5 Kontruksi Piramida yang Ada di Indonesia

5 Kontruksi Piramida yang Ada di Indonesia
info gambar utama

Kawan tahu gak? Piramida yang selama ini Kawan kenal hanya ada di Mesir saja, ternyata ada juga di Indonesia, lho! Nyatanya konstruksi Piramida juga dapat Kawan temui di Indonesia. Uniknya lagi, salah satu piramida yang ada di Indonesia diperkirakan sudah ada sejak 5200SM.

Nah, buat Kawan yang penasaran, berikut deretan konstruksi piramida kuno yang bisa Kawan kunjungi di Indonesia.

Gunung Padang

Pertama, ada di daerah Padang. Situs Gunung Padang ini berlokasi di Desa Karyamukti, kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penemuan situs Gunung Padang ini cukup mengejutkan lantaran para arkeolog memperkirakan situs ini dibangun antara 9.000 hingga 20.00o tahun lalu.

Bahkan, situs ini juga diprediksi lebih tua dari peradaban Mesopotamia dan Piramida Giza di Mesir, yang selama ini dipercaya dengan peradaban tertua yang ada di dunia. Situs Gunung Padang pertama kali ditemukan pada 1914 dan menjadi salah satu situs sejarah terbesar di Indonesia, dengan tinggi sekitar 220 meter, dan luasnya sekitar 29,1 hektare.

Baca juga: Sejarah Kebaya Janggan yang Elegan Dipakai oleh Jeng Yah Si Gadis Kretek

Lebak Cibedug

Lalu ada Situs Lebak Cibedug yang merupakan situs peninggalan zaman Megalitikum di Banten. Situs ini terletak di Dusun Cibedug, Kelurahan Citorek Barat, Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak. Memiliki luas sekitar 40 kilometer persegi, dan terpadan bangunan-bangunan peninggalan zaman Megalitikum berupa punden berundak, menhir, dan meja batu seperti dolmen.

Melansir dari kompas.com, punden berundak di Situs Lebak Cibedug, seperti berundak lain di kawasan BanteN dan Jawa Barat, diperkirakan dibangun pada masa bercocok tanam yang bersamaan dengan zaman Neolitikum, sekitar 2500-1500 SM.

Pugung Raharjo

Selanjutnya ada Situs Purbakala Pugung Raharjo yang terletak di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Terletak di tengah perkebunan jagung dan jauh dari pemukiman warga.

Para arkeolog memprediksi Piramida di Pugung Raharjo ini merupakan peninggalan zaman Megalitikum sekitar 2500 tahun Sebelum Masehi. Konstruksi Pugung Raharjo ini terbagi oleh tiga bagian punden berundak, yakni bawah, tengah, dan puncak. Pada sisi berundak terdapat batu-batu yang berfungsi sebagai tangga dan pembatas di sekitar piramida.

Baca juga: Misteri Air Terjun Kedung Kayang, Tempat Pertemuan Empat Tokoh Sakti

Candi Sukuh

Candi Sukuh ini berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pertama kali ditemukan oleh arkeolog pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1815.

Kawan perlu tahu, Candi yang berlokasi di kaki Gunung Lawu ini sempat dianggap cukup kontroversial lantaran bentuknya yang tidak lazim dan terdapat relief-relief berbentuk alat kelamin manusia.

Jika diperhatikan, Candi Sukuh memiliki kesamaan dengan piramida di Mesir. Salah satunya adalah bangunan gapura di muka kompleks candi. Gapura ini terlihat seperti pylon, gapura masuk piramida di Mesir. Selain mirip dengan piramida di Mesir, bentuk Candi Sukuh juga mirip dengan Piramida Aztec di Amerika Latin.

Candi Kethek

Situs Candi Kethek ini terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah. Letak candi berbentuk teras berundak seperti piramida ini sekitar 300 meter dari Candi Cetho.

Keberadaan Candi Kethek ini sudah dilaporkan sejak 1842. Namun, pemerintah baru meresmikannya pada 2005. Kawan pasti penasaran kenapa candi ini dinamai dengan Kethek? Kethek sendiri diberikan oleh masyarakat sekitar karena dulunya di sekitar candi sering dijumpai banyak kera. Kethek merupakan Bahasa Jawa yang artinya kera.

Sumber referensi:

  • https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/10/200000279/situs-lebak-cibedug-kompleks-megalitik-di-banten?page=all
  • https://www.idntimes.com/travel/destination/andry-trisandy/deretan-piramida-kuno-ini-ternyata-ada-di-indonesia-1?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini