Valorisasi Limbah Biomassa untuk Energi di Indonesia

Valorisasi Limbah Biomassa untuk Energi di Indonesia
info gambar utama

Saat ini, biomassa menjadi salah satu primadona sebagai bahan baku di sektor energi, khususnya di Indonesia sebagai negara dengan kaya sumber daya alam.

Biomassa merupakan senyawa organik yang berasal dari tanaman darat ataupun laut. Tersusun atas senyawa utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin, pati, gula, minyak, lemak, wax, protein, dan berbagai macam zat ekstraktif lainnya.

Biomassa dikenal sebagai sumber energi terbarukan dengan kualitas rendah karena sangat rumit dalam proses pemanfaatannya. Berdasarkan Mebi.id, pada sumber perolehannya, biomassa dibagi menjadi3 kategori, yaitu sebagai Hutan Tanaman Energi (HTE), limbah produk kehutanan dan pertanian, serta residu limbah.

Produk biomassa berasal dari HTE berupa serpihan kayu industri, pelet kayu, tebu, karet, kelapa, sekam, jagung, singkong. Adapun untuk industri kelapa sawit berupa cangkang, serat, tandan kosong, pelepah dan batang sawit. Sumber biomassa HTE biasanya berasal dari perkebunan milik BUMN, pribadi, ataupun komunitas perkebunan.

Kholidin, Penjual Bubur yang Jadi Wakil Indonesia di Paralimpiade Paris 2024

Tantangan penggunaan jenis biomassa ini, yaitu harga premium karena permintaan yang bersaing. Jumlah potensi biomassa yang besar berbanding lurus dengan limbah biomassa yang dihasilkan. Produk limbah kota bisa diperoleh dari pembuangan limbah yang berasal dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Tantangan jenis limbah ini yaitu kurangnya pabrik pengolahan serta proses yang tidak sesuai standar.

Valorisasi limbah biomassa adalah penambahan nilai dari suatu produk supaya bisa dimanfaatkan lebih luas. Indonesia kaya potensi bioenergi dari sumber biomassa yang apabila dikonversi menjadi listrik setara 56,97 GW. Berdasarkan pemaparan

Dalam pemaparan Mebi.id, Trois Dilisusendi, Koordinator Investasi dan Kerjasama bionenergi, pemerintah Indonesia berkomitmen dalam transisi energi menuju NZE (Net Zero Emission) pada tahun 2060.

Terdapat 4 strategi percepatan EBT yang dilakukan pemerintah untuk mencapai NZE, yaitu :

  1. Substitusi Energi Primer/Final. Tetap menggunakan eksisting teknologi; Biodiesel (B30), biohidrokarbon, cofiring biomassa pada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).
  2. Konversi Energi Primer Fosil. Terjadi penggantian teknologi pembangkit/konversi. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ) atau PLTU digantikan dengan PLT EBT
  3. Penambahan Kapasitas EBT untuk memenuhi demand baru, fokus kepada PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
  4. Pemanfaatan EBT Non Listrik/Non-BBN (biobriket, biogas, dan biometana/bio-CNG (Compressed Natural Gas).

Di antara 4 strategi tersebut, terdapat banyak peran biomassa. Indonesia menargetkan penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan) sebanyak 31% dengan realisasi pada tahun 2021 telah mencapai 11, 70%. Biomassa menjadi salah satu sumber energi utama selain PLT (Pembangkit Listrik Tenaga) Bioenergi dan biogas dalam pengembangan bioenergi, yaitu dengan target 8, 4 juta ton biomassa pada tahun 2025.

Pengembangan Baru Kawasan Wisata Borobudur, Makin Apik dengan Berbagai Daya Tarik

Pada tahun 2023 ini, pemanfaatan biomassa masih berada pada angka 7,7 juta ton. Pada tahun 2050, biomassa akan berkontribusi hingga 10% di industri pembangkit. Hal ini terdapat pada pemaparan oleh PLN pada tahun 2022.

Dalam buku Top Chemical opportunities from carbohydrtae biomass pada bab A chemists’s view of the biorefinery, disampaikan valorisasi limbah biomassa bisa melalui proses konversi energi. Proses konversi energi dibagi menjadi 3 proses yaitu secara termokimia, biokimia, dan kimia. Konversi termokimia di antaranya pirolisis, pembakaran, gasifikasi, dan karbonisasi hidrotermal. Pendekatan kedua, yaitu biokimia meliputi proses fermentasi dan digestifikasi anaerobik. Pendekatan terakhir yaitu secara kimia biasanya melalui proses katalitik.

Selain itu, terdapat pengelompokan berdasarkan generasi proses konversinya. Contoh untuk hal ini yaitu pembuatan biodiesel dari minyak nabati. Proses generasi pertama merupakan proses konversi dengan cara ekstraksi adalah dengan esterifikasi dan transesterifikasi. Generasi satu setengah dengan proses hidrodeoksigenasi dan isomerisasi, serta generasi kedua menggunakan bahan baku biomassa padat (kayu) dengan proses pirolisis ataupun gasifikasi.

Pembangkit listrik tenaga uap | Foto: Denfran @pixabay.com
info gambar

Pemanfaatan biomassa dalam industri PLTU dilakukan melalui teknologi cofiring. Selama ini, pembangkit listrik menggunakan tenaga batubara. Cofiring biomassa memanfaatkan bahan bakar biomassa sebagai pengganti sebagian batubara sambil tetap memberhatikan kualitas bahan bakarnya.

Pada penjelasan oleh PLN tahun 2022, terdapat 4 sumber biomassa utama yang telah dimanfaatkan dalam proses cofiring ini, yaitu serbuk gergaji 275 ribu ton, serpihan kayu 5 ribu ton, cangkang sawit 3 ribu ton, dan BBJP (Bahan Bakar Jumputan Padat) bahan bakar dari pengolahan sampah sebanyak 2 ribu ton.

Pada tahun 2025, program ini akan dilaksanakan di 113 unit PLTU dengan kapasitas 18.664 MW. Membutuhkan 8,06 juta ton biomassa kayu dan 0,96 juta ton pelet berdasarkan sampah kota.

Perjalanan pemanfaatan limbah biomasa untuk energi di Indonesia masih panjang. Berbagai strategi percepatan EBT ditetapkan dan akan terus berkelanjutan. Setidaknya hingga tahun 2060, di mana target NZE ditetapkan. Indonesia dalam presidensi G20 berkomitmen dalam sektor energi akan melangkah maju salah satunya dengan pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk biofuel.

Pengembangan 5 Daerah Wisata Prioritas Terus Digencarkan, Bantu Tingkatkan Kesejahteraan

Sumber:

  • https://hdl.handle.net/11617/4060
  • https://www.researchgate.net/publication/262537044_Top_Chemical_Opportunities_from_Carbohydrate_Biomass_A_Chemist%27s_View_of_the_Biorefinery?enrichId=rgreq-26733391518c6bc6baf2a55c286ebfb6-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzI2MjUzNzA0NDtBUzoxMDA5OTMzNDk5ODAxNjVAMTQwMTA5MDA5OTM5NQ%3D%3D&el=1_x_2&_esc=publicationCoverPdf
  • https://mebi.or.id/wp-content/uploads/2023/02/BIOMASS-CO-FIRING-PROGRAM-TOWARDS-NET-ZERO-EMISSION_PLN-EPI.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini