Mengenal Bahasa “Walikan” sebagai Slang Kota Malang

Mengenal Bahasa “Walikan” sebagai Slang Kota Malang
info gambar utama

Bahasa Walikan Malang merupakan bahasa gaul yang digunakan oleh anak muda di Malang Raya. Namun, pernahkah Kawan mengetahui bahwa bahasa walikan memiliki asal usulnya sendiri? Sejak kapan bahasa Walikan ada dan dipakai oleh warga Malang?

Bahasa Walikan berasal dari masa penjajahan Belanda, ketika pejuang kemerdekaan Indonesia menggunakan bahasa ini sebagai kode rahasia untuk menjaga keamanan. Bahasa Walikan sendiri merupakan ide yang berasal dari prajurit Gerilya Rakyat Kota (GRK), yaitu Suyudi Raharno dan sahabatnya, Wasito. Sejak Agresi Militer II Belanda pada tahun 1949, bahasa Walikan dijadikan sebagai jenis sandi atau kode di kalangan pejuang.

Walikan adalah bahasa yang ditandai oleh bentuk pengucapan dan penulisan yang terbalik dari bahasa Jawa-Malangan, Arab, Inggris, dan bahasa lainnya yang termasuk dalam struktur Jawa-Malangan. Bahasa Walikan tetap digunakan dan menjadi alat komunikasi di antara warga Malang yang berada di luar daerah. Oleh karenanya, orang-orang di luar Malang memandang dan memahami bahwa bahasa Walikan adalah bahasa khas orang Malang.

Cadangan Gas Berlimpah, Kapan Proyek Pipa dari Jatim ke Aceh Dimulai?

Dengan banyaknya penduduk Malang yang merantau, bahasa Walikan terus terjaga dan menjadi sarana komunikasi di antara warga Malang yang berada di tempat-tempat perantauan. Meskipun bahasa Walikan adalah ciri khas masyarakat Malang, tetapi ia mampu berkembang dan tidak hanya digunakan di wilayah asalnya, melainkan juga di luar Malang.

Penyebaran Bahasa Walikan di Luar Malang

Beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penggunaan bahasa Walikan di luar Malang meliputi:

Perantauan oleh Penduduk Malang

Banyaknya penduduk Malang yang merantau tidak menghilangkan ciri khas bahasa asli mereka. Warga Malang, termasuk anak-anak yang sedang kuliah di Malang, tetap menggunakan bahasa Walikan sebagai cara untuk terlihat seperti orang Malang dan dapat berinteraksi dengan baik di lingkungan setempat.

Penggunaan bahasa Walikan sebagai “slang” warga Malang

Di Malang, bahasa Walikan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan berfungsi sebagai bahasa gaul serta ciri khas masyarakat, terutama digunakan oleh anak muda dan komunitas di kota tersebut. Bahasa ini hadir dalam berbagai situasi, baik saat berkumpul dengan teman, dalam percakapan sehari-hari, maupun dalam interaksi dengan kerabat dan saudara. Pemakaian Bahasa Walikan mencerminkan solidaritas dan kekompakan antara warga Malang sehingga menjadi simbol persatuan di tengah-tengah komunitas tersebut.

Telah digunakan sejak zaman masa penjajahan Belanda

Bahasa Walikan berasal dari masa penjajahan Belanda, di mana digunakan sebagai bahasa sandi untuk menjaga keamanan. Meskipun muncul pada masa perang, bahasa Walikan terus dilestarikan dan tetap digunakan hingga sekarang sebagai bagian integral dari identitas budaya lokal Malang.

Dana Tembus Rp139 Triliun, Pemerintah akan Tambah Jumlah Penerima Beasiswa LPDP?

Dalam kehidupan sehari-hari, Bahasa Walikan digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan solidaritas, keakraban, dan sebagai wujud identitas budaya lokal, terutama di kalangan anak muda dan komunitas di Malang.

Penggunaan Bahasa Walikan di Kehidupan Sehari-hari

Bahasa Walikan di Malang digunakan dalam berbagai situasi, termasuk:

  • Percakapan sehari-hari: Bahasa Walikan menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda dan komunitas di Malang.
  • Solidaritas antarsesama: Penggunaan Bahasa Walikan menjadi simbol solidaritas dan kekompakan di antara warga Malang.
  • Identitas budaya: Bahasa Walikan tidak hanya menjadi identitas tetapi juga ciri khas masyarakat Malang yang dilestarikan dan digunakan sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya lokal.
  • Bahasa sandi: Bahasa Walikan awalnya muncul sebagai bahasa sandi atau kode selama masa penjajahan Belanda. Kini, penggunaannya mencerminkan keakraban, solidaritas, dan identitas budaya masyarakat Malang sehingga menjadi elemen penting dalam interaksi sosial dan kehidupan sehari-hari mereka.

Untuk mempelajari bahasa Walikan sendiri terdapat kamus yang dinamakan Kamus Osob Kiwalan atau yang biasa disebut Kamus Kelaban. Kamus ini merujuk kepada kosakata khas bahasa Walikan yang dapat Kawan jadikan pelajaran.

Bahasa Jawa Krama Inggil, Berkomunikasi Santun kepada Sesepuh

Beberapa kalimat terdiri dari bahasa Jawa yang dibalik menjadi kosakata Walikan, di antaranya Kolem (dari bahasa Jawa “Melok” yang berarti “Ikut”), Osop (dari bahasa Jawa “Sopo” yang berarti “Siapa”) ataupun Osob (dari bahasa Jawa “Boso” yang berarti “Bahasa”) dan masih banyak lagi.

Beberapa di antaranya menggunakan kosakata baru dimana penggunaannya lebih mudah disebut. Salah satunya terdapat kalimat Awasiham yang berarti “Mahasiswa”,ataupun Nes yang berarti “Enak.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini