Melihat Melimpahnya Ikan di Kabupaten Merauke, Bisakah Beri Kesejahteraan?

Melihat Melimpahnya Ikan di Kabupaten Merauke, Bisakah Beri Kesejahteraan?
info gambar utama

Ikan merupakan komoditas yang melimpah bagi masyarakat Merauke, Papua. Selatan. Hal ini ternyata berhubungan dengan kebiasaan mereka untuk melarang penebangan pohon-pohon bakau yang merupakan habitat bagi ikan.

Alexander Pelwa, salah seorang warga Kampung Wantarma menyebut karena terlalu banyaknya ikan di Merauke. Para nelayan terkadang hanya mengambil dengan menggunakan kain.

“Ya, mau bagaimana lagi, ikan terlalu banyak. Jadi setelah diambil gelembungnya, badan ikan dibuang begitu saja,” katanya yang dimuat Surya Papua.

Perdana Digelar, Festival Indonesia Timur Pukau Ribuan Pengunjung di Belanda

Menurutnya ada beberapa jenis ikan yang mudah didapatkan, mulai dari ikan kakap, puruo, kakap cina dan beberapa jenis lainnya. Tetapi tidak semua nelayan bisa menjadikan ikan itu sebagai komoditas dagangan.

Kepala Distrik Kontuar, Frederikus Beur mengakui salah satu potensi dari wilayahnya ada ikan. Karena itu pihaknya ingin menangkap peluang dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengelola ikan agar dapat dijual kembali.

“Pejabat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke hanya memberikan jaring serta alat tangkap lain. Tidak ada inisiatif melatih masyarakat mengelola ikan,” jelasnya.

Potensi yang besar

Pada 2012 lalu, disebutkan potensi perikanan di wilayah perairan Papua mencapai 23,43 persen. Hal ini dari potensi perikanan nasional yang mencapai 6,4 juta ton per tahun. Karena itu pembangunan kelautan dan perikanan sangat penting.

Pejabat Gubernur Papua kala itu, Syamsul Arief Rivai mengungkapkan Papua memiliki panjang garis pantai lebih kurang 1.170 mil. Selain memiliki potensi kekayaan ikan melimpah, wilayah ini juga mempunyai hutan mangrove yang subur.

Menengok Taman Paling Ujung Timur Indonesia

“Belum lagi potensi kelautan lainnya yang terkandung di dalamnya, seperti energi gelombang, industri garam, bahan-bahan mineral, dan lainnya,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya kelembagaan yang mengurusi kelautan dan perikanan perlu ditata lebih baik. Selain itu, harus mampu merumuskan langkah-langkah yang tepat dan strategis untuk pengelolaan sumber daya alam Papua.

Pelatihan

Karena itulah Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Merauke memberikan pelatihan cara membuat pentol ikan kepada sejumlah UMKM binaannya. Tujuan pelatihan ini untuk memanfaatkan hasil laut jenis ikan yang melimpah di Merauke.

“Sangat disayangkan kalau kurang dimanfaatkan atau terbuang percuma. Untuk itu kami mencoba membuat pelatihan,” jelas fasilitator Rumah BUMN Merauke, Amadea Sampepadang yang dimuat IDNTimes.

Amadea mengatakan dalam pelatihan ini, Rumah BUMN Merauke hanya menyediakan 30 kuota peserta. Para peserta ini yang dipilih bukanlah peserta yang sudah berpengalaman, tetapi mereka yang sama sekali belum punya pengalaman membuat pentol.

Musamus, Karya Alam yang Jadi Filosofi Hidup Masyarakat Merauke

Dirinya berharap peserta dapat memiliki produk baru untuk usaha bisnisnya. Apalagi melihat antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan. Menurutnya semangat ini bila terus dipertahankan akan menambah penghasilan keluarga.

“Mudah-mudahan apa yang sudah diberikan saat pelatihan dapat ditindaklanjuti dengan mengembangkan usaha, dan peserta mampu berinovasi menambah produk baru,” tuturnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini