Mitos Dua Harimau Kembar yang Menjaga Situ Lengkong Panjalu

Mitos Dua Harimau Kembar yang Menjaga Situ Lengkong Panjalu
info gambar utama

Ciamis mempunyai sebuah danau yang begitu indah dengan nama Situ Lengkong Panjalu. Tetapi di balik keindahan tempat wisata dan religi ini terdapat kisah mistis mengenai dua harimau kembar.

Dimuat dari Detik, Situ Panjalu berada di Jalan alternatif dari Kawali, Ciamis yang tembus ke Gentong, Tasikmalaya. Bila datang dari arah Gentong, wisatawan bisa berbelok ke pertigaan yang menuju Pesantren Suryalaya dan meneruskan sampai ke lokasi.

Menengok Pelepasliaran Putri Singgulung, Harimau Sumatra dari Solok

Ketika sampai ke danau wisata dengan luas 57.95 hektare ini langsung disambut dengan hawa sejuk dan pepohonan rindang. Tempat parkir kendaraan cukup luas dan berhadapan langsung dengan deretan toko souvenir.

Berada tidak jauh dari tempat parkir terdapat monumen perjuangan Tentara Pelajar saat Agresi Militer Belanda I tahun 1947 yang bertempur di Panjalu. Walau monumen itu sekarang tidak terawat.

Supaya wisatawan bisa berkeliling danau, mereka perlu menyewa perahu. Sewa perahu sekitar Rp125 ribu, wisatawan bisa beramai-ramai agar bisa naik perahu sehingga harganya menjadi lebih murah.

Legenda di balik keindahan

Di tengah danau itu terdapat sebuah pulau kecil dengan nama Cagar Alam Nusa Gede. Pulau itu menjadi destinasi wisata religi karena ada makam Prabu Hariang Kencana atau Sayyid Ali bin Muhammad bin Umar.

Dirinya merupakan Raja Panjalu sekaligus penyebar Islam di Ciamis. Tetapi yang unik adalah di gerbang makam itu terdapat dua patung harimau. Patung harimau kembar ini memiliki kisah mistis.

Upaya Selamatkan Harimau Sumatera dari Kepunahan oleh Berbak Sembilang

Diceritakan oleh warga setempat, harimau kembar ini memiliki nama yakni Bambang Larang yang jantan dan Bambang Kencana yang betina. Kedua harimau ini dikenal warga sebagai Maung Panjalu, Maung artinya harimau dalam bahasa Sunda.

Dipercaya kedua harimau itu sebenarnya adalah manusia dan cucu kembar dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Si kembar ini sempat berguru kepada orang sakti. Namun keduanya melanggar aturan guru sehingga berubah menjadi harimau.

“Kedua harimau ini lantas diurus oleh Raja Panjalu saat itu dan Maung Panjalu berjanji akan menjaga kelestarian alam serta memangsa mereka yang merusak alam,” papar laman tersebut.

Banyak wisatawan datang

Hingga sekarang warga tak pernah kaget saat menemukan harimau di sekitar Panjalu. Tetapi mereka beranggapan harimau itu adalah hewan jadi-jadian. Tetapi hal ini digunakan untuk melestarikan alam terutama sumber mata air.

Apalagi masyarakat juga percaya danau itu terbuat dari tetesan air zam-zam yang dibawa oleh Raja Sanghyang Borosngora, sepulangnya dia dari tanah suci. Dirinya merupakan Raja Panjalu pertama yang beragama Islam.

Lanskap Sembilang: Mangrove, Harimau, dan Harapan Nyata Masyarakat

Peninggalan raja ini masih tersimpan di Museum Bumi Alit yang menyimpan berbagai macam peninggalan bersejarah. Seperti batu penyucian, batu penobatan, menhir serta naskah dan benda-benda peninggalan milik raja.

Selain itu peziarah juga kerap datang untuk datang ke tempat ini. Bukan hanya dari Ciamis, namun juga dari luar daerah. Mulai dari Malang, Jakarta, Madura dan masih banyak lagi dari daerah lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini