Rajaban, Tradisi Kesultanan Kanoman Cirebon untuk Memperingati Isra Miraj

Rajaban, Tradisi Kesultanan Kanoman Cirebon untuk Memperingati Isra Miraj
info gambar utama

Bagi umat Islam, Isra Miraj adalah hari penting yang bersejarah. Oleh karena itu, Isra Miraj lazim diperingati di berbagai belahan dunia.

Isra Miraj merupakan momen perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang dimulai dari Masjidil Haram di Mekkah. Dari sana, Nabi Muhammad menyambangi Masjid Al-Aqsha di Palestina, lalu lanjut menuju langit tertinggi yang disebut Sidratul Muntaha. Pada malam di mana perjalanan itu terjadi, turun pula perintah untuk melaksanakan salat lima waktu.

Di tengah masyarakat Indonesia, ada beragam tradisi dalam memperingati Isra Miraj. Salah satunya adalah rajaban yang biasa dilaksanakan oleh Kesultanan Kanoman Cirebon.

Lestarikan Tradisi Berkat Raksasa, Warga Kebumen Rela Habiskan Jutaan Rupiah

Mengenal Rajaban

Rajaban dilakukan pada malam 27 Rojab yang tempat yang disebut Langgar Alit. Rajaban diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari Sultan hingga rakyatnya.

Seperti dicatat Naila Farah dalam IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya saat rajaban diselenggarakan, sultan dan masyarakat akan berkumpul untuk bersama-sama mendengarkan kisah Isra Miraj yang dibacakan oleh penghulu keraton. Selain itu, ada pula sesi makan bersama dengan menu nasi bogana.

Rajaban diawali dengan keluarnya panca pitu, yakni para kerabat dan abdi dalem keraton yang bertugas menyiapkan segala keperluan rajaban. Setelah tempat, makanan, dan hal lainnya siap, panca pitu akan melapor kepada sultan dan Pangeran Kumisi bahwa Rajaban siap dilaksanakan.

Setelah laporan diterima dan sultan memerintahkan rajaban dimulai, giliran penghul, sultan dan Pangeran Kumisi yang keluar. Setelah semua berkumpul, barulah acara rajaban dimulai dengan tawasulan.

Dipimpin oleh penghulu, tawasulan dilakukan dengan mengirimkan doa kepada para nabi, wali, dan leluhur dengan mengharapkan berkah dari Allah SWT. Tawasul sendiri sendiri berasal dari kata washala-yuwashilu dalam Bahasa Arab yang artinya "Segala sesuatu yang dapat menyampaikan serta mendekatkan kepada sesuatu".

Selesai tawasulan, dibacakanlah cerita tentang Isra Miraj oleh penghulu. Cerita tersebut tertuang dalam Babad Isro Mi’raj yang ditulis dalam bahasa Cirebon kuno menggunakan aksara Arab pegon setebal 77 halaman.

Jika Babad Isro Mi’raj telah dibacakan sampai habis, tibalah sesi terakhir yang sekaligus menjadi penutup acara rajaban, yakni doa dan makan bersama. Penghulu akan memimpin pembacaan doa, lalu sultan dan keluarga meninggalkan lokasi rajaban sementara masyarakat tetap berada di tempat untuk makan-makan.

Kenapa Saat Imlek Wajib Makan Mie Tapi Dilarang Makan Bubur?

Referensi:

  • Farah, N. (2018). Nilai-Nilai Filosofis Dalam Tradisi Rajaban Di Kesultanan Kanoman Cirebon. IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 16(2), 303-327.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini