Tahukah Kawan, sejak tahun 2018, Good News from Indonesia telah melakukan survei dengan tujuan untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai aspek.
GNFI bekerja sama dengan Lembaga Survei Populik. Melalui survei ini, juga diharapkan dapat menanamkan semangat untuk menghidupkan optimisme terhadap Indonesia serta dapat menjadi acuan dalam pengembangan kebijakan pemerintah, korporasi, dan lembaga masyarakat lainnya
Survei tersebut didapatkan dari 5 wilayah besar yang ada di Indonesia dengan total seluruh responden 1.289. Adapun mereka terdiri dari 52% perempuan dan laki-laki 48%, dengan usia 24-40 tahun (Gen Y) sebanyak 58% dan usia 17-24 tahun (Gen Z) sebanyak 42%. Berikut presentase sebaran responden untuk informasi Kawan GNFI:
- Sumatra 24%,
- Kalimantan 3%,
- SulamPapua 7%,
- BaliNusra 4%,
- Jawa 61%.
Survei Indeks Optimisme memiliki 5 dimensi utama, yaitu:
- Pendidikan dan Kebudayaan.
- Kebutuhan Dasar.
- Ekonomi dan Kesehatan.
- Kehidupan Sosial.
- Politik dan Hukum.
Hasil survei menunjukkan responden optimis terhadap pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, papan, dan kebutuhan gizi pasangannya, namun pesimis terhadap pemenuhan gizi seimbang diri sendiri. Secara umum, mereka optimis terhadap perekonomian dan layanan kesehatan, namun mahasiswa dan responden yang belum bekerja kurang optimis terhadap peluang masuk ke dunia kerja.
Di bidang pendidikan dan kebudayaan, responden optimis “Kuliner Indonesia dapat diterima dunia"; namun pesimis terhadap “kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Dalam kehidupan bermasyarakat, mereka optimis dengan “Kesempatan yang sama untuk berkembang.” Namun, pesimis “etika media sosial akan membaik”. Di bidang politik dan hukum, responden pesimistis terhadap aspek politik dan hukum, terutama mengenai “berkurangnya korupsi di masa depan”.
Baca juga: Melihat Hasil Survei Indeks Optimisme Indonesia 2021
Hal ini menunjukan kepercayaan masyarakat kurang terhadap pemerintah dalam menanggulangi kasus korupsi serta dapat dikaitkan dengan hasil survei terkait permasalahan utama Indonesia KKN menempati urutan pertama, dengan begitu publik pastinya akan kehilangan rasa percaya atau semakin tidak yakin bahwa korupsi dapat teratasi atau berkurang dimasa mendatang.
Masyarakat juga menilai hukuman untuk para koruptor tidak adil. Selain itu hal ini juga menunjukan bahwa tingkat kejujuran serta amanah yang ada pada sumber daya manusia terutama bagi para pemegang kuasa serta amanah dari rakyat di Indonesia juga kurang, karena kerap terjadi kasus korupsi apalagi dikalangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Baca juga: Marak Penyalahgunaan, Ini Cara Mengecek KTP Digunakan untuk Pinjol atau Tidak
Survei indeks optimisme juga menambahkan pada aspek pemilu dengan hasil cukup optimis dan presentase tertinggi terletak pada unsur “memiliki kesempatan yang sama untuk berpatisipasi” sedangkan yang terendah pada unsur “kinerja penyelenggara Pemilu”. Di tahun politik seperti sekarang tentunya masyarakat juga memikirkan bagaimana kinerja penyelenggara pemilu pada Pemilu 2024 mendatang.
Hal ini juga dapat dikaitkan dengan hasil survei terkait permasalahan utama Indonesia KKN menempati urutan pertama, dengan begitu publik pastinya akan kehilangan rasa percaya atau semakin tidak yakin bahwa korupsi dapat teratasi atau berkurang dimasa mendatang.
Di hasil survei ini juga menerangkan bahwa indeks optimisme Indonesia sedikit mengaalami peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Namun, pada dimensi politik dan hukum mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2021.Untuk lebih jelasnya kawan GNFI dapat melihat pada gambar yang saya sertakan, ya!. Untuk melihat hasil survei indeks optimisme lainnya secara lebih rinci dapat melihat di laman Good News From Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
