Porang dan Spirulina, Produk Agro Potensial yang Sedang Fokus untuk Dikembangkan

Porang dan Spirulina, Produk Agro Potensial yang Sedang Fokus untuk Dikembangkan
info gambar utama

Pelaksanaan kebijakan hilirisasi dalam sektor agroindustri tengah jadi salah satu prioritas pemerintah. Beberapa produk yang tengah dikembangkan sebagai hasil dari kebijakan tersebut mencakup spirulina (mikroalga) dan porang.

Kemenperin membina perusahaan-perusahaan yang melakukan hilirisasi terhadap dua komoditas tersebut, salah satunya melalui fasilitasi kerja sama dengan para stakeholder terkait.

“Saat ini telah terdapat perusahaan yang berhasil memproduksi beberapa produk hilir berbasis Spirulina, meliputi superfood (suplemen dan kopi), superskin (masker wajah), dan supernature (pakan). Produk-produk yang telah dipasarkan tersebut memerlukan perluasan jaringan pasar, termasuk bekerjasama dengan industri pakan,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro dikutip dari keterangan resmi.

Mereka bersama-sama tengah mengembangkan produk biskuit menggunakan Spirulina sebagai bahan baku, yang kaya akan protein. Produk ini dirancang sebagai sumber nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta sebagai langkah pencegahan stunting.

“PT Alga Bioteknologi Indonesia mempunyai target untuk menguasai pasar Eropa dan masih mencoba target 10% pasar dalam negeri melalui skema kerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan, seperti Universitas Diponegoro dan Universitas Setia Budi,” lanjut Putu.

Di samping itu, CV Tri Mitra Agro Semarang, sebuah perusahaan yang dibina oleh Kemenperin untuk melaksanakan hilirisasi porang. Produk utama perusahaan ini adalah chip porang, yang telah berhasil diekspor ke berbagai negara termasuk Tiongkok dan Jepang.

Mengenal Porang, Umbi Asli Indonesia yang Kaya Manfaat

Putu menyatakan bahwa Kemenperin memberikan dukungan untuk memfasilitasi pengembangan produk lain oleh perusahaan tersebut.

Salah satu inisiatifnya adalah pengembangan tepung glukomanan, yang saat ini sedang dalam tahap pengujian untuk mencapai ukuran partikel yang lebih halus (120-150 mesh) dan meningkatkan kadar glukomanan hingga 90%, dibandingkan dengan kadar manan saat ini yang sebesar 70%.

Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh Kemenperin adalah dengan memfasilitasi kerjasama penelitian bersama dengan IPB University, Bogor.

Melalui Kemenperin, pemerintah aktif mendorong peningkatan penggunaan glukomanan dalam negeri melalui berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan Business Matching antara industri tepung glukomanan dan industri pengguna di dalam negeri.

Salah satu aspek krusial dalam kegiatan ini adalah penyelarasan spesifikasi tepung glukomanan yang dibutuhkan oleh industri pengguna domestik dengan produk yang dihasilkan oleh industri.

“Kemenperin juga mendukung kerja sama antara industri pengolahan porang dengan perusahaan kosmetik guna pembuatan masker wajah, serta industri potensial lainnya untuk perluasan jaringan pasar,” pungkas Dirjen Industri Agro.

RI Mau Rajai Perdagangan Lobster, Begini Prospeknya di Pasar Global

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini