Generasi Muda sebagai Pioner atau Troublemaker?

Generasi Muda sebagai Pioner atau Troublemaker?
info gambar utama

Survey Optimisme Generasi Muda yang dipaparkan oleh GNFI mencakup banyak bidang yang menarik dan sangat fundamental untuk dianalisis lebih dalam mengenai respon generasi muda terhadap beberapa bidang inti yang terdapat pada sebuah komponen yang membentuk sebuah persepsi masyarakat terhadap pola aturan sebuah negara.

Survei masyarakat terkait hal sosial pada suatu negara berperan penting dalam membuka jendela wawasan terhadap dinamika sosial, masalah-masalah yang dihadapi generasi muda, kebutuhan yang perlu dipenuhi.

Fungsi utamanya mencakup pemahaman mendalam terhadap masalah sosial, evaluasi efektivitas program-program sosial, pemantauan perubahan sosial dari waktu ke waktu, identifikasi kelompok rentan, dan pengukuran tingkat kepuasan hidup masyarakat pada lapisan generasi muda yang dibatasi pada usia 17-40 tahun.

Survey optimisme ini mengarah pada generasi muda bukan tanpa alasan. Salah satu hal yang mendasarinya adalah generasi muda merupakan generasi yang memiliki keunggulan sebagai pengokoh suatu bangsa diantaranya berkaitan dengan umur produktif dalam melakukan aktivitasnya dengan efektif dan efisien, tidak kalah menarik lagi alasan dibalik survey ini juga mengarah pada bonus demografi yang terjadi di Indonesia.

Bonus demografi merujuk pada periode waktu di mana jumlah penduduk usia produktif (biasanya di antara usia 15 hingga 64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk yang berada di luar rentang usia tersebut.

Bonus demografi dapat terjadi ketika angka kelahiran tinggi dari generasi sebelumnya mencapai usia produktif, sementara angka kematian tetap rendah. Fenomena ini dapat memberikan keuntungan ekonomi dan sosial pada suatu negara jika dikelola dengan baik.

Bonus demografi ini menjadi sebuah isu hangat yang selalu menjadi perbincangan dari kalangan para pejabat negara hingga warga sipil. Seperti halnya sebuah konsep “Sebuah negara tergantung anak mudanya” sudah mendarah daging pada sebuah pemikiran lapisan masyarakat.

Konsep sebuah fenomena ini dapat dituangkan melalui sebuah fakta di antaranya yakni peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan tabungan dan Investasi, serta peningkatan pada angkatan kerja yang berpotensi pada peningkatan produktivitas ekonomi sebuah bangsa.

Beberapa prospek yang menarik telah dipaparkan diatas, namun pada beberapa jenjang keuntungan tersebut Indonesia juga mengalami tantangan terkait tantangan demografi yang berkaitan tentang pengelolaan dalam segi sumber daya manusia pada generasi muda Indonesia.

Untuk menunjang sebuah keberhasilan demografi dibutuhkan beberapa upaya penggiat yang berasal dari beberapa hal diantaranya sebuah pendidikan, pelatihan, lapangan pekerjaan, dan yang tidak kalah penting adalah dukungan dari lingkungan sebuah generasi.

Pada diskusi panelis dalam forum survey optimisme generasi muda Tahun 2023 beberapa panelis telah memaparkan pembahasan mengenai generasi muda ini sesuai dengan sudut pandang mereka. Salah satu panelis yang mengupas secara mendalam mengenai generasi muda adalah Dr. Devie Rahmawati pengajar dan peneliti tetap program studi Hubungan Masyarakat Vokasi UI.

Beliau mengkritisi terkait tugas dan tanggung jawab generasi muda yang seakan- akan dibebani untuk menjadikan sebuah negara dapat meraup keuntungan secara penuh dari bonus demografi. Selain itu, beliau juga menyayangkan pada sebuah label generasi strawberry yang dapat dimaksudkan pada kelemahan generasi muda saat ini.

Pemaparan dari beliau pada acara Peluncuran Hasil Survei Optimisme Generasi Muda 2023 pada waktu 1:12 menyatakan bahwa “Masyarakat Indonesia menganut Patro- Klien yakni anak muda melihat, menonton, menduplikasi generasi sebelumnya, yakni patronnya, lokomotifnya ialah objek yang memiliki perilaku tersebut pada bidang positif maupun negatifnya”.

Padahal, menurut beliau optimisme generasi muda untuk meneruskan dan menata sebuah negara bukan hanya tanggung jawab dari generasi muda tersebut, akan tetapi faktor pentingnya berasal dari generasi sebelumnya yang semestinya dapat menjadi sebuah ujung tombak sebuah tanggung jawab yang dilaksanakan dengan baik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini