyarakat dan ada juga capres yang mencari suara dengan membawa embel embel agama. Namun itulah puncaknya demokrasi di Indonesia walaupun terkadang sedikit melenceng, mungkin Masyarakat yang awam akan politikpun akan mengikuti perkembangan politik saat ini. Masyarakat bisa tau apabila melihat acara Tv yang dominan merah atau yang dominan hijau itu mendukung salah satu partai dan capres walaupun terkadang ini menjadi masalah baru karena ke sotauan mereka sendiri.

Karena hal itu media massa ini harusnya memiliki peran lebih untuk pengawasan agar tidak terjadi hal hal yang bisa memecah belah kedaulatan rakyat. Namun pengawasan media massa terutama di Tv dalam kasus capres yang menjadi pemeran dalam adzan magrib di salah satu stasiun Tv swasta, ini menurut saya sangat kurang. Masyarakat juga sering bertanya hal yang sama dengan pertanyaan saya, “ ko bisa lolos filter yang dilakukan kominfo?”. Mungkin orang orang kominfo kecolongan jadi ya wajar saja menurut saya.

Apa yang harus kita lakukan sebagai Masyarakat?

Sebagai Masyarakat yang mengikuti perkembangan melalui media massa memang sulit untuk memfilter tontonan kita sendiri akan tetapi kita sebaiknya tetap pada pendirian kita dan sebisa mungkin harus pintar memilah dan memilih mana yang sekiranya menyudutkan salah satu pihak lebih baik jangan diteruskan membaca atau menonton. Namun disinilah fungsinya ada Lembaga yang harusnya memeriksa apa yang kita tonton, akan tetapi saya sebagai Masyarakat pun tidak melihat peran yang benar benar dilakukan dengan baik.

Seiring berjalannya waktu para pendukung salah satu capres atau yang bias akita sebut Buzzer yang panatik dengan dukungannya akan terus terusan bermanuver untuk mendapatkan suara dengan bagaimanapun caranya.

Media massa online apakah lebih netral?

Dikutip dari Kominfo pada 2019 ada 47.000 media massa dengan 43.300 diantara adalah media massa online, namun kebanyaka media massa online ini belum terverifikasi dan tidak mempunyai pengelolaan yang professional dengan mengabaikan kode etik jurnalistik. “ Banyak media yang dibuat tanpa modal. Sudah seperti home industry.” Ucap ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo.

Itu berarti media massa online ini tidak bisa menjadi acuan netral pada media massa, media massa online ini mudah diakses dan siapa saja boleh mengirimkan artikelnya walaupun tidak sesuai kode etik jurnalistik. Akan tetapi tidak semua media massa online sama, masih banyak media massa online yang harus melalui proses yang Panjang seperti melewati redaktur Dll.

Lalu bagaimana cara memilih media massa online yang terpercaya? Caranya dengan melakukan riset sendiri karena apabila mencari atau searching di google itu semua media massa akan mengklaim bahwa mereka terpercaya. Jadi kita tidak bisa mendengar ucapan orang bahwa “media ini terpercaya atau media ini ga netral” namun kita diberikan kecerdasan untuk bisa memilah dan memilih. Dengan memilih sendiri media nya kita tidak akan tersesat didalam opini orang lain karena perspektif semua orang itu berbeda beda tergantung angel mana yang diambil. Jadilah pembaca yang smart bukan hanya smartphone saja yang canggih kita harus lebih canggih dan pintar dari pada itu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini