Sejarah Rel Kereta Api Rangkasbitung-Labuan, Peninggalan Belanda yang Akan Hidup Lagi

Sejarah Rel Kereta Api Rangkasbitung-Labuan, Peninggalan Belanda yang Akan Hidup Lagi
info gambar utama

Rel kereta api Rangkasbitung-Labuan punya sejarah panjang. Jalur tersebut sudah eksis sejak era kolonial Belanda dan kini akan dihidupkan lagi.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkap rencana untuk mereaktivasi rel kereta api Rangkasbitung-Labuan di Banten. Proyek tersebut diharapkan bisa terwujud saat anggarannya tersedia pada 2025 dan tuntas pada 2028 mendatang.

"Kami berharap rencana pembangunan reaktivasi Rangkasbitung - Labuan bisa direalisasikan 2025," ujar Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta-Banten Nur Setiawan Hadi, dikutip dari ANTARA.

Rel Rangkasbitung-Labuan yang terbentang sepanjang 56 kilometer adalah jalur yang menyimpan cerita dari era kolonial Belanda. Rel yang juga melewati Pandeglang dan Menes itu dulunya adalah infrastruktur yang diandalkan sebagai penggerak ekonomi Banten.

Sejarah Perkeretaapian Di Sumatera Barat Serta Kondisinya Saat Ini

Sejarah Rel Kereta Api Rangkasbitung-Labuan

Linimasa sejarah rel Rangkasbitung-Labuan dapat ditarik hingga akhir periode 1800-an. Saat itu, perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) sedang sukses-suksesnya membangun dan mengoperasikan jalur kereta api di Pulau Jawa. Mereka pun melakukan ekspansi di wilayah Banten.

Ekspansi SS ke Banten ditandai dengan dibangunnya rel yang menghubungkan Batavia, Rangkasbitung, dan Anyer Kidul. Catatan Balai Arkeologi Jawa Barat dalam Kereta Api di Pandeglang menyebut bahwa SS mengantongi konsensi pembangunan relnya pada 1896 yang didasarkan pada Staatsblad(Stb)1896 No. 180 tanggal 15 Juli 1896 untuk lintas Batavia-Anyer dengan lintas cabang Duri-Tangerang dan Tanahabang-Gambir.

Rel Batavia-Anyer berhasil dibangun. Tak berhenti sampai di sana, SS juga membangun jalur lintas cabang ke Labuan dari Rangkasbitung. Dengan kata lain, rel di Rangkasbitung bercabang menjadi dua, satu ke Anyer dan satu lagi ke Labuan. Rel yang menuju Labuan inilah yang akan dihidupkan lagi pada 2025 nanti.

Rel Rangkasbitung-Labuan mulai beroperasi pada 18 Juni 1906 untuk melayani angkutan penumpang dan barang. Pada masanya, jalur ini berperan dalam menggerakan ekonomi Banten karena kereta api jadi andalan untuk mendistribusikan garam dari gudang-gudang yang ada di Labuan.

Rel Rangkasbitung-Labuan beroperasi 76 tahun lamanya. Pada 1982 layanan kereta api di jalur ini resmi ditutup karena kalah bersaing dengan moda transportasi darat lainnya. Sejak itu pula infrastruktur relnya menjadi terbengkalai meski masih ada.

Kini, rel Rangkasbitung-Labuan akan diaktifkan lagi guna untuk mendukung akses menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Panimbang dan kawasan pariwisata di pesisir barat Banten. Jalur ini diharapkan bisa berkontribusi bagi ekonomi Banten lagi seperti dulu.

"Kami tentu menyambut positif reaktivasi KA itu untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat," kata Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.

Helicak, Transportasi Idola Warga Jakarta yang Sekarang Tinggal Kenangan

Referensi:

  • Balai Arkeologi Jawa Barat, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Kereta api di Pandeglang. Seri Rumah Peradaban. Balai Arkeologi Jawa Barat, Jakarta.
  • https://m.antaranews.com/berita/3799647/pt-kai-reaktivasi-ka-rangkasbitung-labuan-dibangun-2025



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini