Menciptakan Kesetaraan Akses melalui Teknologi di Pelosok Negeri

Menciptakan Kesetaraan Akses melalui Teknologi di Pelosok Negeri
info gambar utama

Di era digital saat ini, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat modern. Namun sayangnya, akses terhadap teknologi masih belum merata di seluruh pelosok Tanah Air. Banyak daerah terpencil, terutama di pedesaan, yang masih belum terjangkau infrastruktur teknologi dan minim fasilitas serta literasi digital.

Akibatnya, warga di daerah terpencil kerap ketinggalan informasi dan peluang dalam berbagai bidang. Ketimpangan digital ini tentu saja tidak adil dan berpotensi melebarkan kesenjangan sosial ekonomi antara warga kota dan desa. Oleh karena itu, upaya untuk menciptakan kesetaraan akses teknologi di seluruh nusantara menjadi penting untuk dilakukan.

Artikel ini akan membahas tantangan, solusi, dan manfaat dari peningkatan akses dan literasi teknologi informasi dan komunikasi di pelosok negeri. Dengan meratakan akses teknologi ke semua lapisan masyarakat agar dapat membaca berita teknologi, diharapkan dapat tercipta kesempatan yang setara bagi semua warga negara untuk berkembang dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Inilah tantangan akses teknologi di pelosok negeri:

1. Kurangnya Infrastruktur Teknologi

Akses teknologi informasi dan komunikasi di pelosok negeri masih menghadapi tantangan kurangnya infrastruktur. Di banyak desa-desa, jaringan listrik dan internetbroadband masih sangat terbatas. Mahalnya biaya pembangunan infrastruktur di daerah terpencil yang sulit dijangkau menjadi kendala utama. Minimnya investasi swasta untuk menyediakan akses internet di pedesaan turut memperparah masalah ini.

Akibatnya, terjadi ketimpangan ketersediaan infrastruktur teknologi antara perkotaan dan pedesaan. Warga kota sudah menikmati akses teknologi berkecepatan tinggi, sementara desa-desa masih belum tersentuh sama sekali. Hambatan geografis seperti medan yang berbukit-bukit dan terpencil juga mempersulit proses pembangunan infrastruktur di pelosok negeri.

5 Perusahaan RI Teken Kontrak Bisnis Rp87,6 Miliar di Bulgaria

2. Ketimpangan Ekonomi Indonesia

Selain kurangnya infrastruktur, tantangan akses teknologi di desa juga disebabkan ketimpangan ekonomi. Tingkat kemiskinan dan pengangguran di pedesaan masih sangat tinggi. Akibatnya, daya beli masyarakat desa untuk memiliki perangkat teknologi informasi sangat terbatas. Begitu pula dengan anggaran desa yang minim, sehingga sulit mengalokasikan dana untuk pengadaan fasilitas teknologi bagi warganya.

Lemahnya akses permodalan dan literasi keuangan turut menghambat warga desa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup. Lapangan kerja berbasis teknologi informasi di pedesaan juga masih sangat jarang, sehingga sulit bagi penduduk desa meningkatkan keterampilan digitalnya.

3. Minimnya Literasi dan Keterampilan Digital

Tantangan berikutnya adalah minimnya literasi dan keterampilan digital warga desa dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi. Rata-rata pendidikan formal penduduk desa masih sangat rendah, apalagi terkait teknologi informasi. Fasilitas pendidikan vokasi di bidang teknologi juga masih sangat jarang hadir di pelosok negeri.

Akibatnya, pelatihan teknologi informasi bagi warga desa sangat terbatas. Hal ini berdampak pada minimnya pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Warga desa umumnya masih merasa kurang percaya diri untuk mengoperasikan perangkat-perangkat digital.

Solusi untuk Meningkatkan Akses Teknologi

Desa dan Kota di Indonesia
info gambar

A. Investasi infrastruktur teknologi oleh pemerintah dan swasta

Untuk mengatasi kurangnya infrastruktur teknologi di pelosok negeri, diperlukan investasi pemerintah dan swasta untuk membangun jaringan listrik dan internet di desa-desa. Pemerintah perlu menganggarkan dana APBN dan APBD untuk proyek ini. Selain itu, skema kerja sama pemerintah dan badan usaha juga bisa dilakukan, misalnya dengan pola Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer).

Swasta perlu didorong ikut menanamkan modalnya untuk pembangunan menara telekomunikasi dan jaringan serat optik di desa-desa. Insentif dan kemudahan perizinan dapat diberikan untuk mendorong partisipasi swasta. Dengan kerja sama ini, diharapkan infrastruktur teknologi di pelosok negeri dapat segera terealisasi.

Indonesia Gandeng Meta untuk Amankan Ruang Digital Pemilu 2024

B. Program pelatihan literasi dan keterampilan digital

Selain infrastruktur, diperlukan juga program pelatihan literasi dan keterampilan digital yang ditujukan khusus bagi warga desa. Program ini bisa dilakukan pemerintah bekerja sama dengan perguruan tinggi, komunitas teknologi, atau CSR perusahaan. Materinya meliputi pengenalan komputer dan internet, mengoperasikan ponsel pintar, hingga pemanfaatan teknologi untuk usaha dan keterampilan kerja.

Dengan pelatihan rutin dan berkelanjutan, diharapkan literasi dan keterampilan digital warga desa dapat meningkat. Mereka menjadi lebih percaya diri mengadopsi teknologi dalam keseharian. Pelatihan ini juga membuka peluang kerja dan berusaha di bidang digital.

C. Kerja sama lintas sektor untuk menyediakan akses terjangkau

Cara lain adalah dengan menyediakan akses internet dan perangkat teknologi dengan harga terjangkau melalui kerja sama lintas sektor. Misalnya program desa pintar dari operator seluler, penyediaan fasilitas teknologi oleh CSR perusahaan, atau bantuan fasilitas teknologi informasi dari lembaga filantropi.

Skema kredit mikro untuk pembelian perangkat juga bisa dilakukan bekerja sama dengan lembaga keuangan desa. Dengan menyediakan akses terjangkau ini, diharapkan warga desa lebih mampu mengadopsi teknologi untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Teknologi informasi kini telah menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan masyarakat modern. Sayangnya, akses terhadap teknologi di Indonesia masih sangat timpang antara warga kota dan desa. Di pelosok negeri, kurangnya infrastruktur, ketimpangan ekonomi, dan minimnya literasi digital menjadi tantangan utama.

Untuk itu, upaya sistematis dari berbagai pihak sangat dibutuhkan guna mengatasi persoalan ini. Pemerintah dan swasta perlu berinvestasi membangun infrastruktur teknologi hingga ke desa-desa. Pelatihan literasi dan keterampilan digital bagi warga desa juga krusial untuk dilakukan. Penyediaan akses teknologi yang terjangkau melalui skema pembiayaan kreatif juga bisa menjadi solusi.

Sederet Raksasa Teknologi Dunia Siap Wujudkan IKN Smart City

Dengan akses teknologi yang merata, masyarakat desa dapat meningkatkan taraf hidup, terberdayakan, dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan. Mereka tak akan ketinggalan memanfaatkan momentum bonus demografi dan peluang di era digital.

Pemerataan akses teknologi informasi ke segenap lapisan masyarakat mutlak diperlukan demi mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran bersama di Indonesia. Mari bersama wujudkan Indonesia digital yang inklusif, tanpa membiarkan satupun warganya tertinggal di era revolusi industri 4.0 ini!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini