Kisah Bung Hatta dari Lapangan Bola: Seorang Bek Tangguh yang Sulit Ditembus Lawan

Kisah Bung Hatta dari Lapangan Bola: Seorang Bek Tangguh yang Sulit Ditembus Lawan
info gambar utama

Mohammad Hatta menghabiskan masa kecilnya di Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Di tempat dengan nuansa sejuk karena diapit oleh Gunung Merapi dan Singgalang ini, Bung Hatta tidak hanya menghabiskan waktu untuk mencari ilmu.

Suatu hari, Bung Hatta terlambat pulang karena bermain sepakbola. Dirinya kemudian dihukum neneknya, disuruh berdiri di bawah pohon jambu. Neneknya tak mengizinkan Hatta bermain sepakbola, karena satu-satunya anak lelaki di kalangan keluarga.

Kisah Sekolah Hatta yang Jadi Pelita bagi Anak-anak Banda Neira

“Kepada Hatta inilah tertumpah harapan seluruh keluarga,” tulis Solichin Salam dalam Bung Hatta: Profil Seorang Demokrat yang dimuat Historia.

Bung Hatta baru bisa bermain sepak bola dengan bebas ketika sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau sekolah menengah pertama). Dirinya bermain sepak bola di alun-alun kota, di depan Kantor Gemeente, Padang.

Bawa timnya juara

Hatta ketika itu masuk perkumpulan sepakbola Swallow. Keahlian olah bolanya mulai terasah karena biasa berlatih dan bermain di Plein van Rome (kini Lapangan Imam Bonjol). Teman-teman mengenal Bung Hatta sebagai pemain bertahan yang tangguh.

“Sukar dilewati pemain lawan sehingga dijuluki Onpas Serbaar (sulit ditembus).

Doesky Pandoe, seorang wartawan dari Padang menyebut Hatta cukup berbakat dalam bermain sepak bola. Bahkan dirinya pernah membawa klubnya juara Sumatera selama tiga tahun berturut-turut.

5 Tokoh Bangsa yang Berperan Pada Konferensi Meja Bundar

Hatta juga ditunjuk sebagai bendahara klub karena kemampuannya yang cakap dalam mengatur keuangan. Apalagi untuk bisa bermain, bolanya harus beli sendiri dari uang iran perbulan dari anggota.

“Bola harus dibeli dan uang pembeliannya harus dikumpulkan berangsur-angsur dengan jalan membayar kontribusi tiap-tiap bulan,” ujar Hatta.

Selalu bermain bola

Hatta tak melupakan kesukaannya bermain sepakbola walau sudah jadi aktivis perjuangan. Dia bermain bola bersama Sutan Sjahrir, dan beberapa tahanan politik lainnya di Boven Digul, Papua.

Mohammad Bondan dalam Memoar Seorang Eks-Diguls: Totalitas Sebuah Perjuangan masih ingat posisi para pemain yang tampil di pertandingan persahabatan itu. Ketika itu penghuni lama bisa menang dengan skor 3-1.

7 Kisah Unik Kehidupan Bung Hatta: Selevel Wapres Tidak Mampu Beli Sepatu

“Marwoto sebagai penjaga gawang, di depannya berjaga dua pemain bertahan bertahan Bung Hatta dan Burhanuddin. Tiga pemain gelandang Datuk Singo di kiri, Maskun di tengah serta Sabilal Rasad di kanan. Di depan berjejer lima penyerang yakni Suka, Bondan, Sjahrir, Lubis dan Muhidin,” tulisnya.

Seiring berjalan, Bung Hatta yang telah menjadi dwitunggal dengan Soekarno masih tetap bermain sepakbola. Walau tak lagi jadi pemain, dirinya tetap mengikuti beberapa pertandingan klub lokal maupun tim nasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini