Hasil Peluncuran Survei Optimisme Generasi Muda 2023 Terhadap Masa Depan Bangsa

Hasil Peluncuran Survei Optimisme Generasi Muda 2023 Terhadap Masa Depan Bangsa
info gambar utama

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa, di mana mereka seharusnya bisa menjadi tolak ukur untuk membangun bangsa Indonesia dimasa mendatang menjadi negara yang lebih maju. Semangat optimisme generasi muda akan membakar dan menunjukkan bagaimana peran generasi muda terkait ketangguhan dan kemauan dalam menghadapi berbagai tekanan dan tantangan yang ada.

Dewasa ini, kita terbantu dengan adanya generasi muda yang masih optimis dan peduli terhadap kelangsungan negara di masa yang mendatang. Terdapat kasus di mana semakin tinggi semester yang ditempuh oleh mahasiswa, maka semakin tinggi pula optimisnya. Hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa tidak sanggup dalam menghadapi perkuliahan akibat dari optimis yang tinggi.

Pada tanggal 14 November 2023, GNFI Academy berkolaborasi dengan perusahaan riset Populix untuk melakukan sebuah survei indeks "Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023" dengan tujuan dari survei ini adalah mengukur tingkat optimisme anak muda terhadap masa depan Indonesia dengan berbagai sektor.

Colenak, Tapai Bakar Khas Sunda yang Makin Dicocol Makin Enak

Survei tersebut didapatkan dari 5 wilayah besar yang ada di Indonesia dengan total responden keseluruhan sekitar 1.289 responden. Survei tersebut diantaranya terdiri dari 52% perempuan dan 48% laki-laki, dengan rentan usia 27—24 tahun (Gen Z) sebanyak 42% dan 24—40 tahun (Gen Y) sebanyak 58%. Presentasi sebaran responden yang digunakan dalam survei:

  • Sumatra sekitar 24%
  • Kalimantan sekitar 3%
  • Sulam Papua sekitar 7%
  • Bali Nusra sekitar 4%
  • Jawa sekitar 61%

Dewasa ini, masih banyak generasi muda yang optimis. Anggapan generasi muda bahwa mereka tidak bisa melakukan dan mudah sekali untuk overthingking yang mengakibatkan tingkat optimis mereka untuk menyerah semakin tinggi. Dalam servei Indeks Optimisme Generasi Muda yang dilakukan, terdapat 5 sektor utama di antaranya:

  • Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak 8,55%
  • Kebutuhan Dasar sebanyak 8,38%
  • Ekonomi dan Kesehatan 8,31%
  • Kehidupan Sosial 7,87%
  • Politik dan Hukum 5,72%
Bunuh Diri Jadi Trend di Kalangan Mahasiswa Indonesia, Kok Bisa?

Hasil survei menunjukkan bahwa dalam pemenuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan gizi terdapat optimisme responden. Secara umum, tingkat optimisme responden pada perekonomian dan layanan kesehatan dimana fokus mereka terkait peluang masuk ke dunia kerja.

Di bidang pendidikan dan kebudayaan, responden merasa optimis "Kuliner Indonesia dapat diterima dunia" namun terdapat indikasi pesimis bahwa perlu ada kontribusi dalam pengembanganya. Dalam sektor berkehidupan sosial juga memiliki permasalahan yang mirip bahwa responden optimis untuk berkehidupan sosial namun pesimis terhadap etika yang baik.

Dalam sektor politik dan hukum menjadi sektor dengan tingkatan optimisme yang paling rendah sekitar 5,72%. Persepsi responden bahwa sampai saat ini praktik korupsi di Indonesia masih banyak dan angka korupsi tinggi. Responden merasa pesimetris terkait penegakan hukum yang dijalankan di Indonesia yang tidak deskriminatif terhadap masa depan.

Dewasa ini, menunjukkan bahwa kepercayaan responden kurang terhadap pemerintah untuk menanggulangi kasus korupsi. Jika dikaitkan dengan permasalahan utama Indonesia KKN membuat responden semakin yakin bahwa korupsi belum teratasi dan juga harapan berkurangnya korupsi di masa mendatang pupus.

Mendorong Kesetaraan Gender dalam Ranah Parekraf

Saat ini, responden menganggap dan menilai bahwa pemerintah masih pro koruptor dalam beberapa kasus sehingga yang menyebabkan responden merasa bahwa pemerintah tidak amanah dalam menjalankan tugas yang diemban. Meskipun dalam sektor politik cenderung pesimetris, tetapi dalam aspek pemilu responden masih merasa optimis dengan skor 7.0 dari skala 10.

Dari hasil survei menunjukkan bahwa indeks optimisme Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Akan tetapi, dalam sektor politk dan hukum mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021. Masih ada kesempatan yang sama untuk berpartisipasi bahwa anak muda memiliki peran besar dan antusias terhadap pemilu walaupun terdapat keraguan terkait penyelenggara pemilu.

#kabarbaikuntukIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini