8 Perusahaan Indonesia yang Menerapkan Green Business dan Sustainable Practices

8 Perusahaan Indonesia yang Menerapkan Green Business dan Sustainable Practices
info gambar utama

Dari hasil Survei CNBC Indonesia Green Businees Ratings 2023 lalu, ada 8 perusahaan dengan bidang berbeda yang ternyata berupaya untuk mengurangi dampak negatif untuk lingkungan di Indonesia.

Penerapan prinsip bisnis hijau atau berkelanjutan ini jadi tren di kalangan korporasi, akibat banyaknya tuntunan publik dan kesadaran perusahaan buat memakai proses operasional ramah lingkungan di bisnis mereka.

Di bidang energi dan pertambangan misalnya, PLN, Bayan Resources, Pertamina dan Adaro Energy Indonesia masuk nominasi itu. Sementara di bidang perbankan ada Bank Mandiri, Bank DBS Indonesia dan Bank Central Asia (BCA) juga masuk rating CNBC Indonesia Green Businees 2023.

Yang terakhir, PT Perkebunan Nusantara III menjadi bidang perkebunan yang masuk 8 besar bisnis hijau itu.

Kok bisa ya? Padahal Industri seperti manufaktur, pertambangan, dan pertanian punya dampak lingkungan yang besar. Sedangkan proses operasional perbankan juga menghasilkan limbah, seperti kertas, elektronik, dan plastik.

Kawan, industri-industri ini sekarang berusaha menerapkan transisi energi lewat peningkatan energi baru terbarukan (EBT) secara pesat dan efisien. Penasaran apa saja kontribusi beberapa perusahaan tersebut? simak ulasan berikut ya.

Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sekarang memakai teknik Co-Firing. Teknik ini merupakan sebuah teknologi substitusi batu bara dengan bahan bakar biomassa pada rasio tertentu. Biomassa bersumber dari tanaman energi, limbah perkebunan, limbah pertanian, limbah pertukangan, bahkan hingga sampah domestik.

PLN menggunakan teknik Co-Firing yang memakai dua atau lebih meterial pembakaran, jadi penggunaan batu bara bisa dikurangi, dan digabung bersama biomassa alternatif yang ramah lingkungan.

Sepanjang tahun 2021, pencapaian kapasitas total pembangkit yang menggunakan Co-Firing biomassa mencapai 296 MW atau tercapai 296%, melebihi target awal sebesar 100 MW. PLN kini telah menerapkan teknologi ini di 26 lokasi, menghasilkan energi Co-Firing sebesar 215,7 GWh.

Suplai Biomassa untuk Energi Sebagai Upaya Mengurangi Pemanasan Global di Indonesia

Bank Mandiri

Di sektor perbankan pada tahun 2023, Bank Mandiri berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menerapkan EBT. Bank Mandiri menjadi pelopor di Indonesia dengan meluncurkan kartu ramah lingkungan, seperti kartu prepaid (e-money) dan kartu debit dari plastik daur ulang (R-PVC), serta cardless credit card yang berpotensi mengurangi emisi sebesar 2.250 ton CO2 eq per tahun.

Tak hanya itu Bank Mandiri juga berhasil mengurangi penggunaan kertas sampai 1.000 ton.

PT Perkebunan Nusantara III (PTPN)

PT Perkebunan Nusantara III, atau dikenal sebagai PTPN, dalam operasional usahanya fokus pada kegiatan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.

PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN sudah mengelola energi dan limbah cair dan padat, B3 maupun non B3 dengan lebih ramah lingkungan. PTPN juga memakai pembangkit EBT berbasis tenaga air/hidro sebanyak 10 unit dengan total kapasitas 17,14 MW.

PT Pertamina Persero

PT Pertamina (persero) sebagai perusahaan negara minyak dan gas terbesar Indonesia telah menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan hijau. Pertamina menerapkan strategi pengembangan EBT dalam delapan inisiatif, yaitu:

  • Pada tahun 2020, pemanfaatan energi panas bumi meningkat pesat dari 672 MW menjadi 1.128 MW, mencatat pertumbuhan sebesar 67,8%.

  • Di wilayah geothermal, digunakan green hydrogen dengan potensi produksi sebanyak 8.600 kg per hari.

  • Joint venture Indonesia Battery Company (IBC) dalam pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) dan sistem penyimpanan energi menetapkan target produksi dari 0,2 GWh pada 2022 menjadi 140 GWh pada 2029, beserta ekosistemnya.

  • Proyek gasifikasi untuk pembangunan pabrik metanol di Dumai dengan kapasitas 1000 KTPA yang beroperasi pada 2025 memiliki potensi offtake dari Nunukan (650 KTPA pada 2026), Bituni Pupuk Indonesia (1.800 KTPA pada 2026), dan Jambaran Tiung Biru.

  • Pengembangan EBT melibatkan produksi Dimeethy Ether (DME) dengan kapasitas 5.200 KTPA yang beroperasi pada 2025, serta peningkatan kapasitas pembangkit dari tahun 2020 hingga 2026 melalui panel surya PV (4-910 MW), tenaga angin (225 MW), dan tenaga air/hidro (200-400).

  • Penerapan konsep ekonomi karbon di beberapa daerah melibatkan metode recycle (biomassa dan biogas), reduce (Solar, PV, EV, LNG Bunkering), dan reuse (CO2 untuk EOR dan metanol).

  • Kilang ramah lingkungan atau green refinery dengan kapasitas 6-100 KTPA dijadwalkan beroperasi pada tahun 2025.

  • Bioenergi pembangkit biomassa/biogas 153 MW, bio blending gas oil & gasoline, biocrude, algae, dan etanol 1.000 KTPA onstream tahun 2025.

Valorisasi Limbah Biomassa untuk Energi di Indonesia

PT Adaro Energy Indonesia Tbk

PT Adaro Energy Indonesia Tbk sebagai perusahaan energi yang terintegrasi bertujuan mengembangkan kegiatan usahanya menuju masa depan yang lebih baik. Untuk mencapai ekonomi hijau, Adaro mengambil beberapa tindakan, di antaranya:

Pendirian smelter aluminium dengan kapasitas 500 ribu ton oleh Adora memiliki potensi untuk mendukung industri hilirisasi aluminium yang dapat menjadi sumber bahan baku untuk teknologi energi hijau, seperti kendaraan listrik, pembangkit listrik tenaga angin, dan surya.

Selain itu, Adora juga menginisiasi Proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui Perusahaan Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Adaro. Melalui Adaro Power bersama Total Eren dan Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 70 MW di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan sistem penyimpanan energi baterai sebesar 10 MW.

PT Bank Central Asia Tbk

Bank BCA telah mengambil inisiatif dalam berbagai bidang, termasuk pengembangan digital, transformasi sistem kerja internal menjadi digital, penggunaan gedung ramah lingkungan, dan upaya pelestarian lingkungan.

Keberhasilan inisiatif ini terlihat dari pencapaian positif, dengan pengurangan emisi karbon mencapai 1.995,8 ton CO2, mengalami peningkatan sebesar 125% dibandingkan tahun 2021. Bank BCA menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendorong daur ulang sampah, yang telah berhasil mengelola 518,1 ton limbah dengan metode daur ulang. Jenis limbah yang terkelola meliputi 436 ton arsip, 48,5 ton sampah non-organik, 22,7 ton mesin EDC rusak, 7 ton mesin cartridge ATM rusak, 3,3 ton kartu tidak terpakai, dan 0,5 ton seragam tidak terpakai.

Pemanfaatan limbah arsip dan sampah non-organik berhasil menyelamatkan 29 ribu pohon dan mengurangi emisi karbon sebesar 348,9 ton CO2.

Pengurangan emisi juga terjadi melalui transaksi perbankan digital, seperti mobile banking m-BCA, myBCA, internet banking, dan contact center Halo BCA, yang telah menangani 7,2 juta layanan dan setara dengan penghematan emisi karbon sebesar 1.458,3 ton CO2.

Kawan GNFI, industri besar punya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, karena proses bisnis yang tidak bertanggung jawab lingkungan, bisa membahayakan kesehatan dan merusak alam.

Dengan menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan, insudtri besar bisa berkontribusi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia Punya Potensi Besar untuk Biomassa Sawit, Prospek Ekonomi Masa Depan?

Sumber:

  • https://www.cnbcindonesia.com/research/20230520133015-128-439016/ini-dia-8-perusahaan-green-business-terbaik-2023?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini