Kaleidoskop 2023: Upaya Membaca Kembali Sejarah Indonesia untuk Masa Depan

Kaleidoskop 2023: Upaya Membaca Kembali Sejarah Indonesia untuk Masa Depan
info gambar utama

Sepanjang 2023, terjadi banyak peristiwa yang menggoreskan sejarah baru bagi Indonesia. Beragam peristiwa ini sebagian menjadi jawaban atas pertanyaan masa silam. Namun juga memberikan tantangan untuk dipecahkan pada masa depan.

Peristiwa yang terjadi ini merupakan bentuk dari perjuangan ratusan tahun bangsa Indonesia. Hal yang bisa menjadi awal pembentuk identitas baru masyarakat Indonesia pada masa depan.

Salah satu peristiwa sejarah yang penting terjadi pada bulan Juni ketika Pemerintah Belanda secara resmi mengakui sepenuhnya tanpa syarat bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945.

Diketahui sebelumnya Belanda menganggap kemerdekaan RI baru terjadi pada 27 Desember 1949. Ketika itu, Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia setelah melalui periode kekerasaan yang menyebabkan jatuhnya banyak korban.

Kisah Orang Eropa yang Menghidupkan Perayaan Natal di Hindia Belanda

“Belanda mengakui ‘sepenuhnya dan tanpa syarat’ bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945,” ujar Perdana Menteri Belanda Mark Rute.

Tetapi Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda, Jeffrey Pondaag menegaskan bahwa pengakuan kemerdekaan Indonesia tak boleh berhenti di situ. Ditegaskannya Belanda harus mengubah kurilulu yang menyebut istilah Hindia Belanda di buku pelajaran mereka.

Karena dengan pengakuan tersebut Belanda mengaku telah melakukan kejahatan perang. Sehingga, ucapnya, Belanda harus memberikan ganti rugi kepada bangsa Indonesia sekaligus bunganya.

“Artinya Belanda melakukan kejahatan perang pada masa perang kemerdekaan karena menyerang wilayah negara lain. Istilah Hindia Belanda yang harus dihilangkan dari semua buku, dan uang 4,5 miliar gulden (Rp504 triliun) yang dibayarkan Indonesia kepada Belanda harus dikembalikan dengan bunga yang mencapai 24 miliar (sekitar Rp1,913 triliun),” jelasnya.

Benda bersejarah dikembalikan

Setelah melakukan dua tahun dialog, pemerintah Belanda juga setuju untuk mengembalikan 472 benda budaya yang diambil dari Indonesia selama era kolonial. Penandatanganan kerja sama bilateral ini terjadi di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, Juli lalu.

Benda-benda bersejarah yang akan dikembalikan ke Indonesia antara lain harta karun Lombok yang terdiri dari 335 benda, empat arca dari Singasari, satu buah keris dari Klungkung, dan 132 benda seni modern dari Bali.

“Ini adalah pertama kalinya objek dikembalikan dalam kerangka kebijakan saat ini dan berdasarkan saran dari Komite Pengembalian,” ujar Jaef de Boer, Wakil Kepala Bidang Budaya dan Komunikasi Kedutaan Besar Belanda.

Di Balik Kemegahan Gedung Agung yang Menyimpan Memori Sejarah Yogyakarta

Masyarakat juga bisa menyaksikan benda bersejarah ini dalam pameran repatriasi yang diselenggarakan di Galeri Nasional pada 28 November - 10 Desember 2023. Pameran ini diselenggarakan untuk merayakan kembalinya benda bersejarah ke Indonesia.

Kurator Pameran Repatriasi, Bonnie Triyana mengatakan upaya ini menjadi babak baru untuk memperkuat dialog kebudayaan dan pengetahuan antara Indonesia dengan Belanda. Terutama mengembalikan benda bersejarah lain ke Indonesia.’

“Pameran repatriasi ini membuka peluang dialog, juga mendorong penelitian di dalam negeri. Melalui pameran ini, kami juga menyajikan cerita sejarah dan makna di balik artefak dan benda-benda tersebut, bagaimana perjalanan benda itu dari kawasan Nusantara dan berabad-abad ada di luar negeri,” ujarnya.

Penelitian bersejarah

Bangsa Indonesia memang tengah berupaya untuk terus menggali sejarah masa lalunya. Salah satunya adalah peradaban di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Peradaban di situs ini dipercaya adalah yang tertua di dunia.

Peneliti Danny Hilman Natawidjaja menyebut situs Gunung Padang berpotensi menjadi piramida tertua di dunia. Bahkan, jelasnya, situs tersebut kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari piramida Giza di Mesir dan Stonehenge yang terkenal di Inggris.

Pada jurnal ilmiah Archaeological Prospection tertulis situs Gunung Padang bukanlah bukit alami melainkan konstruksi berbentuk piramida berlapis. Lapisan pertama disebutnya berusia 1.000-2.000 tahun sebelum Masehi.

Arkeolog Dunia Ragukan Klaim Gunung Padang Situs Tertua di Dunia, Apa Alasannya?

Sementara itu, lapisan kedua yang terdiri dari tumpukan pecahan batuan kolom dengan panjang hingga 1 meter, berusia 5.000 - 6.000 tahun sebelum Masehi. Lapisan ketiga atau yang tertua berusia 16.000 - 27.000 sebelum Masehi.

Ahli geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini menyatakan penemuan tersebut memiliki arti luar biasa untuk sejarah Indonesia. Karena selama ini peradaban Indonesia dikatakan baru dimulai sejak Kerajaan Kutai pada abad ke 4 Masehi.

“Secara umum Indonesia seperti terbelakang, seperti anak bawang dibanding dengan India atau China yang sejarahnya lebih tua,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini