LRT Bali Mulai Dibangun 2024, Hubungkan Ngurah Rai Hingga Mengwi

LRT Bali Mulai Dibangun 2024, Hubungkan Ngurah Rai Hingga Mengwi
info gambar utama

Bali akan segera memiliki Light Rapid Transit (LRT) dengan groundbreaking pembangunan pada awal 2024. Sesuai dengan masterplan, jalur LRT di Bali tidak hanya berada di ketinggian, melainkan juga di bawah tanah (underground) untuk mengatasi kepadatan pembangunan. Pilihan lintasan bawah tanah diputuskan oleh untuk mengatasi tantangan pembangunan yang padat.

Rencananya, LRT Bali akan membentang sepanjang 20 kilometer, dimulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai dan melintasi beberapa wilayah seperti Canggu, Cemagi, dan Seminyak. Selain itu, rutenya juga akan terhubung hingga ke Mengwi, Kabupaten Badung. Tahap pembangunan lintasan ini terbagi menjadi tiga, yaitu:

  • Fase 1: Bandara I Gusti Ngurah Rai - Seminyak (via Central Parkir)
  • Fase 2: Seminyak - Canggu
  • Fase 3: Canggu - Mengwi.

Fase 1 dari proyek ini terdiri dari dua bagian, yakni Fase 1A dari Bandara ke Central Parkir Kuta, dan Fase 1B dari Central Parkir Kuta ke Seminyak. Panjang rel untuk fase pertama proyek LRT Bali diperkirakan antara 13-17 km, meskipun perhitungan akhir belum selesai.

Bupati Bali, I Nyoman Giri Prasta, mengumumkan bahwa groundbreaking untuk Light Rail Transit (LRT) Bali akan dilaksanakan pada bulan Januari 2024. Ini akan menjadi langkah awal dalam memulai pembangunan fisik LRT pertama di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

“LRT di Januari 2024 akan melaksanakan groundbreaking, ini akan mengatasi kemacetan dari kawasan Kuta, Seminyak hingga ke Canggu,” jelas Giri sebagaimana dikutip dari Bisnis.com.

Korsel Menangkan Kontrak Studi Kelayakan, Bakal Danai Proyek LRT Bali?

Solusi kemacetan di Bali

Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah Menko Luhut menyatakan pihaknya akan memilih negara yang dapat menyediakan sumber daya dengan cepat, memiliki kredibilitas tinggi, dan memberikan penekanan pada transfer teknologi.

"Ada, sangat ada. Jadi yang jelas ada Korea, Jepang, Tiongkok. Mana saja yang mau transfer kita teknologi cepat dan murah, kita akan ambil. Jadi kita tidak ada preferensi," kata Luhut.

Moda transportasi baru ini dibangun dengan tujuan mengatasi penumpukan penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pentingnya proyek ini terlihat mengingat proyeksi bahwa pada tahun 2026, bandara tersebut diperkirakan akan melayani sekitar 24 juta penumpang per tahun.

Selain itu, LRT ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan hingga 75% di kawasan sekitar Bandara, Kuta, hingga Canggu. Kawasan tersebut memiliki tingkat kemacetan yang tinggi akibat tingginya aktivitas pariwisata dan keterbatasan jalan raya.

"Presiden (Joko Widodo) juga sudah memutuskan kita lakukan studi lanjutan untuk LRT di Bali karena kalau tidak dilakukan itu, pada 2025 Bandara Ngurah Rai akan mencapai 24 juta penumpang dan perhitungan kita itu bisa stuck (terjebak) 3 jam bila LRT tidak dibangun-bangun,” kata Luhut.

LRT ini juga dihadirkan dengan tujuan memberikan alternatif transportasi kepada wisatawan dan masyarakat, sehingga mereka tidak perlu menghadapi keluhan kemacetan di kawasan pariwisata Bali. Selain itu, keberadaan LRT yang ramah lingkungan merupakan bagian dari upaya untuk memajukan pariwisata secara berkelanjutan.

Proyek LRT Jakarta Fase 1B Dimulai, Bakal Habiskan Rp5,5 Triliun

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini