HUT ke-45 SPENTRI, Lestarikan Budaya Melalui Lomba Nyurat Lontar

HUT ke-45 SPENTRI, Lestarikan Budaya Melalui Lomba Nyurat Lontar
info gambar utama

Pada Jumat (16/2/2024), SMPN 3 Denpasar ( SPENTRI ) merayakan HUT ke-45. Untuk serangkaian HUT kali ini, SPENTRI mengadakan lomba akademik dan non-akademik. Pada ajang perlombaan non akademik, terdiri dari berbagai cabang lomba, mulai dari Makendang Tunggal, Tari Baris Tunggal, Tari Condong, Magender Berpasangan, Melukis, Nyurat Aksara Bali, Puisi Bahasa Indonesia, Pop Solo, Pidarta Bahasa Bali, Macepat, Merindik Berpasangan, dan Story Telling.

Salah satu lomba yang menjadi perhatian adalah Nyurat Lontar. Dari data absensi peserta, terpantau lomba ini diikuti 23 kepala, mulai dari kelas 4 SD hingga kelas 6 SD.

Solusi Antidepresi, Suplemen Seledri dan Jeruk Bali oleh Mahasiswa IPB

Nyurat Lontar Aksi Pelestarian Budaya yang Masih Lestari

Bali dikenal dengan budayanya yang adiluhung. Kebudayaan Bali sangat menjadi daya tarik wisatawan datang ke Bali. Mengapa demikian? berbicara teknologi, kita rasanya sudah jauh terpental dengan Jepang, Amerika, dan Cina. Maka dari itu, yang menjadi daya tarik wisatawan adalah kebudayaan Bali yang masih lestari hingga kini.

Di Bali keberadaan Lontar sudah menemui secercah cahaya. Melalui lomba yang diadakan oleh SMPN 3 Denpasar, atas antusias murid SD kita mengetahui bahwasannya generasi lontar tidak putung. Jauh dari harapan juara, banyak peserta yang datang dengan alasan melestarikan budaya Bali, khususnya adalah Lontar.

Dengan adanya peserta yang lumayan banyak, sudah menjadi ramalan untuk kebudayaan kita yang tetap lestari di masa kini. Ini menjadi modal untuk Bali, generasi muda menjadi benteng untuk agen pelestarian Kebudayaan di Bali.

Dukungan Orang Tua sebagai Modal Utama GenerasiEra Kini

Antusias peserta yang terbilang banyak, tidak jauh dari peran orang tua yang menjadi support systems peserta didik yang mengikuti perlombaan ini. Orang tua yang datang pun rela meluangkan waktu kerjanya untuk menemani buah hatinya.

Walaupun cuaca yang sangat anomali, hujan hingga panas tidak menjadi alasan orang tua untuk setia menemani anaknya. Mau tidak mau, orang tua menjadi penyemangat yang harus menjadi manusia yang setia untuk disamping anaknya.

Jembatan Tukad Bangkung, Jembatan Tertinggi se-Asia Tenggara yang Ternyata Ada di Bali

Dengan adanya faktor dukungan dari otang tua, maka anak yang memiliki hasrat untuk mengikuti lomba ini jadi nambah semangat. Langkah yang tepat bagi orang tua untuk mengenal bakat dari anaknya, terlebih kali ini lomba diadakan tingkat SD, sehingga bakat anak-anak ini sudah terlihat sedari dini. Jadi, bakat yang dimiliki menjadi mudah untuk terus diasah ketimbang anak yang belum terlihat bakatnya.

Guna menciptakan generasi emas, maka orang tua sangat diperlukan untuk memberikan stimulus berupa sokongan untuk anak agar anak mampu untuk tumbuh berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya. Maka dari itu, sinergi anak dan orang tua sangat diperlukan guna mempercepat cita-cita anak yang menjadi tonggak penerus kebudayaan nusantara agar tetap lestari kini hingga nanti.

Tajuk Lomba yang menjadi Kunci Kader Pelestarian Kebudayaan

SMPN 3 Denpasar terletak di Jl. Jepun No.5, Dangin Puri Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Sebagai salah satu sekolah yang terletak di jantung ibu kota Denpasar, tentunya ini menjadi intansi yang bergensi.

Di balik ketenaran SMPN 3 Denpasar yang terkenal dengan akademik yang baik, bahkan tercium sampai tingkat nasional, SMP 3 Denpasar juga terkenal dengan sumber manusia yang menjadi bibit kader pelestarian kebudayaan.

Dengan menyambut HUT ke-45 Tahun SMPN 3 Denpasar, lomba-lomba non-akademik yang diadakan menjadi bukti, bahwa SMPN 3 Denpasar bukan hanya memperhatikan sisi akademik saja, melainkan menyeimbangkan dari lini non-akademik atau seni dan budaya.

Ini menjadi bukti nyata, Kota Denpasar tidak kekurangan SDM yang berbakat dalam kesenian dan kebudayaan. Banyak partisipan murid untuk dapat mengikuti perlombaan yang diadakan oleh SMPN 3 Denpasar pada tahun ini.

Harapannya, ke depannya lomba seperti ini bisa terus dikembangkan agar setiap tahun tetap diadakan untuk menjadi ajang bergengsi bagi anak-anak SD untuk mengukur kemampuan daalam melestarikan kebudayaan Bali.

Festival Musik "Pesta Bergoyang" Ajak Wisatawan Berdendang di Pulau Bali

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IH
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini