Hidup sebagai Seorang People Pleaser

Hidup sebagai Seorang People Pleaser
info gambar utama

“Tapi kalo gak gini, nggak bakal ada temen!”

Istilah people pleaser akhir-akhir ini memang tengah menjadi topik yang banyak diperbincangkan. Ungkapan di atas menggambarkan mereka yang terjebak dalam peran people pleaser, atau orang yang selalu berusaha memuaskan orang lain.

Seorang people pleaser selalu merasa harus bisa menjadi yang diinginkan orang lain. Mereka cenderung sering menutupi perasaan sebenarnya atau selalu menyetujui untuk membantu orang lain, meski sebenarnya keberatan.

Seperti yang sudah kita ketahui, manusia memang makhluk sosial, sehingga manusia membutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Namun, keadaan tersebut seringkali disalah artikan karena sekarang sudah banyak sekali orang yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain dibanding dengan kebahagiaannya sendiri. People pleaser ini sering kali untuk mengorbankan perasaannya sendiri demi kesenangan orang lain (Mazulfa, A, 2022).

Ciri-Ciri People Pleasure

1. Sulit Mengatakan Tidak

Seorang people pleaser sulit untuk mereka untuk bilang tidak ke orang lain, meskipun sebenarnya dia sendiri merasa ingin menolak permintaan tersebut. Mereka cenderung merasa takut kalau penolakannya itu akan menyakiti perasaan orang lain. Jadi mereka selalu bilang “iya” bahkan tanpa memikirkan perasaannya sendiri.

2. Terlalu Memikirkan Omongan Orang Lain

People pleaser seringkali merasa khawatir mendapat penolakan dari orang lain. Seorang people pleaser juga memiliki keinginan yang kuat untuk dibutuhkan (Shalilah, F.N, 2020).

Tak perlu memikirkan bagaimana orang lain akan akan berpendapat apa jika kita menolaknya, kamu hanya perlu bertanya kepada dirimu sendiri sebelum melakukan sesuatu dan cobalah untuk memprioritaskan perasaan sediri.

3. Merendahkan Diri Sendiri

Menurut Myers, people pleaser memiliki pendapat jika dirinya hanya layak untuk dicintai ketika memberikan segalanya kepada orang lain. Jadi people pleaser ini percaya jika orang-orang di sekitarnya hanya perduli pada saat dirinya berguna (Shalilah, F.N, 2020).

4. Haus Validasi

People pleaser butuh validasi dari orang-orang agar dirinya merasa baik. Saking haus validasi, biasanya mereka akan berusaha keras membantu hanya untuk mendapatkan pujian. Kepercayaan diri people pleaser pun naik-turun berdasarkan bagaimana orang lain memandang mereka.

Apakah Menjadi Seorang People Pleaser Memberikan Dampak Buruk untuk Hidup Kita?

Tentu saja iya, karena jika kita terus berusaha untuk menyenangkan orang lain nanti akan menimbulkan masalah pada diri kita sendiri. Jadi, kalau kita terlalu jadi people pleaser, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi.

1. Stres Berlebihan

Tugas dan tanggung jawab menyenangkan orang lain menjadi beban untuk orang mereka yang berperan sebagai people pleaser. Kadang, mencoba untuk terus memenuhi harapan orang lain bisa bikin stres karena kita khawatir mereka nggak bakal senang atau kecewa.

2. Kehilangan Jati Diri

Hal ini dapat terjadi dikarenakan kamu terlalu sibuk mengurus keinginan orang lain sehingga lupa akan kebutuhan diri sendiri. Terlebih, kamu pasti selalu merasa kosong karena tidak tahu keinginan kamu apa, apa yang kamu sukai, dan sebagainya.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Perlu disadari, bahwa kamu tak harus mencari cara untuk menyenangkan orang lain. Kamu tidak perlu cemas dan merasa baik hanya karena pujian dan rasa terimakasih mereka. Agar terhindar dari sifat people pleaser, sebaiknya, berpikirlah terlebih dahulu sebelum menyetujui melakukan suatu hal untuk memenuhi permintaan orang lain.

Perhatikanlah terlebih dahulu apakah permintaan tersebut sengaja hanya ingin memanfaatkan kamu atau mereka bener-bener membutuhkan bantuanmu.

Tingkatkan kepercayaan diri untuk membantu diri kalian agar kalian tidak memandang bahwa diri kalian tidak penting dan hal ini bisa dilakukan dengan mulai mengikuti komunitas yang memiliki misi yang sama, menerapkan afirmasi positif, dan berbagai cara lainnya (Aliya, 2023).

Selain itu, bisa dengan cara bercerita dengan orang lain. Dengan bercerita dengan orang lain bisa saja kalian menemukan seseorang yang mengalami hal yang sama dengan kalian bahkan mereka sudah berhasil mengurangi dan menghilangkannya. Namun, jika menurut kalian masalah ini sudah mengganggu ketenangan jiwa kalian, jangan ragu untuk mencari orang yang profesional dalam bidang ini untuk berkonsultasi (Aliya, 2023).

Ingatlah, menjadi baik kepada orang lain itu penting, tapi bukan berarti mengabaikan kebutuhan dan kebahagiaan dirimu sendiri. Temukan keseimbangan antara peduli pada orang lain dan menjaga dirimu sendiri. Kamu layak mendapatkan kebahagiaan sebanyak yang kamu berikan kepada orang lain.

Jangan takut untuk menempatkan dirimu di urutan pertama dalam perjalanan hidup ini. Jadilah pahlawan dalam kisahmu sendiri, bukan hanya pelengkap dalam kisah orang lain.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini