Kaleidoskop 2023: Budaya Sebagai Alat Pembangunan, Budaya Indonesia yang Kian Mendunia

Kaleidoskop 2023: Budaya Sebagai Alat Pembangunan, Budaya Indonesia yang Kian Mendunia
info gambar utama

Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Ada berbagai hal terkait kebudayaan Indonesia yang menjadi sorotan di tahun 2023 ini. Yang mana, hal ini juga berkaitan dengan bagaimana upaya untuk membuat budaya Indonesia semakin dikenal oleh masyarakat, bahkan dunia.

Setidaknya, dengan budaya Indonesia yang dapat semakin dikenal di dunia, tentunya dapat memberikan dampak yang baik pula dari berbagai aspek. Mulai dari sosial, politik, pendidikan, hingga ekonomi.

Pada kaleidoskop 2023 ini GNFI telah merangkum beberapa peristiwa kebudayaan yang menjadi sorotan selama 2023 ini.

PKN 2023: Ketika Pendidikan dan Kebudayaan Melebur dalam Satu Ruang di Muskitnas

Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Setelah sempat dilaksanakan secara daring pada pelaksanaannya yang sebelumnya, salah satu acara kebudayaan terbesar di Indonesia kembali digelar secara luring oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbudristek

PKN merupakan salah satu implementasi dari strategi pemajuan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Tak tanggung-tanggung, gelaran Pekan Kebudayaan Nasional di tahun ini pun dilaksanakan secara serentak di 40 titik atau yang disebut sebagai “ruang tamu” di berbagai daerah yang memiliki keunikan tersendiri dari setiap pameran seni, diskusi kebudayaan, serta produk-produk kebudayaan lainnya.

Yang mana, ruang tamu tersebut tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bekasi, Tangerang, Bogor, serta Kepulauan Seribu dengan dengan empat titik ruang tamu utama yaitu Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional, PT. Produksi Film Negara (Persero), dan MBloc Space.

Mengusung tema ‘Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan’. Tema ini merupakan sebuah refleksi mengenai bagaimana budaya dan alam sudah semestinya untuk berjalan beriringan.

Dalam praktiknya, PKN 2023 mengusung “Filosofi Lumbung” yang merupakan cerminan dari pengembangan konsep lumbung padi dan praktik gotong royong yang berlaku di Indonesia.

Gerakan Kalcer Kata Kota Kita: Merayakan Budaya dan Kreativitas sebagai Pemberdayaan Kota

Dengan terlaksananya PKN 2023 ini juga turut menjadi tempat bertemunya para pelaku seni dan masyarakat yang menjadi ruang untuk diskusi, bertukar pikiran, menikmati karya seni, serta menjunjung budaya sebagai alat untuk kemajuan dan pengembangan pembangunan.

Dalam kegiatan PKN juga dilaksanakan agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), menghasilkan “Kawasan Pemajuan Kebudayaan” yang jadi salah satu upaya untuk pemajuan kebudayaan kedepannya.

Bagi yang belum sempat datang ke sini, Kawan GNFI bisa melihat di Instagram @GNFI dan @goodsideid untuk menikmati tur virtual dari acara ini.

Selain itu, bisa juga membaca artikel-artikel lain soal PKN 2023 ini dengan mencari di situs web GNFI dengan kata kunci “PKN 2023” atau “Pekan Kebudayaan Nasional 2023”.

Kawasan Pemajuan Kebudayaan: Mendukung Ruang Pengembangan Budaya Sebagai Hasil PKN 2023

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi konferensi UNESCO

Sesjen Kemendikbudristek, Suharti, dalam pidatonya pada Sidang Umum UNESCO Ke-42 di Paris, Perancis pada Jumat, (10/11/2023). © Dok. Kemendikbudristek RI
info gambar

Prestasi membanggakan datang dari bahasa nasional kita. Yang mana, Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa resmi untuk konferensi UNESCO. Hal ini bermula dari pengajuan proposal untuk memperoleh pengakuan resmi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Paris, Prancis.

Pemerintah menyampaikan sepuluh penjelasan dalam proposal. Salah satunya menyebutkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, telah lama menjadi kekuatan pemersatu di Indonesia. Dengan lebih dari 275 juta penutur dari 1.340 suku dan 718 bahasa lokal tersebar di 17.500 pulau, bahasa Indonesia memfasilitasi komunikasi antaretnis.

Secara global, 3,52 persen dari total populasi dunia merupakan pengguna bahasa Indonesia dan sejak tahun 2015, bahasa Indonesia telah diintegrasikan dalam program pendidikan di 52 negara. Selain itu, dalam struktur kebahasaan, bahasa Indonesia mengikuti standar linguistik modern saat ini.

Dengan penambahan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi, Sidang Umum UNESCO kini memiliki sepuluh bahasa resmi. Enam di antaranya adalah bahasa PBB (Inggris, Prancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol), sementara empat lainnya adalah bahasa negara anggota UNESCO, termasuk bahasa Indonesia, bersama dengan Hindi, Italia, dan Portugis.

Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO diharapkan memberikan dampak positif terhadap perdamaian, harmoni, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga secara global.

Bahasa Indonesia jadi Bahasa Resmi di Sidang Umum UNESCO, Pencapaian Luar Biasa

Jamu menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Masih terkait soal UNESCO, jamu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dunia Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Hal tersebut diumumkan pada pertemuan ke-18 Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (18.COM) di Botswana pada 6 Desember 2023 pukul 09.30 pagi waktu setempat.

Penetapan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda dilakukan tanpa ada bantahan atau tanggapan dari komite maupun delegasi negara-negara peserta. Dalam sesi tersebut, jamu secara resmi terdaftar dengan nama Jamu Wellness Culture (Budaya Sehat Jamu).

Budaya Sehat Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ke-13 yang diinskripsi dalam daftar WBTb UNESCO.

Sebelumnya, Indonesia berhasil mencatatkan 12 Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO, termasuk Wayang, Keris, Batik, Angklung, Tari Saman, Noken, Tiga Genre Tari Bali, Kapal Pinisi, Tradisi Pencak Silat, Pantun, dan Gamelan.

Warisan Budaya tak Benda Indonesia Terbanyak Kedua di Asia Tenggara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini