Youth For Krakatoa, Talkshow Inspiratif oleh AIESEC in Unila dengan Pameran Budaya

Youth For Krakatoa, Talkshow Inspiratif oleh AIESEC in Unila dengan Pameran Budaya
info gambar utama

Pada tanggal 22 Desember 2023, AIESEC in Unila mengadakan Youth For Krakatoa (YFK) pertama kali, di Aula D Fakultas Hukum Universitas Lampung. Youth For Krakatoa merupakan acara yang bertujuan untuk mendorong para pemuda untuk meraih paparan internasional secara global, melampaui batas pendidikan, dan memilih tujuan yang berarti dengan terlibat aktif dalam diskusi edukatif bersama individu dan organisasi.

Tema utama yang diusung adalah “Me and YOUth : The Cultural Bridge Unite Diverse Perspective and Stories”, yang memiliki arti bahwa Youth For Krakatoa bertujuan untuk menjembatani budaya serta menyatukan beragam perspektif dan cerita sehingga di dalam diri para delegates diharapkan mereka dapat memahami keberagaman budaya.

Acara Youth For Krakatoa 2023 ini, dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, yang membuka acara dengan disampaikannya pidato oleh penanggung jawab acara, ketua pelaksana Youth For Krakatoa, Presiden AIESEC in Unila, dan Bapak M. Wendy Triwijaya, S.H., M. Hum sebagai pembina (Board of Advisor) dari AIESEC in Unila. Setelah itu acara dilanjutkan dengan menuju acara utama yang dipandu oleh Bintang Aulia sebagai Moderator.

Kegiatan pertama di Youth For Krakatoa diisi dengan talkshow oleh dua pembicara, yaitu Dewi Indah Purnamasari yang merupakan salah satu mahasiswa yang menerima program pertukaran budaya Indonesia - Korea Youth Exchange Program 2023 (IKYEP) dan Bapak M. Wendy Trijaya, S.H., M.Hum yang merupakan Head of International Services Division.

Di sesi pertama, Dewi Indah mengisi sesi dengan tema “Reverse Cultural Differences: Address the often-overlooked aspect of returning home after studying abroad and coping with reverse cultural differences”. Pada sesi ini pembicara menerangkan tentang pengalamannya selama mengikuti program IKYEP serta memberikan tips and trick kepada para peserta yang ingin mengikuti program IKYEP.

Lima Spesies dari Genus Pohon Terbesar Ditemukan di Sulawesi

Di sesi kedua, Bapak M. Wendy Trijaya, S.H., M.Hum. mengisi sesi dengan tema “Culture Immersion: Discuss the significance of cultural exchange and how studying abroad provides a unique opportunity for students to immerse themselves in a different culture.”

Pada sesi ini pembicara menerangkan mengenai program Student International MobilityUnilaCommunity yang di mana program tersebut dapat membantu para peserta khususnya mahasiswa Universitas Lampung yang ingin menimbang ilmu atau berkuliah di luar negeri. Selain itu, pembicara memberikan arahan serta bekal kepada para peserta acara mengenai persiapan dalam mengikuti program tersebut.

Setelah sesi materi dengan pembicara, terdapat sesi tanya jawab yang memungkinkan peserta yang hadir untuk terlibat aktif dapat bertanya dan berinteraksi langsung dengan pembicara. Selanjutnya Youth For Krakatoa ditutup oleh pembawa acara dan disertai dengan penjelasan terkait Call to Action yang akan dilakukan oleh peserta setelah acara berakhir.

Kemudian, setelah sesi talkshow dan tanya jawab, pada acara ini juga terdapat Exhibition Fair. Pada Exhibition Fair ini terdapat beberapa mahasiswa internasional Unila yang berasal dari berbagai negara, yaitu Jepang, Yaman, dan Mesir. Pada Exhibition Fair ini, para mahasiswa internasional Unila memperkenalkan budaya mereka melalui baju adat, senjata tradisional, makanan khas, dan lukisan yang terbuat dari serat kayu.

Sehingga dengan memperkenalkan budaya mereka kepada para peserta diharapkan mereka dapat berbagi keunikan negaranya, bertukar pengetahuan dengan para peserta yang hadir dan dapat menemukan aspek-aspek baru dari suatu bangsa.

Tarif Whoosh Gratis dan Diskon di 12 Tempat Wisata Bandung

Youth For Krakatoa ini bukan hanya tentang diskusi edukatif, tetapi juga tentang pameran budaya melalui Exhibition Fair. Sehingga diharapkan menjadi acara yang dapat membuka wawasan baru bagi para peserta yang hadir dalam acara tersebut serta dapat menjembatani para peserta agar lebih mengenal lebih jauh kebudayaan yang ada sehingga para peserta mampu berperan aktif dalam eksposur global.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AL
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini