Pagelaran Wayang Kulit Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Tradisonal Yogyakarta

Pagelaran Wayang Kulit Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Tradisonal Yogyakarta
info gambar utama

Hai, teman-teman GNFI! Dalam berbagai acara, wayang kulit biasanya dijadikan sebagai tontonan. Namun, apakah kalian tahu wayang kulit juga digunakan sebagai bentuk pelestarian budaya. Untuk lebih mengetahui, mari Kawan GNFI, kita mengenal budaya wayang kulit.

Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang telah ada selama berabad-abad. Seni pertunjukan ini menggunakan boneka bayangan yang dimainkan oleh seorang dalang. Boneka wayang kulit terbuat dari kulit binatang yang dikeringkan dan diberi warna-warna cerah. Wayang kulit biasanya dimainkan pada malam hari, diiringi oleh musik gamelan dan nyanyian.

Nama "wayang kulit" berasal dari dua kata bahasa Jawa, yaitu "wayang" dan "kulit". Kata "wayang" berasal dari kata "ma hyang", yang berarti "menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa". Kata "kulit" berarti "kulit binatang yang dikeringkan".

Wayang kulit Yogyakarta adalah salah satu dari empat gaya wayang kulit yang berkembang di Indonesia. Gaya ini berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, dan merupakan gaya wayang yang paling populer di Indonesia.

Sejarah wayang kulit Yogyakarta dapat ditelusuri hingga abad ke-16. Pada masa itu, wayang kulit dibawa ke Yogyakarta oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo. Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Pada masa awal perkembangannya, wayang kulit Yogyakarta masih belum memiliki ciri khas yang menonjol. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, wayang kulit Yogyakarta mulai berkembang dan memiliki ciri khasnya sendiri.

Pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645), wayang kulit Yogyakarta mengalami perkembangan yang pesat. Sultan Agung memerintahkan untuk membuat wayang kulit dengan bentuk yang lebih ramping dan proporsional. Selain itu, Sultan Agung juga memerintahkan untuk membuat wayang kulit dengan tatahan dan sunggingan yang lebih halus dan rumit.

Observatorium Bosscha, Tempatnya Ilmu Astronomi Indonesia Dikembangkan sejak Seabad Lampau

Perkembangan wayang kulit Yogyakarta terus berlanjut hingga masa sekarang. Wayang kulit Yogyakarta telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Wayang kulit Yogyakarta memiliki ciri khas tersendiri, seperti bentuk wayang yang ramping dan proporsional, pola tatahan yang rumit, dan sunggingan yang cerah

Wayang kulit Yogyakarta memiliki berbagai macam tokoh, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri. Berikut adalah beberapa macam wayang kulit Yogyakarta yang umum dikenal:

  1. Wanda satria: Tokoh satria adalah tokoh-tokoh yang baik hati dan adil. Mereka biasanya digambarkan dengan warna kulit, putih, rambut hitam, dan mata merah.
  2. Wanda punakawan: Punakawan adalah kelompok tokoh yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Mereka adalah tokoh yang lucu dan jenaka, tetapi juga bijaksana dan penuh welas asih.
  3. Wanda raksasa: Raksasa adalah tokoh-tokoh yang jahat dan serakah. Mereka biasanya digambarkan dengan warna kulit merah, rambut hitam, dan mata putih.
  4. Wanda dewa: Dewa adalah tokoh-tokoh yang suci dan adil. Mereka biasanya digambarkan dengan warna kulit putih, rambut emas, dan mata biru.
  5. Wanda binatang: Binatang adalah tokoh-tokoh yang mewakili sifat-sifat tertentu, seperti kelicikan, kesetiaan, atau keberanian.
3 Instalasi Pengolah Air Limbah IKN Dibangun, Gunakan Teknologi Sanitasi Ramah Lingkungan

Selain tokoh-tokoh tersebut, wayang kulit Yogyakarta juga memiliki berbagai macam perwatakan, seperti:

*Perwatakan alus: Tokoh-tokoh yang memiliki perwatakan alus adalah tokoh-tokoh yang baik hati, adil, dan sopan santun.

*Perwatakan gagah: Tokoh-tokoh yang memiliki perwatakan gagah adalah tokoh-tokoh yang kuat, berani, dan tegas.

*Perwatakan luruh: Tokoh-tokoh yang memiliki perwatakan luruh adalah tokoh-tokoh yang sabar, bijaksana, dan penuh welas asih.

*Perwatakan lucu: Tokoh-tokoh yang memiliki perwatakan lucu adalah tokoh-tokoh yang jenaka dan suka menggoda.

Wayang kulit, warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai luhur, harus diperkenalkan kepada generasi muda sejak dini agar tetap lestari. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah dan sosialisasi di masyarakat.

Referensi

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit_gagrag_Yogyakarta
  • https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1458-wayang-kulit-gaya-yogyakarta
  • https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2023/10/02/510/1150375/wayang-jogja-night-carnival-gabungkan-antara-tokoh-dan-lakon-pewayanganhttps://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit_gagrag_Yogyakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini