Mengenal Langgar Jawa, Komponen dan Berbagai Jenis Arsitekturnya yang Unik

Mengenal Langgar Jawa, Komponen dan Berbagai Jenis Arsitekturnya yang Unik
info gambar utama

Apakah Kawan GNFI mengetahui apa itu Langgar? Langgar menurut KBBI adalah masjid kecil tempat mengaji atau shalat, tetapi tidak untuk Shalat Jumat.

Langgar sebagai institusi kultural Muslim Jawa memiliki beberapa elemen utama, termasuk bangunan langgar, rumah pemilik langgar, kiai langgar, dan jamaah langgar.

Fungsi langgar sendiri sangatlah banyak seperti tempat ibadah, tempat diskusi, tempat pengkajian ilmu, dan lainnya dengan fungsi inti sebagai tempat pertemuan antar masyarakat di desa.

Akan tetapi fokus artikel ini akan membahas komponen atau elemen dan juga ragam arsitektur bangunan langgar, seperti langgar tropo atau angkringan, langgar gedong, langgar cungkup atau tajug, dan langgar meru.

Bangunan Langgar

Bangunan langgar umumnya kecil dan terdiri dari tiga bagian utama yaitu pengimaman, induk ruangan, dan serambi.

Serambi menjadi tempat kentongan atau beduk sebagai penanda waktu shalat. Ada variasi jenis arsitektur, mencakup langgar tropo, gedong, cungkup, dan meru.

1. Langgar Tropo atau Angkringan

Langgar ini berbentuk rumah panggung dengan konstruksi kayu, luas sekitar 5x7 meter persegi, tinggi lantai sekitar satu meter dari tanah.

Dinding terbuat dari kayu atau bilik bambu (gedhek), dan atapnya berbentuk pelana. Serambi di bagian depan digunakan sebagai tempat jamaah menunggu waktu shalat.

Baca Juga: Langgar, Pusat Keislaman di Pedesaan Jawa

2. Langgar Gedong

Biasanya merupakan renovasi dari langgar tropo, langgar gedong memiliki fondasi batu dan dinding batu bata yang diplester.

Bangunan permanen ini menggunakan lantai keramik, menunjukkan evolusi dari struktur bangunan langgar.

3. Langgar Cungkup atau Langgar Tajug

Memiliki atap cungkup lancip, dengan genting dan usuk bambu.

Dilengkapi dengan padasan (tempat berwudhu), sumur, blandong (pancuran), dan blumbang (kolam), langgar cungkup juga memiliki alat penanda waktu shalat seperti kentongan dan beduk.

4. Langgar Meru

Memiliki atap bertingkat tiga mirip masjid agung Demak, dengan dinding campuran batu bata dan kayu jati berukir indah.

Langgar ini sering dibangun oleh orang kaya dengan ornamen, kaligrafi, dan motif bunga kuncup yang mempercantik ruangan.

Rumah Pemilik Langgar

Langgar di Jawa umumnya terletak dekat dengan rumah pemiliknya. Langgar bukan sembarang tempat, melainkan hasil inisiatif tokoh masyarakat, Muslim kaya, atau kiai kampung.

Rumah pemilik langgar bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat logistik langgar, menjadi hunian untuk pemelihara langgar, dan selaku pemilik langgar.

Kiai Langgar

Kiai memegang peran sentral dalam langgar. Sebagai pemimpin spiritual, kiai menjadi panutan dan patron bagi jamaah dalam aktivitas sehari-hari.

Kharisma kiai tak hanya berasal dari pengetahuan agamanya, tetapi juga dari kemampuan supranatural (karamah), menjadikan kedalaman ilmu dan sifat pribadi sebagai penentu pengaruhnya.

Jamaah Langgar

Jamaah langgar bukan sekadar barisan shaf shalat berjamaah. Mereka merupakan komunitas yang terikat secara cultural religious dengan langgar.

Menariknya, banyak di antara mereka yang termasuk orang-orang abangan, membentuk komunitas yang militan dan bersemangat.

Jamaah langgar melampaui makna kumpulan doa, mereka menjadi bagian hidup langgar dengan segala keunikannya.

Baca Juga: Berusia Ratusan Tahun, Langgar Gipo Rekam Jejak Perjuangan Arek Surabaya

Melalui keberagaman elemen ini, langgar di Jawa tak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan sebuah institusi yang mencerminkan keindahan arsitektur, kebesaran pemilik, spiritualitas kiai, dan vitalitas komunitas jamaahnya.

Kultural serta tradisi yang masih terjaga di beberapa langgar, menambah kekayaan budaya bangsa.

Kita patut bangga dengan langgar ini, dimana ilmu pengetahuan dan gotong royong dapat di bentuk disini. Penyebaran agama Islam pun tak luput dari peran bangunan langgar, serta kiai dan pendirinya.

Sumber Referensi: https://doi.org/10.24090/ibda.v12i1.435

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini