Pedoman Etika Kecerdasan Buatan Tengah Disiapkan, Bagaimana Perkembangannya?

Pedoman Etika Kecerdasan Buatan Tengah Disiapkan, Bagaimana Perkembangannya?
info gambar utama

Kementerian Komunikasi dan Informatika saat ini tengah menyusun Surat Edaran Menteri Kominfo tentang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial. Wamenkominfo Nezar Patria menyatakan bahwa surat edaran ini akan menjadi panduan etika untuk organisasi dan perusahaan yang menggunakan AI.

Pedoman tersebut akan mencakup definisi kecerdasan artifisial, nilai umum, etika, dan kontrol kegiatan terkait AI. Tujuannya adalah membentuk tata kelola AI yang memberikan manfaat optimal.

Sebagai referensi global, UNESCO telah menerbitkan 'Recommendation on the Ethics of AI', yang diadopsi oleh 193 negara anggota sebagai kerangka Etika AI.

Dokumen UNESCO tersebut menjadi acuan pemerintah Indonesia dalam merancang tata kelola AI yang menekankan aspek keamanan, proporsionalitas, transparansi, hak asasi manusia, kesetaraan, budaya, dan keberlanjutan pada setiap tahapan sistem AI.

Wamen Nezar Patria juga memberikan contoh mengenai upaya Pemerintah Singapura yang menggunakan Singapore’s Model AI Governance Framework untuk memastikan peran manusia dalam pemanfaatan AI.

Cegah Deep Fake Kecerdasan Buatan, Bagaimana Strategi Kominfo?

"Tiongkok juga baru saja mengeluarkan regulasi terkait generative AI, dan mitigasi risiko AI terhadap ketidakstabilan sosial. Sedangkan Uni Eropa saat ini tengah memroses kerangka regulasi terbarunya, yaitu European Union Act yang akan meregulasi AI berdasarkan tingkatan risikonya," jelasnya.

Wamenkominfo mengundang pemangku kepentingan untuk memberikan masukan. Ia meyakini bahwa melalui proses yang inklusif, Indonesia dapat memiliki formula pedoman AI yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara.

"Kami tentu terbuka terhadap masukan stakeholders atas rancangan Surat Edaran tersebut. Oleh karena itu, saya meminta dukungan Bapak dan Ibu sekalian untuk menyempurnakan draft yang saat ini tengah disiapkan," ajaknya.

Lebih lanjut, ia meyakini bahwa pemanfaatan teknologi AI memiliki potensi untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa, asalkan melangkah bersama dalam menciptakan tata kelola pemanfaatan AI yang inklusif, produktif, dan memberdayakan.

"Saya sering mendapatkan pertanyaan mengenai bagaimana nantinya AI akan memberikan manfaat bagi masyarakat, mengingat tantangan yang harus diatasi tidaklah sedikit. Yang terpenting adalah kita sebagai manusia harus mempunyai keyakinan pada manusia, karena manusia pada dasarnya cerdas dan baik," tuturnya.

Merevolusi Pembelajaran dengan Realitas Virtual dan Kecerdasan Buatan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini